1 Mei 2024

Penulis : Lismayani (Tenaga Medis)

Dimensi.id-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan di tengah situasi penanganan penyebaran virus corona (Covid-19) yang belum lama ini baru genap dua bulan di Indonesia.  Melalui akun resmi media sosialnya pada Kamis (7/5), Jokowi meminta agar masyarakat untuk bisa berdamai dengan Covid-19 hingga vaksin virus tersebut ditemukan. Bahkan, Presiden Jokowi mengungkapkan masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa, namun dengan protokol kesehatan yang ketat. Hal itu disebutnya sebagai kondisi new normal atau tatanan kehidupan baru di tengah pandemi virus Corona.

Dilansir dari  KedaiPena.com (18/5/2020) bahwa, anggota DPR RI Ahmad Najib Qodratullah mengaku kecewa dengan sikap pemerintah yang tak kunjung tegas dan maksimal dalam menangani penyebaran  wabah Corona atau Covid-19 di tanah air. Hal tersebut disampaikan oleh Najib sapaanya saat menanggapi penerapan kebijakan ‘New Normal‘ hingga relaksasi PSBB dan ditengah belum menurunnya curva kasus positif Covid-19. “Saya sangat menyayangkan banyak pendapat dan saran para pakar kesehatan tidak dijalankan dengan  maksimal. Hal ini dikhawatirkan akan menghambat proses penanggulangan wabah. Penting bagi kita pemerintah untuk menyampaikan sesuatu dengan terbuka dan jujur,” kata Najib kepada wartawan, Senin, (18/5/2020).

Diksi yang disampaikan bapak Jokowi, membuat masyarakat bingung, masih terngiang di telinga kita, bahwa Indonesia akan perang melawan corona.  Sekarang membuat pernyataan Indonesia berdamai dengan Corona. Pernyataan ini membuat para tenaga medis yang berada di barisan terdepan, seakan tidak dianggap terbilang seolah-olah usaha mereka  sia-sia, padahal  mereka rela meninggalkan rumah, berpisah dari keluarga , suami/istri dan anak- anak serta orang-orang terkasih demi berjuang melawan makhluk yang tak kasat mata ini.

Hal ini menunjukkan bahwa para tenaga medis tak mendapatkan perhatian yang layak dari pemimpin negeri ini . Pengorbanan yang mereka lakukan bukannya diapresiasi justru  malah dipatahkan dengan sejumlah kebijakan yang plin-plan. Hingga akhirnya tercetuslah kalimat dari para tenaga medis ” Indonesia Terserah “.

Sebelumnya, pemerintah membuat masyarakat bingung dengan sejumlah kebijakan. Mulai dari relaksasi PSBB hingga kebijakan yang memperbolehkan pekerja usia 45 tahun ke bawah kembali bekerja normal. Sontak hal ini merespon banyak kalangan untuk membuat tagline Indonesia Terserah yang disinyalir sebagai bentuk kekecewaan masyarakat.

Plin-Plannya Kebijakan Publik yang Diambil

Adanya pernyataan tentang “Berdamai dengan Corona”, membuat kita semakin yakin bahwa negeri ini tidak punya solusi tuntas penanganan Corona. Ditopang juga kondisi perekonomian Indonesia yang benar- benar terjun bebas, ditambah ketidak pastian kapan berlalunya pandemi corona ini, membuat masyarakat berjuang sendiri dalam menghadapi virus corona, dan dalam memenuhi sandang, pangan mereka sehari-hari.

Negara Abai dan Sewenang-wenang

Diksi damai pun menyakiti para tentara garda terdepan, yaitu nakes (tenaga kesehatan) negeri ini . Pasalnya, ketika diberlakukan PSBB saja, masih banyak rakyat yang melanggar. Walau pelanggarannya bukan hanya karena kelalaian individu saja, juga karena kebijakan pemerintah yang serba  tidak jelas.

Kebijakan mengaktifkan kembali moda transportasi umum agar ekonomi tetap berjalan, lebih dipilih dari pada kebijakan lockdown yang dipakai oleh banyak negara untuk menyelesaikan permasalahan corona. Lagi-lagi kebijakan yang tidak memihak masyarakat banyak.

Menyeru pasar tradisional untuk tutup tapi membiarkan kerumunan massa hinggap di market-market besar. Lihat saja kerumunan massa di berbagai tempat yang memadati tanpa mau perduli dan tidak takut tertular atau menulari  viral di media.

Kerumunan massa apalagi di zona merah berpotensi terjadinya penularan. Hasilnya, rumah sakit overkapasitas. Ditambah tenaga kesehatan yang tidak dibekali APD, masker, dan fasilitas medis lainnya dengan layak. Wajar akhirnya angka kematian nakes pun meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pasien Corona.

Persoalan Pokok di Indonesia

Kita menghadapi dua persoalan pokok yang sangat pelik, yaitu pemimpin yang lemah dan sistem yang buruk. Oligarki politik yang ditopang oleh pemilik modal telah melahirkan pemimpin yang lemah. Akibat pemimpin yang lemah, maka berkuasalah oligarki politik.

Ciri sederhana pemimpin yang lemah adalah tidak bisa mengambil keputusan secara independen. Keputusannnya cepat berubah dan tidak bisa memenuhi janji-janjinya. Ketika janji itu akan dipenuhi, kuasa olgarki kemudian menghalangi. Itulah kenapa pemimpin yang sangat lemah mudah ingkar janji.

Oligarki sendiri timbul karena buruknya sistem. Sistem sekular – liberal telah membuka peluang para pemilik modal untuk mencengkram kekuatan politik yang ada melalui kuasa modalnya. Nah, dalam hal penanganan corona, terlihat kebijakan- kebijakan yang tidak menguntungkan masyarakat. Ini dapat dilihat dari mencla mencle nya kebijakan yang dikeluarkan disebabkan kepemimpinan yang lemah.

Saatnya Kembali ke Sistem Islam

Islam adalah agama yang sempurna. Kesempurnaannya sebagai sebuah sistem hidup dan sistem hukum meliputi segala perkara. Allah SWT  berfirman :

” Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Kucukupkan nikmat Ku kepada kalian dan telah Kuridhai Islam menjadi agama bagi kalian (TQS Al-Maidah:5)

Dan Allah SWT juga berfirman :

Kami telah menurunkan kepada kalian al-kitab (alqur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu (TQS An-Nahl : 89)

Dalam menghadapi masalah pemimpin yang lemah dan sistem yang buruk, mau tidak mau kita harus berjuang dengan amar ma’ruf pemimpin.

Saat kita harus menghadirkan pemimpin yang baik dan sistem atau peraturan yang bersumber dari Zat Yang Maha Baik, problematika yang dihadapi negeri  akan dapat teratasi dengan baik pula. Tentu karena Allah menetapkan Islam sebagai jalan atau cara untuk kita menyelesaikan berbagai persoalan dengan sebaik-baiknya.

Dijelaskan dalam al-qur’an surah al- A’raf ayat 96, yang artinya : Jika penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa, maka Allah akan membuka pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi. Jadi dengan pemimpin yang baik dan sistem aturan yang baik, masalah corona dan problem yang mengikutinya akan dapat teratasi dengan sebaik-baiknya. Saat itulah, gelap akan berlalu, kehidupan yang terang akan menjelang.  Insya Allah.

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.