8 Mei 2024

Dimensi.id-Akhir-akhir ini para pemuda kembali di hebohkan dengan aksi pelecehan terhadap gerakan sholat. Aksi tersebut membuat geram masyarakat pasalnya pemuda yang sedang melakukan ibadah sholat dan kemudian ditengah-tengah ibadah tiba-tiba melakukan aksi joget disertai iringan musik diskotik.

Kemarahan dari masyarakat terus terjadi walaupun yang melakukan pelecehan sudah meminta maaf kepada publik hanya saja protes masyarakat untuk tetap diadili ke polisi. Aksi pelecehan tersebut sebenarnya bukanlah hal baru, hal ini pun terjadi di tahun lalu ketika ada 2 orang remaja perempuan yang melakukan gerakan sholat sambil goyang di Papua Barat Sorong Kota (m.kumparan.com).

Jika kita cermati ada faktor penyebab yang akhirnya terjadi aksi seperti itu diantaranya adalah :

1. Kurangnya penanaman akidah dalam diri anak tersebut. Kurangnya ilmu agama dan orang tua yang tidak mendidik secara serius mengakibatkan anak kebablasan. Perhatian dari keluarga pun berpaling sehingga anak merasa tidak diperhatikan oleh keluarganya.

2. Lingkungan yang salah. Lingkungan adalah faktor penyebab yang ke dua setelah keluarga, karena ketika anak merasa kurang didikan, kurang perhatian dari keluarga maka anak tersebut mencari kenyamanan di luar. Jikapun anak mendapatkan kenyamanan dan itu mendapat dari lingkungan yang salah maka hal itu akan membuat anak terbawa arus dalam pergaulan yang salah.

3. Sistem kehidupan yang salah. Faktor yang ke tiga adalah faktor yang sangat memungkinkan banyak terjadi aktivitas yang kebablasan. Karena itu sistem liberalis yang menjadi alasannya memicu anak bebas bertingkah laku, bebas berekspresi sesuai dengan keiinginannya.

Sistem demokrasi nyatanya telah gagal membangun peradaban generasi. Padahal para pemuda adalah aset bangsa yang sangat berhagra untuk mewujudkan cita-cita negeri. Banyak orang yang mengatakan bahwa pemuda adalah agen perubahan. Tetapi pada faktanya saat ini justru sebaliknya pemuda adalah agen perusak negeri.

Wajar saja jika kita melihat pemuda adabnya jauh dari islam karena sistem yang mengatur kehidupan bukanlah aturan islam. Kemudian juga pemuda merasa tenang melakukan aktivitas mereka yang kebablasan karena tidak ada tindak tegas ataupun periayahan dari negara terhadap pemuda. Pemerintah hanya sibuk mengurusi kepentingannya dan melalaikan tugas utamanya yaitu menjadi pelayan dan periayah rakyat termasuk para pemuda.

Dalam pandangan islam tentunya sangat berbeda dengan sistem yang terjadi saat ini. Islam justru sangat memperhatikan para pemuda. Peran pemuda sangatlah penting untuk mewujudkan peradaban negeri. Maka dari itu dalam islam tentunya harus ada kolaborasi antara tiga dimensi yaitu keluarga, lingkungan masyarakat, dan juga negara.

Keluarga adalah peran utama dalam mendidik pemuda utamanya adalah ibu karena ibu adalah madrasatul ‘ula atau pendidik utama dan yang paling utama. Jika dalam faktor dikatakan kurangnya penanaman akidah maka solusinya orang tua harus mampu mendidik anak, menanamkan nilai-nilai islam dalam diri anak sehingga bisa mencerminkan kepribadian islam.

Pentingnya seorang ibu untuk memiliki tsaqofah islam karena memang untuk membekali ibu dalam mendidik anak Sehingga ketika anak keluar dan bergabung dalam lingkungan masyarakat tidak akan terbawa arus kebebasan yang kebablasan.

Jikapun lingkungan mendapatkan aktivitas yang membuat geram, maka masyarakat pun berperan untuk beramar ma’ruf nahi munkar. Kemudian juga jika ke dimensi itu sudah berkolaborasi maka peran negara pun juga tentunya harus mengawasi sebagaimana tugas dari negara dalah mengurusi ummat.

Maka dari itu jika semua dimensi saling bersinergi maka negeri ini akan melahirkan Muhammad Al-Fatih ke 2, Khalid bin Walid yang ke 2, Bilal Bin Rabbah yang ke 2 dimana mereka siap untuk berjuang mewujudkan peradaban yang gemilang.

Penulis : Ninda Mardiyanti YH (Aktivis Mahasiswi Kota Banjar)

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.