25 April 2024
Palestina Harga Mati Seorang Mukmin
65 / 100

Dimensi.id-Persoalan Palestina dan Israel menjadi hidangan hangat media baru-baru ini. Ramai media memberitakan seputar perjalanan konflik antara kedua belah pihak yang telah berlangsung hingga puluhan tahun tersebut. Bagimana tidak? Pada hari sabtu pagi (7/10), pasukan militan Palestina meluncurkan rentetan roket ke wilayah Israel.

Meletuslah konflik antara Palestina dan Israel di wilayah jalur Gaza setelah pernyataan perang terbuka oleh Israel kepada Palestina. Beragam komentar pun berdatangan dari masyarakat dunia. Ada yang membela Palestina untuk merebut kembali tanahnya dan memperjuangkan kemerdekaannya, ada pula yang membela Israel yang notabene adalah penjajah di wilayah Palestina. Kendati demikian, amat sangat disayangkan tatkala ada sejumlah muslim yang minim pengetahuan terhadap sejarah perjuangan Palestina dan meremehkan jihad mereka.

Sebagai seorang muslim, kita patut memposisikan diri kita secara jelas kepada siapa kita berpihak. Nyatanya, kaum Yahudi Laknatullah, Israel lah yang telah merampas wilayah Palestina pada mula kedatangan mereka di tahun 1948. Mereka berbondong-bondong mendatangi wilayah Palestina, lantas secara zhalim mengklaim kepemilikan mereka atas tanah kaum muslimin tersebut.

Keliru sekali bila kita memandang Palestina sebagai penanggung jawab konflik berkepanjangan ini, padahal mereka hanya sedang memperjuangkan hak mereka yang sedang dirampas oleh kaum zionis Yahudi. Apalagi, Israel telah memperlakukan Palestina dengan sangat kejam selama masa penjajahannya sampai saat ini.

Tak bisa dilukiskan sepak terjang kekejaman Israel kepada Palestina. Anehnya, dunia seolah bungkam. Bahkan, lembaga internasional yang misinya menjaga kedamaian dunia tak pernah memberikan andil nyata dalam upaya pembelaan Palestina. Lebih parah lagi, narasi miring yang menuduh Hamas sebagai teroris beredar begitu kuatnya. Padahal sejatinya Israel lah yang layak menyandang sebutan itu.

Perlu diketahui, sejarah Palestina sangat lekat dengan perjuangan kaum muslimin dulu. Mulai dari Khalifah Umar bin Khattab yang menaklukkan tanah Palestina bersama kaum muslim, hingga perjuangan Sultan Salahuddin al-Ayyubi yang kisah heroik penaklukkannya ditorehkan dalam banyak karya.

Kedua pemimpin hebat tersebut, meskipun berhasil mengalahkan musuh-musuh Islam, tetap memperlakukan Yahudi dan Nasrani dengan baik. Berbanding terbalik dengan bagaimana Israel memperlakukan Palestina selama ini. Mereka terus melakukan invasi dan mendesak wilayah Palestina semakin kecil. Alangkah zhalimnya.

Penjajahan dan penindasan ini lantas melahirkan generasi mujahidin mulia dari masa ke masa. Sering kali kita mendengar kisah-kisah mengharukan dan menggetarkan dari anak-anak Palestina yang dengan gagah beraninya menghadapi serangan tantara Israel. Kalimat takbir selalu terdengar membahana dari lisan-lisan mereka. Sikap mereka yang tak gentar atas todongan senjata-senjata dari tentara-tentara Israel.

Keimanan mereka tak perlu lagi diragukan. Sebab keberanian mereka dalam melawan kaum zionis Yahudi sudah jelas menunjukkan betapa hebatnya iman dalam diri mereka. Mereka senantiasa mendambakan syahid. Hanya ridha dan surga Allah yang mereka impikan.

Perjuangan melawan penjajahan Israel atas Palestina tak semestinya kita sandarkan pada penduduk Palestina saja. Tanah Palestina merupakan tanah milik kaum muslim yang telah ditaklukkan oleh pemimpin-pemimpin Islam. Merebutnya kembali merupakan tugas ummat Islam.

Tidakkah kita malu menyaksikan perjuangan rakyat Palestina dalam mempertahankan tanah mereka meskipun terus dibantai oleh Israel? Tidakkah kita segan melihat kegigihan rakyat Palestina dalam memperjuangkan tanah mulia yang telah ditaklukkan sebanyak dua kali oleh kaum muslimin?

Patutlah generasi muslim menyadari bahwa mereka harus mengambil sikap terhadap konflik Palestina-Israel ini. Sejatinya, Palestina amat sangat membutuhkan perisai untuk melindungi hak dan tanah mereka. Sebagaimana di masa kekhilafan Utsmaniy dulu Sultan Abdul Hamid II sangat gigih melindungi tanah Palestina dari kaum Yahudi yang mengincarnya.

Sultan Abdul Hamid II dengan tegasnya menolak permintaan sejengkal tanah Palestina oleh utusan Yahudi, Theodorl Hertzl, bahkan mengusir utusan tersebut. Kala itu, beliau bersumpah akan melindungi tanah Palestina sampai akhir nafas beliau.

Sosok pemimpin seperti itulah yang dibutuhkan oleh Palestina hari ini. Bukan pemimpin yang sekadar melontarkan kecaman-kecaman tak berarti, namun di belakang, mereka berteman baik dengan Israel seperti yang dilakukan banyak pemimpin negeri-negeri muslim pada hari ini.

Sayangnya, keberadaan pemimpin seperti Sultan Abdul Hamid II hanya dapat kita jumpai di dalam Daulah Islam. Pemimpin yang bertakwa kepada Allah dan bertanggung jawab penuh atas seluruh rakyatnya hanya dapat terwujud bila sistem kehidupan yang diambil adalah sistem Islam.

Sungguh, kebangkitan generasi muslim dalam membela Palestina sangatlah dibutuhkan. Bahkan, ini adalah harga mati bagi seorang mukmin dalam upaya memenangkan Palestina atas penjajahan Israel. Tanah Palestina adalah tanah milik kaum muslimin. Rakyat Palestina adalah saudara muslim yang patut kita lindungi. Ketidakberdayaan ummat Islam dalam membela Palestina adalah penjatuhan harga diri yang nyata bagi seorang mukmin.

Penulis : Amiratul Adilah (Mahasiswi STEI Hamfara Yogyakarta)

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.