1 Mei 2024

Penulis : Mochamad Efendi

Dimensi.id-Hidup ‘merdeka’ adalah dambaan setiap orang, bisa bebas menyampaikan kebenaran yang bersumber dari keyakinan yang lurus. Tidak ada tekanan atapun intimidasi yang menghalangi seseorang berkata dan berbuat yang benar.  Sebagai seorang Muslim, kemerdekaan hakiki adalah ketika bisa berislam secara kaffah dan taat pada Allah dengan sepenuh hati.

Namun, sering kemerdekaan hakiki dirampas oleh pihak yang memaksakan pada yang lemah untuk menerima satu kebenaran yang bersumber dari pemikiran manusia yang lemah dan sering salah.  Label radikal membuat sebagian umat merasa takut untuk berislam kaffah dan menampakkan identitas sebagai muslim sejati yang menginginkan sistem khilafah yang akan menerapkan Islam secara kaffah. Islamophobia yang merabak bukti nyata bahwa umat belum merasakan kemerdekaan hakiki. 

Benarkan kita sudah merdeka? Sudahkah kita terbebas dari ketakutan dan berani menyuarakan kebenaran dari hati yang paling dalam, bersumber dari keyakinan yang sempurna, Islam dari yang Maha Sempurna?

Sejak 17 Agustus 1945, kemerdekaan diproklamirkan menggema ke seluruh penjuru negeri. Setiap tanggal 17 agustus dirayakan kemerdekaan dengan tasyakuran dan lomba-lomba sebagai bentuk luapan kegembirakan dan rasa syukur pada Allah SWT atas kemerdekaan yang  dianugrahkan pada Rakyat Indonesia dengan hengkangnya para penjajah barat dari negeri yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa dan keindahan alamnya bagaikan penggalan tanah surga.

Tapi, sangat disayang, kemerdekaan hakiki belum terealisasi, karena penjajah masih menancapkan hegemoninya di negeri tercinta ini. Demokrasi hanya memberikan kemerdekaan semu yang hanya milik segelitir orang dalam oligargi politik. Asing-aseng masih mengeruk kekayaan negeri ini, melalui pemimpinan boneka yang mau melayani kepentingan mereka daripada membela kepentingan rakyatnya.  Demokrasi juga memberi peluang munculnya politik dinasti hanya karena dorongan ingin melanggengkan kekuasaan meskipun harus mengorbankan kepentingan rakyat.

Rakyat sering dikorbankan oleh ambisi kekuasaaan  dalam sistem demokrasi. Kepentingan segelitir orang mengalahkan urusan rakyat yang harusnya sebagai skala prioritas. Kemerdekaan hakiki belum dirasakan rakyat apalagi ancaman kelaparan terasa kuat saat pandemi menyerang negeri ini. Sungguh,  solusi bingung ditampakkan membuat rakyat semakin jengah dan menginginkan perubahan hakiki yang membawa pada kebaikan dan kemerdekaan hakiki.

Sistem demokrasi akan semakin mengokohkan pemikiran penjajah. Demokrasi dengan pemikiran sekularisme dan liberaliame adalan warisan penjajah yang harus dihilangkan dari muka bumi ini.   Jika ingin lepas dari penjajahan dan mewujudkan kemerdekaan hakiki,  kita harus berani mencampakkan demokrasi dengan meninggalkan sekularisme, liberalisme dan kapitalisme yang akan mengokohkan penjajahan di bumi ini. Segelintir orang yang kuat mendzalimi yang lemah. Penjajahan akan terus ada selama sistem dan hukum penjajah masih diadopsi di negeri ini.

Hanya Islam dalam sistem khilafah yang akan mewujudkan kemerdekaan hakiki, bukan sistem demokrasi. Kemerdekaan hakiki adalah terbebasnya manusia dari penghambaan terhadap dunia menuju pada ketaatan secara total pada Allah SWT. Ketakutan atas kehilangan perhiasan dunia, kemudian tidak berani menyampaikan kebenaran berarti masih terjajah.

Sistem khilafah akan melindungi hak setiap rakyatnya dalam menjalankan seluruh ajaran sesuai dengan keyakinannya secara kaffah. Tidak ada paksaan dalam hal akidah namun tidak boleh main-main dengan keputusannya untuk memeluk agama yang lurus. Rakyat akan merasakan kemerdekaan secara hakiki, karena hak rakyat untuk hidup aman dan sejahtera dijamin oleh negara. Islam akan menjadi rahmatan lil’alamin ketika ajarannya bisa diterapkan secara kaffah sehingga bisa dijadikan pedoman hidup.

Masihkah kita bertahan dengan sistem penjajah? Tentunya orang yang berfikir jernih dan cerdas pasti akan menginginkan kemerdekaan hakiki.  Tentunya,  tidak satupun orang yang mau dijajah.  Hanya sistem khilafah yang akan bisa mewujudkan kemerdekaan hakiki dan benar-benar menghapuskan penjajajan di muka bumi ini termasuk juga penjajahan gaya baru dengan meninggalkan pengaruhnya dan menghembuskan pemikiran penjajah.

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.