26 April 2024
Deradikalisasi
55 / 100

Dunia sedang di ambang krisis. Perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan memperburuk keadaan ekonomi dunia dan menyebabkan potensi terjadinya resesi makin besar.

Tidak hanya di Rusia-Ukraina, konflik sebenarnya terjadi di berbagai belahan dunia manapun. Salah satu penyebab konflik adalah sentimen antar kelompok agama. Kondisi inilah yang membuat para pemimpin agama dunia mengadakan pertemuan di Yogyakarta pada Jumat (4/11) dan mengadakan diskusi dengan tema Komunike R20: Upaya Pastikan Agama Berfungsi Sebagai Sumber Solusi Global.

Alih-alih menjadikan agama sebagai sumber konflik, mereka mengupayakan agar agama muncul sebagai solusi global demi kehidupan yang harmonis pada semua warga negara di seluruh dunia.

Forum Religion of Twenty (R20) merupakan forum pertemuan tokoh-tokoh agama dunia. Forum ini diinisiasi oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dan diketuai secara bersama dengan Sekjen Liga Muslim Dunia, Dr. Mohammad Al-Issa dari Arab Saudi R20 secara resmi telah menjadi bagian dari forum G20 sebagai engagement group(www.nu.or.id).

Mereka menginginkan agama bisa membantu keluar dari berbagai persoalan yang melanda dunia hari ini. Disadari atau tidak memang dunia sedang memasuki masalah krusial di semua bidang kehidupan.
Forum ini menyerukan penguatan peran agama sebagai solusi persoalan dunia.

Disisi lain Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, virus terorisme dan radikalisme bisa masuk ke mana saja, tanpa memandang status dan profesi orang. Virus terorisme dan radikalisme tidak mengenal status sosial.

Oleh karena itu, kata Boy, perlu keterlibatan semua pihak dalam mengantisipasi dan mencegah masuknya virus intoleran, radikalisme, dan terorisme. kehidupan; moderasi ajaran-ajaran agama; dan penguatan budaya Nusantara.

Proyek kontraterorisme dan deradikalisasi memang terus berjalan. Melalui proyek ini diharapkan pemahaman agama yang mendasar (radikal) bisa dinetralkan. Lebih jauh lagi deradikalisasi bertujuan untuk mendistorsi pemahaman agama yang benar bahkan menyimpangkan dari pemahaman yang sebenarnya. Deradikalisasi justru merusak dan memperlemah peran agama bahkan menganggap agama sebagai sumber masalah.

Seruan R20 dan deradikalisasi tentu sangat kontradiktif. Satu sisi ingin menguatkan peran agama dan tokoh agama serta menyerukan agama sebagai solusi global. Akan tetapi disisi lain menganggap agama sebagai sumber masalah. Sehingga perlu dinetralkan dilumpuhkan pengaruhnya.

Padahal agama (Islam) merupakan petunjuk yang sempurna. Islam satu-satunya ideologi yang benar dan mengatur semua urusan kehidupan. Yang dibutuhkan dunia adalah penerapan Islam secara riil dalam semua aspek kehidupan ; bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan seterusnya. Ini hanya bisa diterapkan jika negara berdiri atas asas ideologi islam dengan sistem khilafah.

Acara seremonial dan pertemuan negara dunia seperti R20 sebenarnya tidak mampu untuk mengembalikan peran Islam dalam kehidupan. Agenda ini dan semisalnya hanyalah akan mengalihkan perhatian umat dari pentingnya penegakan khilafah.

Berbagai persoalan yang muncul saat ini tidak lain karena mencampakkan Islam dari ranah kehidupan. Islam diterapkan akan mendatangkan berkah dan rahmat. Sebaliknya mencampakkan islam akan menuai adzab. Allah SWT telah berjanji:

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan.(Surat Al-A’raf: 96)

Wallahu’alam

Penulis : Khadijah An Najm

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.