8 Mei 2024

Penulis : Ade Marini

Dimensi.id-“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah seraya dengan berjama’ah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali ‘Imran [3] : 103).

Pada ayat ini, Allah telah menekankan agar orang-orang yang beriman bersatu dalam melaksanakan agama Islam. Berpegang teguh artinya memegang erat-erat, melaksanakan prinsip yang tidak berubah dari jaman nenek moyang yakni melaksanakan syari’at Al-Islam dengan tidak berpecah belah, hendaknya bersatu dalam agama Islam sebagai agama tauhid.

Tali agama Allah yakni Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Dalam hal ini, orang-orang yang beriman hendaknya melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi secara serempak dan tidak keluar darinya. Beraqidah, berakhlak, beramal dengan kaidah tuntutan Al-Quran dan Sunnah. Al-Quran adalah tali Allah dan penjabarannya adalah Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu ’Alaihi Wasallam.

Selama umat Islam berpegang teguh pada tali agama Allah tersebut maka yakinlah umat Islam tidak akan terkalahkan dan akan memiliki kekuatan yang luar biasa dari keimanannya tersebut. Namun disaat umat ini meremehkan ajarannya bahkan meninggalkannya maka kehancuran yang akan didapat.

Musuh-musuh Islam memahami ayat tersebut dan sangat menyadari bahwa selama umat Islam berpegang teguh dalam akidahnya maka mustahil bagi mereka untuk mengalahkannya. Sehingga satu-satunya jalan untuk mengalahkannya adalah dengan membawanya jauh dari akidahnya dan menjauhkan dari ajarannya. Begitulah dari masa ke masa yang mereka lakukan agar umat Islam tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sudah tidak lagi didalam akidahnya.

Bahkan justru mereka menjadi kaum yang memusuhi ajarannya sendiri. Mereka manjadi pion para imperialisme yang berniat meruntuhkan bangunan Islam. Moderasi Agama adalah salah satu agenda para kaum imperialis yang sangat tidak ingin melihat kebangkitan Islam .

Berbagai upaya mereka lakukan demi mencegah kebangkitan umat, dari mulai deradikalisasi ajaran dan sejarah Islam, liberalisasi ajaran Islam serta kriminalisasi terhadap ulama dan terhadap ajaran Islam. Semua itu merupakan agenda berbahaya yang selalu mereka lakukan sehingga menimbulkan islamofobia dikalangan umat Islam sendiri terhadap agamanya.

Salah satu upaya mereka hari ini adalah dengan memperkenalkan Islam moderat. Seluruh materi ujian di madrasah beberapa waktu lalu yang mengandung konten khilafah dan perang atau jihad telah diperintahkan untuk ditarik dan diganti. Hal ini disesuaikan dengan ketentuan regulasi penilaian yang diatur pada SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3751, Nomor 5162 dan Nomor 5161 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MA, MTs, dan MI. (Republika.co.id Sabtu , 07 Dec 2019). Dan hal ini berlanjut dengan merevisi 155 buku pelajaran agama Islam yang menurut mereka memuat konten radikal. Hal ini atas kebijakan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi.

“Dalam buku agama Islam hasil revisi itu masih terdapat materi soal khilafah dan nasionalisme,” ujar Menag lewat keterangan tertulisnya, Kamis, 2 Juli 2020 seperti dikutip dari CNN Indonesia. Kendati demikian, Menag memastikan buku-buku itu akan memberi penjelasan bahwa khilafah tak lagi relevan di Indonesia.

Dengan kebijakan revisi kurikulum pendidikan Islam ini dan juga konsolidasi pesantren untuk menyebarkan Islam moderat dalam rangka meredam radikalisme agama.

Ide Islam Moderat sesungguhnya bukan pemahaman orisinil dari Islam dan tidak memiliki historis keilmuan di kalangan fuqaha (ahli fikih). Bahkan ide ini dianggap banyak ulama sebagai pemahaman berbahaya untuk memukul Islam, dan menancapkan peradaban Barat. Mencegah kebangkitan kembali dunia Islam .

Setelah sebelumnya mereka memperkenalkan Islam liberal yang mendapat pertentangan dikalangan umat , kali ini mereka menancapkan kembali ide Islam moderat yang lebih halus namun tetap menyesatkan umat dan membuka jalan sekularisme tetap bercokol didalam ajaran Islam . Dan hal ini mereka lakukan sebagai strategi politik mereka agar dapat mencegah kebangkitan Islam.

Seharusnya  ajaran Islam dipandang dari sudut pandang Islam, bukan dipandang dari sudut pandang sekularisme, pluralisme, dan liberalisme. Sehingga akhirnya, ajaran Islam akan dimaknai berbeda.

Sejatinya dalam sejarah telah membuktikan kejayaan Islam dimasa lalu. Islam telah membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Bahkan keadilan dan kesejahteraan untuk agama lain.

Bahkan, sejarahwan Barat yang bukan muslim telah mengungkapkan banyak hal. Semisal Thomas W Arnold dalam The Pricing of Islam bahwa Perlakuan muslim dan sistem islam yang ada pada saat itu oleh pemerintah Turki Utsmani setelah 2,5 abad telah memberikan contoh toleransi yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa.

Fakta-fakta sejarah itu telah mematahkan tuduhan tidak benar terkait Islam. Misalnya menuduh jihad dengan terorisme dan hukum Islam yang melanggar hak asasi manusia. Sejarawan non muslim saja memuji masa-masa kegemilangan islam, bagaimana mungkin umat Islam sendiri yang mengkriminalisasi ajaran dan sejarahnya sendiri.

Lalu dilihat lagi bagaimana kemunduran demi kemunduran dunia Islam bisa terjadi selain faktor eksternal dari musuh- musuh islam, faktor internal yang tidak bisa dianggap remeh yang berperan dalam kemunduran Islam salah satunya adalah masuknya orang-orang munafik kedalam Islam sehingga menggerogoti Islam dari dalam. Dan sejarah ini seperti berulang kembali. Disetiap masa manusia-manusia munafik ini tetap ada.

Sekeras apa pun mereka berupaya mencegah kebangkitan Islam . Namun kebenaran pasti akan mencari jalannya. Pertentangan antara yang Haq dan yang bathil, Allah tidak akan pernah membiarkan musuh-musuh Islam memenangkan peperangan ini. Hari ini kita sedang melakukan pertarungan pemikiran. Perang pemikiran antara pemikiran Islam dan pemikiran kufur. Dan insyaAllah peperangan ini akan dimanangkan yang Haq, dan kebathilan akan dikalahkan . Wallahu a’lam

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.