26 April 2024
Menuai apa yang kamu tanam

Menuai apa yang kamu tanam

25 / 100

Dimensi.id-Apapun yang kita kerjakan hari ini pasti, akibatnya akan bisa dirasakan di kemudian hari. Sekecil apapun amalan yang kita sebar akan berdampak dalam hidup ini dan segera kita rasakan, apalagi di akhirat nanti, pada satu hari tidak ada satupun yang didzolimi, semua akan mendapatkan balasan sesuai apa yang diperbuatnya. Saat mulut dikunci dan tangan yang berbicara dan bersaksi kedua kaki kemana dan untuk apa saja mereka digunakan selama hidup.

Gaes, kebaikan yang kau tanam akan berbuah kebaikan juga, berbuah manis. Sebaliknya, keburukan yang kau tebar akan berbuah pahit, adzab pedih. Tidak ada amalan yang sia-sia, semua akan dibalas sesuai dengan apa yang telah dikerjakan. Jangan ragu untuk melakukan kebaikan karena Allah Maha Tahu dan Melihat apa yang sedang kita perbuat. Kebaikan yang tersembunyi maupun yang ditampakan akan dapat balasannya. Bahkan amalan sebesar biji zahro (sekecil atom) pun tidak akan terlewatkan. Tidak ada yang sia-sia karena semuanya akan dibalas setimpal sesuai dengan yang diperbuat manusia.

Gaes, jangalah ragu untuk berbuat kebaikan karena hasilnya akan kita rasakan sendiri. Begitu pula keburukan dan kemaksiatan terhadap syariatNya jangan coba-coba dilakukan karena dampak buruknya juga akan segera kita rasakan. Amalan apapun yang kita tebar saat ini akan kita panen hasilnya di kemudian hari. Begitu pula kesungguhan kita dalam setiap amalan akan kita panen pada waktunya.

Gaes, kesungguhan kamu dalam belajar dan mengasah kemampuan hasilnya juga bisa segera kau rasakan. Mengaji secara Istiqomah juga hasilnya untuk dirimu sendiri. Pemahaman lurus tercerahkan dengan Islam sungguh sangat menyenangkan. Pengetahuan dan kemampuan yang mantab akan merubah kamu menjadi sosok hebat berkepribadian Islam. Sungguh nikmat tertinggi dalam hidup saat iman dan taqwa terus meningkat.

Gaes, tidak perlu menyesal dengan jejak-jejak kebaikan yang hasilnya mungkin belum kita rasakan. Pastinya semua akan tumbuh dan berbuah manis kalaupun tidak di dunia pasti di akhirat nanti. Karena dengan iman yang benar, balasan kebaikan tidak hanya diberikan di dunia, tapi semuanya bisa menjadi bekal saat harus menghadap Tuhan semesta alam, setelah ajal datang menjemput. Jadi tidak perlu iri pada mereka yang kafir yang medapatkan balasan kebaikan hanya di dunia saja. Mereka yang tidak beriman hanya mendapatkan balasan kebaikan hanya di dunia saja, tapi tidak saat nanti di akhirat dan semua amalan kebaikan orang-orang tidak akan bisa mengantarkannya ke surgaNya.

Beruntunglah gaes, bagi mereka yang beriman dan bertaqwa yang mekakukan setiap amalan untuk menggapai ridho-Nya. Setiap amalan kebaikan akan bernilai ibadah yang bisa membawa kita pada sebaik-baik tempat kembali. Berjalan di jalan lurus sesuai tujuan hidup yang benar adalah nikmat tertinggi dalam hidup. Harta benda dan materi yang kita miliki sering tidak bisa membawa pada kebahagiaan hakiki. Bahkan sering harta melimpah tidak sempat dinikmati sampai keburu datangnya ajal dan terhenti jaminan rezeki dari Yang Maha Pemberi Rezeki.

Lalu untuk apa memiliki harta melimpah jika tidak digunakan untuk kebaikan. Padahal celaka bagi mereka yang menumpuk-numpuk harta dan menghitung-hitungnya. Padahal, dengan harta, rezeki dari Allah kita bisa berbuat banyak hal untuk kebahagiaan kita sendiri tidak hanya di dunia tapi bisa menjadi bekal kita nanti saat harus kembali menghadapNya.

Menjadi orang-orang beruntung, merugi atau celaka tergantung dari amal perbuatan yang tercipta saat ini. Sungguh beruntung, saat orang mampu berbuat baik untuk orang banyak, karena pada hakekatnya kebaikan yang ditembar untuk dia sendiri. Sungguh merugi jika membiarkan waktu tanpa kebaikan tercipta. Dan celaka jika amalan buruk yang merugikan banyak orang.

Gaes, mulai sekarang hiasi hidupmu dengan kebaikan yang diperintahkan dalam agama yang lurus dan mulia, Islam. Apa yang kau tebar saat ini, pasti akan kau petik hasilnya. Saat ini mereka yang berpuasa atas dorongan taqwa menggapai ridho Allah SWT. akan memetik hasilnya.

Menggapai nikmat tertinggi sebagai mualim sejati tentunya menjadi harapan kita semua. Kebahagiaan hakiki bisa dirasakan oleh mereka yang bertaqwa, bukan materi yang semu dan sering menipu. Hanya mengikuti nafsu untuk meraih nikmat dunia, yang sering malah membuat sengsara dan terjebak dalam ambisi yang sering membawa pada akhir kehinaan. Perhatikan sungguh benar atas kebanyakan orang-orang kafir yang berani melanggar syariatNya berakhir dengan kesengsaraan dan kehinaan.

Oleh: Mochamad Efendi

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.