3 Mei 2024
Islam Solusi Tuntas Atasi Gelombang Panas Ekstrem
72 / 100

Dimensi.id-Gelombang panas ekstrem belakangan ini telah melanda beberapa negara di dunia, termasuk dalam wilayah Asia seperti Indonesia yang mengalami suhu lebih panas dari biasanya mencapai 37,2॰C berdasarkan pengamatan BMKG Ciputat. Meski begitu, secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34॰C-36॰C hingga saat ini. https://www.cnnindonesia.com

Gelombang panas yang berbahaya diperkirakan akan meningkat seiring bertambahnya krisis iklim bahkan dianggap mampu membahayakan sebagian wilayah yang paling tidak siap menghadapi gelombang panas. Karena itu, pemerintah daerah diminta bersiap menghadapi kemarau panjang yang akan menyebabkan kekeringan akibat adanya siklus EL Nino yang melanda Indonesia pada Mei 2023.

EL Nino adalah fenomena pemanasan suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal di Samudera Pasifik bagian tengah yang telah melanda Indonesia pada Agustus 2023 kemarin.

Hal ini membuat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengarahkan semua pihak termasuk kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah agar melakukan upaya mitigasi menghadapi EL-Nino yang akan terjadi pada bulan Agustus mendatang. Luhut juga mengingatkan agar belajar dari kejadian tahun 2015 lalu di Indonesia yang berpotensi mengakibatkan kekeringan luas serta kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah. https://suarasurabaya.net/

Jarot Widyoko Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebelumnya telah menyampaikan, indikasi kekeringan bisa dilihat dari cuaca, di mana tingkat intensitas hujan yang berada di bawah 100 mm per bulan, “Sudah kami ringkas, di bulan Maret ada 4 provinsi di mana intensitas hujannya di bawah 100 mm. Ini sudah masuk kekeringan,” ucap Jarot.

Jarot juga menambahkan, jumlah itu akan terus bertambah jadi 8 provinsi pada April, 19 provinsi di Mei, 21 provinsi di Juni, dan 29 provinsi pada bulan Juli. “Agustus itu musim yang paling kering nanti,” ungkapnya. https://www.liputan6.com/

Kementerian Pertanian atau Kementan telah berupaya menyusun berbagai strategi untuk mengantisipasi fenomena EL Nino. Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian (Mentan) mengatakan pihaknya tengah memperkuat infrastruktur air untuk lahan pertanian sebagai pencegahan kekeringan. https://www.tempo.co

El Nino memang bisa menyebabkan bencana kekeringan sebagaimana yang terjadi beberapa tahun sebelumnya. Namun El Nino bukanlah satu-satunya pemicu melainkan adanya liberalisasi dan kapitalisasi sumber daya alam yang menyebabkan perubahan iklim.

Kekeringan hanyalah masalah cabang yang terjadi akibat penerapan ideologi kapitalisme khususnya yang terjadi di negeri ini yang membolehkan pihak swasta mengelola dan memprivatisasi sumber daya alam demi mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya termasuk didalamnya sumber daya air dan hutan. Akibatnya pembabatan hutan dan penguasaan sumber mata air terjadi di mana-mana dengan dalih legalisasi penguasa dan investasi.

Padahal hutan pun sangat berperan penting dalam mengatur kondisi iklim di bumi melalui siklus karbon. Bahkan hutan mampu menyerap karbondioksida sebanyak 2,4 miliar ton per tahun. nilai ini sebanyak 30 persen dikontribusikan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sayangnya hutan di negeri ini semakin hari terus berkurang. Penelitian juga membuktikan laju deforestasi lebih cepat dari pertumbuhan yang ada di hutan kalimantan. Maka tidak heran jika cuaca ekstrem dan kekeringan akan terus terjadi di dunia selama ideologi kapitalisme terus diterapkan di dunia.

Hal ini Berbeda dalam Sistem Islam yang memahami bahwa hutan secara umum memiliki fungsi ekologis dan hidrologis yang dibutuhkan jutaan orang di indonesia bahkan dunia. Berbeda ideologi tentu berbeda pula penanganan dalam mengatasi masalah kekeringan akibat perubahan suhu ekstrem karena fenomena alam.

Dalam sistem Islam Status hutan dan sumber-sumber mata air, danau, sungai, dan lautan terkategori sebagai harta milik umum sehingga tidak dibenarkan dimiliki oleh individu atau swasta. Walau demikian setiap individu publik berhak dalam pemanfaatannya.

Rasulullah saw bersabda, “Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput/hutan, air, dan api” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Alih-Alih Pemerataan Ekonomi, Tiktok Shop Ditutup? Ada Persaingan Pasar Dalam Project-S

Hadis diatas mempertegas bahwa negara tidak punya wewenang untuk memberikan hak konsesi atau pemanfaatan secara istimewa khusus terhadap hutan, sumber-sumber mata air, sungai, danau dan lautan karena konsep ini tidak dikenal dalam Islam. Sebaliknya negara justru bertanggung jawab penuh dalam mengelola harta milik umum tersebut.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari)

Ketika semua berjalan sesuai tuntunan Islam maka saat itulah fungsi hutan sebagai stabilisator iklim dunia akan berjalan secara maksimal. Ditambah lagi dengan peran negara dalam mendirikan industri air bersih perpipaan sedemikian rupa sehingga terpenuhi kebutuhan air bersih pada setiap individu masyarakat kapanpun dan dimanapun berada bahkan ketersediaan air ini akan cukup untuk mengatasi fenomena alam seperti EL-Nino.

Demikianlah solusi yang ditawarkan Islam melalui penerapan syariat Islam secara kaffah. Saat syariah Islam telah terwujud maka saat itu pula masalah gelombang panas ekstrem akan usai dan tuntas.

wallahu a’lam bi showab

Penulis Sabrina Nusaiba

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.