4 Mei 2024

Dimensi.id-Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan diturunkanya Al-Qur’an. Bulan Ramadhan adalah kesempatan emas bagi seluruh umat Islam, karena sesungguhnya Allah akan melipatgandakan pahala, membuka selebar-lebarnya pintu untuk bertaubat kepada  Allah. Ramadhan adalah momentum untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, karena sangat disayangkan jika dibulan penuh ampunan dan keberkahan ini kita hanya melakukan ibadah yang biasa-biasa saja.

Sesungguhnya barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam berpuasa di bulan ini, maka Allah Ta’ala akan mengampuni bagai berada di saat ia dilahirkan ibunya. Setiap bayi yang baru lahir dalam ajaran Islam dipandang sebagai suci, murni tanpa dosa. Begitulah umpama bagi orang yang bersungguh-sungguh bertaubat dan kembali pada atuaran Allah di bulan Mulia ini.

Bersabda Rasulullah Shollahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah Ta’ala wajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa berpuasa dengan iman dan mengharap ke Ridhoaan Allah Ta’ala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya.” (HR. Ahmad:159enam.

Sudahkah kita masuk kategori orang-orang yang bersungguh-sungguh di bulan Ramadhan ini? Apakah kita yakin apakah umur kita sampai pada penghujung Ramadhan? Jika memang belum yakin maka marilah sama-sama kita berlomba-lomba berbuat kebaikan, taat pada aturan Allah dan Rasul. Ramadhan adalah Syariat Islam bukan Tradisi Tahunan. Ramadhan kali memang sedikit berbeda dengan Ramadhan-ramadhan sebelumnya, dikarenakan adanya pandemi virus Covid-19. Bagi orang mukmin musibah ini adalah ujian kesabaran. Bagi kaum fasik musibah ini adalah peringatan agar segera sadar dan kembali ke jalan Allah.  Dengan adanya wabah ini, bukan menjadi penghalang bagi kita untuk tetap bersungguh-sungguh dalam menjalankan Syariat Islam ini dan makin khusyuk beribadah kepada-Nya.

Sebagai orang yang berakal seharusnya menyadari bahwa virus covid-19 ini merupakan peringatan dari Allah, agar manusia kembali pada aturan Allah dan tidak mencampakkan hukum-hukum Ilahi serta akan mengambil hikmah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan. Muslim yang cerdas akan menggunakan waktu dengan #dirumahAja ini untuk bertambah semangat dalam beribadah kepada Allah, mungkin Ramadhan tahun lalu masih banyak santainya dibanding ibadahnya, namun Ramadhan kali ini dengan banyaknya waktu luang dijadikan kesempatan untuk bersemangat meraih ridho Allah.

Jadikanlah diri-diri kita menjadi pemburu ampunan Allah Ta’ala, karena tak seorangpun diantara manusia yang bebas dari dosa dan kesalahan. Setiap hari di menit, detiknya kita tidak sadar bahwa sudah berapa banyak dosa dan kesalahan yang sudah kita perbuat. Alangkah baiknya di bulan pengampunan ini, kita semua berburu ampunan Allah Ta’ala.

Akankah kita masih berleha-leha dalam menjalankan ibadah di bulan mulia ini? Sudah seberapa yakinkah kita apakah amal kita di bulan mulia akan Allah terima atau tidak. Tidak kah kita merasa malu pada baginda Rasulullah yang Syurga telah dijamin olehnya. Namun, Rasulullah tetap melaksanakan segala perintah Allah, dan dikabarkan lutut Beliau sampai bengkak-bengkak karena banyaknya sholat. Bagaimana dengan kita? Sudahkah Syurga dijamin untuk kita?  Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dikabarkan tidak kurang dalam sehari semalam mengucapkan kalimat istighfar seratus kali. Padahal Beliau dijanjikan oleh Allah akan dihapuskan segenap dosanya ya lalu maupun yang akan datang. Bahkan dalam satu riwayat beliau dikabarkan dalam sekali duduk bersama majelis para sahabat beristighfar seratus kali.

Kesuksesan seorang hamba Allah dalam hidup adalah saat ia komitmen terhadap visi hidup yang telah Allah gariskan sejak awal. Sehingga setelah pulang ke kampung halaman alias akhirat telah memiliki bekal yang cukup untuk memasuki Syurganya Allah. Jika dalam kehidupan dunia justru menjadi penjahat yang memusuhi dan merusak Islam, membangkang dan menolak syariah Islam, maka bersiaplah azab Allah sangatlah pedih.

Puasa adalah syariah Islam, namun bukan puasa saja, memakai hijab sesuai Syariat Islam, hukum qishas, dan lain-lain juga masuk dalam syariat Islam yang juga harus dilaksanakan dan diterapkan dalam kehidupan. Bulan Ramadhan di tengah pandemi virus ini menjadi mimen untuk kita kembali pada hukum Allah, tidak pantas bagi kita untuk memilih-milih hukum Allah, tidak pantas kita mengambil sebagian hukum Allah dan mencampakkan hukum yang lainnya.

Ramadhan adalah bulan perjuagan, perjuangan melawan hawa nafsu yang akan menghantarkan pada kemaksiatan. Perjuangan untuk meningkatkan taqwa kepada Allah, perjuangan untuk mendakwahkan Islam, perjuangan untuk melawan diri sendiri. Namun, kita patut mencontoh perjuangan Rasulullah dan para sahabat. Bulan Ramadhan bukan bulan rebahan, namun bulan perjuangan, lihatlah perjuangan Rasulullah dan para sahabat ketika bulan Ramadhan melakukan persiapan perang Khandak (Ramadhan tahun ke-5 H), Fathul Mekkah (20 ramadhan 8 H), Perang Tabuk (Ramadhan 9 H), Pembebasan Andalusia (Ramadhan 92 H), dan masih banyak lagi perjuangan-perjuangan Rasulullah dan para Sahabat dalam memperjuangkan Islam di saat bulan Ramadhan.

Hakikat visi ibadah dalam hidup adalah ketundukan secara totalitas kepada hukum-hukum Allah dalam menjalankan seluruh aspek hidupnya di dunia. Ibadah harus berorientasi kepada meraih ridho Allah dan metodenya mengikuti Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah menurunkan Islam sebagai seperangkat hukum yang diajarkan, didakwahkan, diperjuangkan, diterapkan negara dan disebarkan melalui dakwah dan jihad fii sabilillah. Lihatlah perjuangan Rasulullah dari komitmen kepada Allah serta yakin akan datangnya nusroh dari Allah hingga daulah tegak di Madinah. Semua itu butuh yang namanya perjuangan yang berat dilalui oleh Rasulullah dan para sahabat.

Bulan Ramadhan adalah momen bertakwa pada Allah yaitu dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-laranganNya. Perintah dan larangan Allah itulah Syariah Islam. Jadi seseorang dikatakan bertakwa jika menjalankan dan menerapkan Syariah Islam di dalam kehidupannya bukan sekedar formalitas belaka.

Di tengah pandemi ini, harusnya manusia harusnya makin sadar bahwa betapa lemahnya manusia. Boleh jadi pandemi ini peringatan bagi kita semua karena telah banyak melanggar Syariah Islam. Dengan adanya bulan Ramadhan sebagai wadah untuk kita menghapus jejak-jejak dosa kita, dan menapaki jalan yang baru di yaitu di jalan Islam yang kaffah serta kembali aturan Allah.

Penulis : Nuri Ratna Sari S (Aktivis Muslimah Dakwah Community UINSU)

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.