17 Mei 2024

Isu Terorisme-Akhir bulan lalu,  publik kembali dikejutkan dengan beredarnya pemberitaan di beberapa media mainstrem terkait dengan penembakan mati perempuan yang diduga melakukan aksi penyerangan di Mabes Polri.  Perempuan yang diduga teroris itu mati ditempat, setelah pihak dari Mabes Polri menembak tepat dibagian organ jantung perempuan  tersebut.

Kejadian tersebut,  mendapat tanggapan dari salah satu pimpinan pusat Muhammadiyah,  Abdul Mut’i.  Ia menilai bahwa serangan teror yang terjadi di Mabes Polri menjadi ancaman yang serius terutama bagi pihak kepolisian. Ia menambahkan serangan ini menyiratkan pesan bahwa ancaman terorisme di Tanah Air masih menjadi “hantu” yang sangat serius.

Perempuan yang diduga  melakukan aksi teror di Mabes Polri tersebut bernama Zakiyah Aini. Ia diduga berideologi ISIS dari unggahan di akun Instragramnya yang baru ia buat sehari sebelum beraksi di Mabes Polri. Dalam postingannya,  Zakiyah mengunggah foto bendera ISIS dan tulisan mengenai Jihad.

Seperti lagu lama,  ketika ada aksi terorisme selalu dikaitkan dengan islam dan ajarannya. Padahal jelas,  Islam bukan Teroris. Dan Terorisme bukanlah berasal dari Islam. Tidak ada satupun dalil atau ayat yang memerintahkan seorang muslim atau muslimah untuk melakukan aksi terorisme baik didalam Al-quran maupun As-Sunnah.

Perempuan yang diduga teroris itu mati ditempat, setelah pihak dari Mabes Polri menembak tepat dibagian organ jantung perempuan  tersebut.
500500Ilustrasi isu terorisme, sumber: mediasiar.com

Sungguh,  ini merupakan fitnah yang sangat keji dan kotor. Apalagi pelakunya adalah perempuan. Jelas, hal yang sangat tidak mungkin dilakukan oleh seorang muslimah yang benar-benar paham akan ajaran agamanya. 

Terkait dengan peristiwa ini pula,  para aktivis gerakan Feminisme ikut angkat bicara. Myra Diarsi, salah satu pendiri kalyanamitra sekaligus sebagai aktivis perempuan memberikan tanggapan terkait perempuan yang menjadi pelaku dalam aksi terorisme. 

 Ia berpendapat bahwa adanya kaum perempuan yang melakukan aksi terorisme dikarenakan beberapa para perempuan telah terbawa dalam gerakan Fundamentalisme dan Radikalisme. Masih menurutnya, hanya dengan gerakan Feminisme, maka gerakan Fundamentalis dan Radikalisme dapat dihentikan.

 Oleh karenanya,  selain mereka mengutuk aksi terorisme ini,  para pegiat kesetaraan gender pun menuduh bahwa ajaran Islamlah biang keladi yang telah mendiskreditkan perempuan sehingga menyebabkan keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme. 

Tuduhan para aktivis feminisme terhadap ajaran Islam jelas merupakan tuduhan yang sangat keji dan tidak sesuai fakta.  Sebab,  Islam justru menghilangkan budaya patriarki yang bercokol di tengah masyarakat yang tak paham Islam.

Paham feminis justru menambah beban berat perempuan karena dengan adanya isu-isu kesetaraan maka perempuan semakin terombang-ambing dalam menjalankan perannya sebagai perempuan. Ditambah sistem Kapitalisme -Sekulerisme yang senantiasa memberikan celah pada setiap generasi menuju suatu kerusakan. 

Istilah kesetaraan gender bukanlah berasal dari Islam. Sebab,  kesetaraan gender bukanlah solusi untuk berbagai permasalahan yang dihadapi manusia saat ini. Pangkal dari segala permasalahan yang terjadi pada manusia dibelahan dunia saat ini adalah Sistem Kapitalisme-Liberalisme. Sistem inilah yang menyebabkan kerusakan dan kekacauan dimana-mana. Sebab,  banyak hukum Allah dicampakkan akibat dari Sistem Kapitalisme -Liberalisme ini. 

uduhan para aktivis feminisme terhadap ajaran Islam jelas merupakan tuduhan yang sangat keji dan tidak sesuai fakta. Isu terorisme juga menjadi barang dagangan mereka.
Ilustrasi kaum feminisme, sumber: blog.mizanstore.com

 Dalam Islam,  Laki-laki dan perempuan kedudukannya sama dihadapan Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah SWT yang artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah SWT adalah orang yang paling bertakwa diantara kalian.” (QS. Al-Hujarat ayat 13 )

Laki-laki dengan segala fitrah dan fungsinya, apabila dijalankan sesuai aturan Islam maka akan mendekatkannya pada ketakwaan. Begitu pula dengan perempuan, Islam memuliakannya dengan tugas utamanya sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.  Peran yang dijalankan secara optimal oleh para perempuan menjadi bagian penting dalam mewujudkan peradaban yang gemilang. 

Perempuan yang memiliki pemahaman Islam yang benar  akan mampu mencetak generasi-generasi yang hebat. Seperti ibunda Imam Syafe’i yang telah terbukti mampu mencetak generasinya menjadi seorang ulama ahli fiqih yang alim pada masanya.

Baca juga: Pembangunan manusia berbasis gender ilusi kesejahteraan

Ummu Sulaim ibunda Anas bin Malik ra mampu menurunkan kecerdasan yang cemerlang, kesabaran dan keberaniannya kepada anaknya yakni Anas bin Malik ra.  Hingga saat dewasa Anas bin Malik ra menjadi salah satu perawi hadis pada masa Rosulullah saw, juga Al-Khansa sang ibu yang pemberani telah berhasil mencetak keempat anaknya menjadi syahid dimedan jihad. 

Sungguh peradaban yang sangat gemilang dan cemerlang ketika setiap zaman diisi oleh perempuan dan generasi-generasi yang taat kepada Allah SWT dalam sistem yang benar yaitu Islam.

Namun,  saat ini ketika sistem Kapitalisme -Liberalisme menguasai dunia. Fitrahnya perempuan sebagai makhluk  yang lembut telah dirusak oleh sistem saat ini.  Parahnya lagi,  sistem ini mencitra burukkan perempuan  dengan isu terorisme dan dengan menjadikannya perempuan sebagai pelaku aksi teror menyebabkan qodratnya sebagai perempuan semakin pudar.

Ditambah lagi dengan menjadikan perempuan hanya sebagai mesin perah bagi perputaran roda perekonomian Kapitalis,  perempuan dengan segala kelemahannya dijadikan buruh murah didalam perusahaan, dijauhkannya perempuan dari fitrahnya sebagai ibu bagi anak-anaknya.

Himpitan ekonomi akibat diterapkannya sistem ini,  semakin menambah penderitaan kaum perempuan sehingga mereka harus ikut meninggalkan rumah untuk membantu menafkahi keluarga sehingga menjauhkan perannya sebagai ummu warobbatul bait dan madrosatul ula. Padahal, didalam sistem Islam, perempuan sangat dimuliakan.

Segala kebutuhannya terpenuhi, sehingga perempuan dapat menjalankan perannya dengan baik dalam membentuk generasi yang unggul dan mampu menciptakan keluarga yang bertaqwa. Sebab, Keluarga merupakan unit terkecil yang mampu menopang peradaban gemilang. Jika didalam masyarakat terbentuk keluarga-keluarga yang paham Islam secara benar. Maka,  terciptalah peradaban yang unggul dan mulia. 

Sungguh,  isu Terorisme yang menyudutkan Islam dan para pemeluknya adalah fitnah yang keji dan kotor. Apapun motif dibalik aksi terorisme yang ada saat ini, sungguh telah merugikan orang-orang yang berupaya sungguh-sungguh menjadi muslim yang baik, membuat ajaran Islam buruk dimata dunia, menimbulkan kecurigaan sesama kaum muslim,  menciptakan Islamphobia (muslim yang merasa ketakutan terhadap islam itu sendiri), dan masih banyak kerugian lainnya yang diakibatkan oleh isu terorisme ini. 

Dalam hal ini,  umat juga harus tetap waspada. Sebab,  bisa jadi dibalik isu terorisme ini ada upaya adu domba terhadap sesama muslim atau agama lainnya. 

Namun,  sebesar apapun upaya musuh Islam dalam rangka untuk memadamkan cahaya Islam. Itu hanya akan sia-sia semata. Sebab,  Islam telah senantiasa dijaga oleh Allah SWT dari orang-orang yang membencinya. Dan Islam sebentar lagi akan bangkit menggantikan Sistem rusak yang saat ini sedang menunjukkan tanda-tanda kehancurannya. 

Dengan berbagai fitnah yang ditujukan pada Islam. Ini Adalah menjadi alasan kita untuk semakin berjuang dengan keras untuk menyampaikan kebenaran Islam ditengah-tengah umat,  semakin yakin dalam menyongsong kemenangan Islam dalam bingkai Khilafah ala minhajinnubuwwah.

Sebab,  hanya dengan Khilafah yang akan mampu memuliakan perempuan dan mengembalikan fitrahnya sebagai makhluk yang lembut dan hanya Khilafah yang mampu memberikan keamanan bagi seluruh alam. 

Wallahu’alam bisshowwaab.

Editor: Fadli

Penulis: Illa Assuyuthi | Member Aktif Menulis

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.