9 Mei 2024
Lagi, Perempuan Jadi Korban Perdagangan Orang
68 / 100

 

Dimensi.id-Lagi, dan lagi. Ya, itulah yang terjadi pada kasus perdagangan orang yang menimpa empat perempuan di Makasar, Sulawesi Selatan. Mereka menjadi korban perdagangan orang di Serawak, Malaysia. Mirisnya, mereka dipaksa menjadi pekerja seks komersial dengan tiga orang di antaranya merupakan gadis di bawah umur. Meski kini keempat korban sudah diamankan dan dalam proses pemulangan ke daerah asal, kejadian tersebut makin mencoreng nasib perempuan dalam sistem kapitalisme saat ini. (regional.kompas.com, 11/11/2023)

Perempuan dalam Jerat Kapitalisme

Sistem kapitalisme yang meniscayakan pemisahan agama dalam kehidupan (sekularisme) telah membuat negara tak lagi menjadi pelindung rakyat. Hal ini dapat dilihat bagaimana rakyat harus berjuang sendiri dalam memenuhi segala kebutuhan di tengah impitan ekonomi yang makin mencekik. Kalaupun ada bantuan, jumlahnya sangat tidak sepadan dengan warga negara yang membutuhkannya.

Kekayaan alam yang seharusnya dapat dikelola oleh negara dan dikembalikan manfaatnya untuk seluruh warga negara juga kian jauh dari harapan. Sebab swasta dan asing lah yang justru menguasainya. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Walhasil, berbagai upaya dilakukan oleh masyarakat untuk sekadar menyambung hidup.

Di tengah impitan ekonomi, segala hal dilakukan untuk mendapatkan keuntungan. Tak peduli halal haram. Tak peduli bahwa itu akan merugikan orang lain. Kejahatan pun merajalela. Banyak di antara mereka yang ingin bekerja mengadu nasib justru terjebak dengan tipu muslihat orang-orang keji yang tak punya hati. Hingga perempuan kerap menjadi korbannya. Sungguh, inilah jerat kapitalisme yang menimpa masyarakat.

Berawal dari paradigma yang salah akan hidup, ditambah pemisahan agama dari kehidupan dan negara, membuat negara tak mampu melindungi semua warga negaranya. Bahkan, ide-ide feminisme dan kesetaraan gender yang diembuskan oleh ideologi kapitalisme yang dianggap mampu memperbaiki kondisi perempuan dari keterpurukan, nyatanya merupakan salah satu perusak generasi dan masyarakat.

Tak hanya karena ide yang merusak, sistem hukum yang lemah dalam sistem kapitalisme juga menjadi penyebab kejahatan tak kunjung menurun. Lihat saja betapa hukum mudah dibeli bagi mereka yang memiliki kekayaan. Sistem pendidikan yang sekuler juga telah mengikis keimanan masyarakat hingga tak jarang ditemukan individu yang satu tak peduli dengan individu yang lain atau anggota masyarakat yang tak memahami bahwa tindakannya merupakan hal yang dilarang norma agama dan sosial.

Perempuan, Generasi dan Umat

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa perempuan merupakan pilar pencetak generasi. Dari rahim dan didikannya lahir generasi unggul atau sebaliknya. Sayangnya, tak sedikit perempuan yang tergerus arus gerakan feminisme yang diikuti dengan ide kesetaraan gender yang merupakan ide yang berasal dari Barat.

Kesetaraan gender adalah proyek ambisius dunia, yang diyakini dapat menyejahterakan perempuan, bahkan meningkatkan perekonomian dunia. Atas tujuan itu juga Barat masif menyebarkan ide kesetaraan di negeri-negeri muslim, Gagasan feminisme sesungguhnya tak boleh disikapi secara abai oleh kaum muslimin di mana pun. Ini mengingat, kehadiran feminisme senyatanya telah membawa perubahan mendasar dalam tatanan kehidupan masyarakat, yang justru lebih menguatkan proses sekularisasi di dunia Islam.

Feminisme telah merusak tatanan masyarakat akibat rancunya relasi dan pembagian peran di antara mereka. Masalahnya, ide ini telah meracuni para perempuan untuk melepaskan diri dari ikatan dan tanggung jawab kekeluargaan yang pada akhirnya menghilangkan peran lembaga keluarga itu sendiri.

Selain itu, Barat juga selalu menarasikan kesetaraan gender sebagai ide yang sangat penting untuk perempuan. Karena itu Barat menyerukan pemberdayaan perempuan khususnya dalam bidang politik dan ekonomi sebagai kunci terselesaikannya berbagai persoalan perempuan.

Islam Memuliakan Perempuan

Islam adalah sistem hidup sempurna yang diturunkan Allah SWT. Islam telah menetapkan berbagai hukum untuk manusia dalam sifatnya sebagai manusia. Islam juga menetapkan hukum-hukum khusus sesuai dengan jenisnya, laki-laki maupun perempuan.

Perbedaan hukum ini bukanlah menjadikan perempuan tidak mulia, karena dalam Islam kemuliaan manusia terletak pada ketakwaannya kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa.” (TQS. Al-Hujurat : 13)Islam juga menetapkan negara sebagai pengatur urusan umat, yang wajib memenuhi kebutuhan umat, laki-laki maupun perempuan.

Jelaslah bahwa ide-ide feminisme dan turunannya merupakan ide yang merusak dan harus ditolak. Karena makin menjauhkan generasi dari pemahaman Islam yang lurus Masalahnya, di balik mulut manisnya, jargon-jargonnya yang menggiurkan terselip racun-racun ideologis yang sangat mematikan dan bertentangan dengan Islam. Tidak hanya akan mengikis akidah Islam umat dan generasi muslim, akan tetapi juga berpotensi terjadinya pengabaian sebagian dari ajaran Islam yang bersifat qath’i.

Memang kita semua harus berupaya memajukan perempuan dan generasi muslim,akan tetapi tidak dengan mengabaikan ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Justru sebaliknya dengan menerapkan Islam secara kafah dalam seluruh aspek kehidupan. Karena hanya dengan Islamlah, umat Islam seluruhnya akan berjaya. Wallahu a’lam bishawwab.

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.