26 April 2024
Pendidikan Moral
55 / 100

Dimensi.id-Akhir akhir ini kita sering mendengar kabar miris tentang dunia pendidikan. Seperti yg sedang viral, Sekelompok pelajar terekam oleh kamera pada saat menendang seorang nenek yang di duga ODGJ hingga terjungkal di pinggir jalan(sabtu,19 November 2022).

Enam pelaku tersebut adalah pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.  Kejadian tersebut pun akhirnya viral di media sosial,dan menyebar luas. Sangat miris, dari hasil pemeriksaan pihak kepolisian, para pelajar mengaku melakukan hal tersebut karena iseng, ( tvonenews.com) alasan yang sangat nihil nilai nilai moral dan etika.

Belum lagi kasus yang terjadi di sidoarjo,Seorang siswa SMP di Sidoarjo, Jawa Timur ngamuk ditilang Polisi karena tidak membawa helm dan STNK, Senin 21 November 2022(jawapos.com).Oknum siswa yang terlihat mengamuk itu juga mengutarakan kata-kata kasar kepada pihak kepolisian.

Sikapnya tersebut membuat sejumlah netizen merasa geram.kasus  bullying alias perundungan tak henti mewarnai jagat media sosial.terbaru terjadi di Malang, menimpa seorang bocah kelas 2 SD yang merupakan warga Desa Kalinyamat Jenggolo, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Naasnya, bocah berinisial MWF tersebut hingga mengalami koma usai menerima tindakan keji tersebut dari kakak kelasnya,25november 2022 (suara.com). Sungguh ironi,pendidikan sekuler membuat anak anak kehilangan identitas keislamannya. di Indonesia,kasus bullying bukan perkara baru, Aksi ini kerap terjadi dan sempat menembus 100-an kasus dalam setahun. Itu yang dilaporkan. Peristiwa yang tidak dilaporkan tentu jauh lebih banyak(liputan6.com)

Contoh diatas hanya sebagian kecil saja potret buram nya pendidikan di negeri ini.Hilangnya moral anak anak saat ini salah satunya karena berkembangnya teknologi yang semakin menggila, Tanpa pengawasan yang ketat dari orang tua, masyarakat dan negara.

Dan lebih parahnya lagi dampak yang signifikan yaitu hilangnya moral generasi muda. konten konten kekerasan, unfaedah, game, hingga konten pornografi pun bebas diakses dan bertebaran di media sosial tentu hal ini membuat kaum muda menjadi kehilangan arah dan banyak yang Kebablasan terjerumus dalam pergaulan bebas,aksi kekerasan dll.di perparah lagi dengan lingkungan yg rusak jauh dari keluarga dan masyarakat yang religius.

Sebagai orang tua memang sudah menjadi kewajiban kita dalam mendidik anak anak.Disini peran keluarga sangat penting untuk menjadikan anak anak yang berkepribadian islam, selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang senantiasa memiliki rasa takut ketika mereka berbuat yang menyimpang dari al Qur’an dan AS sunnah. lingkungan dan masyarakat pun juga sangat berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan religius.

Memang bukan hal yg mudah untuk saat ini dalam mendidik anak, dimana gempuran kaum barat yang begitu besar dari segala aspek kehidupan yg membuat anak anak muda hilang identitas muslimnya. Mereka dicekoki dgn tontonan yg berbau barat,KPop,acara acara televisi yg tidak mendidik. Ditambah lagi minimnya fasilitas pendidikan di negeri ini, ketidakjelasan arah kurikulum, kuragnnya jumlah pendidik berkompetensi, dan beragam problem lain di dunia pendidikan saat ini.

Lebih dari itu gawat darurat pendidikan di Indonesia terjadi seiring makin intensifnya agenda sekularisasi pendidikan yang mengancam rusaknya identitas Islam pada mayoritas anak anak remaja.pembuatan kurikulum yang lebih menitikberatkan pada penyiapan kerja bukan pembangunan kepribadian.

Biaya pendidikan yg mahal juga menjadi salah satu faktor gagalnya sistem di negeri ini.sekolah sekolah islam biaya pendidikan nya sangat mahal, sehingga tak banyak orangtua yang akhirnya menyekolahkan anak anak mereka di sekolah biasa yang minim aqidah dan ilmu agama.

Sistem pendidikan sekuler kapitalis yaitu sistem yang memisahkan agama dari kehidupan yang diangung agungkan di negeri ini terbukti telah gagal melahirkan manusia shaleh yang bersaksiyah islamiyah. Membiarkan berlangsungnya sistem pendidikan sekuler berarti membiarkan rusaknya identitas generasi Islam, sehingga mereka menjadi manusia sekuler, pelaku kebebasan, pembela penista agama dan penentang penerapan syariat.

Disinilah seharusnya peran negara dipertanyakan dalam mengatasi masalah pendidikan di negeri ini,karena peran orangtua dan lingkungan saja tidak cukup, butuh wadah sentral yang bisa menerapkan aturan yang ditakuti sehingga para pelaku yang menentang aturan menjadi jera.

Pendidikan adalah hal penting dan urgent saat ini karena para generasi mudalah yang akan menentukan kualitas peradaban islam.Sistem pendidikan yang dibutuhkan negeri ini adalah sistem pendidikan Islam yang memberlakukan Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan, hanya dengan itu akan terwujud kembali sistem pendidikan Islam sebagai sistem pendidikan terbaik untuk generasi umat terbaik.

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (TQS Ali Imran: 110)

Pendidikan Islam bertujuan untuk mencetak generasi bertakwa. Bukan hanya menguasai ilmu dan pintar berteori, namun pengetahuan yang dimilikinya akan membangun pemahaman yang tercermin dalam amalnya.

Dalam kitab Usus Al Ta’liim Al Manhaji disebutkan tujuan pendidikan:

(1) membentuk kepribadian Islam (syakhshiyyah Islamiyyah)
(2) membekali peserta didik dengan ilmu-ilmu keislaman (tsaqafah islamiyyah),
(3) membekali peserta didik dengan ilmu-ilmu yang diperlukan dalam kehidupan, seperti sains dan teknologi.

Terlaksananya pendidikan yang baik dan berkualitas ini tentu saja sangat membutuhkan kehadiran negara sebagai penanggung jawab terbesar. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:

“Imam itu adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR al-Bukhari).

Tanggung jawab negara dalam masalah pendidikan paling tidak meliputi tiga perkara:

  1. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang layak dan cukup, baik jumlah maupun jenisnya. Semua fasilitas tersebut bisa didapatkan seluruh rakyat secara gratis.Tercatat dalam sejarah Khilafah, Sultan Nuruddin Muhammad Zanky memberikan pelayanan pendidikan yang sangat baik, seperti terjadi di Madrasah an-Nuriah di Damaskus yang didirikan pada abad 6 H. Di sekolah ini bukan saja dibangun kelas-kelas untuk kegiatan belajar mengajar, tapi terdapat juga fasilitas lain seperti asrama siswa, perumahan staf pengajar, tempat peristirahatan, para pelayan, serta ruangan besar untuk ceramah dan diskusi.
  2. negara wajib menyiapkan tenaga pengajar yang kompeten. Khilafah akan memastikan kemampuan dan kecakapan guru dalam mengajar. Di antaranya melalui program pembekalan secara berkala.Khilafah juga akan menjamin kesejahteraan para guru, sehingga mereka optimal menjalankan amanahnya. Sungguh Khilafah memuliakan para guru.Imam Ad Damsyiqi menyampaikan sebuah riwayat dari Al Wadliyah bin Atha yang menyatakan, di Kota Madinah ada tiga orang guru yang mengajar anak-anak. Khalifah Umar bin Khaththab memberikan gaji pada mereka masing-masing sebesar 15 dinar (1 dinar = 4,25 gram emas).
  3. Negara menerapkan kurikulum berbasis akidah Islam. Dalam kitab Muqaddimah Dustur (rancangan UU), pasal 165: Kurikulum pendidikan wajib berlandaskan akidah Islam. Seluruh materi pelajaran dan metode pengajaran dalam pendidikan disusun agar tidak menyimpang dari landasan tersebut. Demikian juga disebutkan dalam kitab yang berjudul Usus Al Ta’liim Al Manhaji (Taqiyuddin An Nabhani, 2004.)Negara juga bertanggung jawab dalam menerapkan sistem pergaulan Islam. Tidak akan dibiarkan pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, tidak akan dibiarkan terbukanya aurat dan gerakan erotis yang merangsang syahwat, juga tidak akan dibiarkan adanya makanan dan minuman yang merusak fisik dan akal seperti narkoba dan miras.

    Khilafah akan mengangkat qadhi hizbah, yakni para qadhi yang tugasnya memberikan sanksi kepada para pelanggar aturan langsung di tempat kejadian. Keberadaan mereka di berbagai tempat akan memudahkan pencegahan, pengawasan, dan penyelesaian kemaksiatan seperti khalwat dan mempertontonkan aurat di tempat umum.

Anak-anak juga harus dijauhkan dari informasi rusak dan merusak, tidak boleh dijejali informasi yang akan melemahkan keimanan dan merusak akhlak, seperti kekerasan, konten porno, dan pergaulan bebas.Sebagai sarana pencerdasan, media massa dalam Khilafah akan penuh dengan materi ilmu pengetahuan, tsaqafah Islam, dan berbagai hal yang akan meningkatkan keimanan.

Negara bertanggung jawab memastikan semua media di dalam negeri aman, valid dan mencerdaskan bagi rakyat nya.Semua itu berfungsi untuk membangun masyarakat yang kokoh dan bersyaksiyah islam. Negara akan memberikan sanksi yang tegas jika ketentuan tersebut dilanggar oleh pengelola media.

Sanksi uqubat ada agar semua ketentuan syariat dilaksanakan sempurna demi menjaga keberlangsungan kehidupan manusia serta menjauhkannya dari kehancuran. Demikian juga halnya dengan upaya mencetak generasi tangguh, Khilafah akan menjatuhkan sanksi pada siapa pun yang terbukti melakukan pelanggaran yang mengancam terwujudnya generasi berkualitas.

Carut marut pendidikan saat ini adalah fakta yang harus segera diatasi. Solusinya hanya dengan penerapan sistem pendidikan Islam yang sudah terbukti ampuh mencetak generasi yang yang bermoral dan beradab. Hal ini hanya dengan penegakan negara Khilafah yang menjadikan Islam sebagai ideologi dalam pengaturan segenap aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan.

Wa’llahu a’lam bishowabb

Penulis : Ummu Maryam

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.