19 Mei 2024

Dimensi.id-Hari buruh Internasional selalu diperingati pada tanggal 1 Mei dan dijadikan para buruh untuk menyampaikan aspirasi mereka, tujuannya untuk memperbaiki status sosial agar perusahaan dapat membayar upah sesuai dengan jam kerjanyanya dan juga dengan tenaga, pikiran serta waktu yang diluangkan. Belum lagi banyak sekali kaum buruh yang diberlakukan tidak selayaknya manusia saat bekerja. Untuk itulah hari buruh diperingati atau biasa disebut dengan May Day.

Di Sumut, APBD SU (Aliansi Pekerja/Buruh Daerah Sumatera Utara sebanyak kurang lebih 2.000 orang berencana demo memperingati May Day tahun ini. Unjuk rasa yang akan berlangsung ini dimulai pada hari kamis depan (30/04/2020) di kantor GUBSU (Gubernur SumateraUtara) dan DPRD Sumatera Utara dari pagi sampai sore. Ujar Amin Basri selaku Ketua Federasi serikat Pekerja Ind Industri (FSPI) Sumatera Utara (Sumut) (24/04/2020).

Basri mengatakan bahwa buruh akan menyampaikan aspirasinya terkait RUU Cipta Kerja yang mereka tolak dan berbagai permasalahan buruh lainnya. Surat pemberitahuan unjuk rasapun sudah disampaikan ke Polda Sumut, mereka demo karena mereka melihat ada upaya pemaksaan, yakni pembahasaan RUU Cipta kerja yang akan segera disahkan. Padahal buruh menolak RUU tersebut.

Aksi tersebut juga akan menyesuaikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19, mereka akan menerapkan konsep berjarak paling sedikit 1 meter dari teman-temannya. Sebenarnya mereka juga was-was, di tengah pandemi covid-19 ini mereka harus berdemo, namun apa daya RUU Cipta Kerja ini terdapat beberapa pasal kontroversional di dalamnya. Buruh hanya ingin menyampaikan aspirasinya dan mereka hanya ingin hak mereka di dengar. Belum lagi dalam keadaan wabah RUU ini terus saja dibicarakan.

Pemerintah secara gamblang meminta masyarakat agar bekerja sama dalam penanganan pandemi ini. Namun, ketika masyarakat menyanggupi permintaan tersebut maka seharusnya pemerintah juga berkomitmen dengan tidak membahas RUU cipta Kerja ini. Seharusnya pemerintah itu fokus untuk menghentikan pandemi.

Selama sistem kapitalisme bercokol di negeri ini, persoalan buruh akan tatap ada. Karena sistem ini senantiasa berpihak pada para kapitalis dan menomorsekiankan buruh.  Keserakahan kapitalis senantiasa akan menempatkan buruh di posisi tawar yang rendah bahkan malah tanpa posisi tawar sama sekali.

Semua itu karena makin berakarnya kapitalisme di Negeri ini, selama kapitalisme menjadi acuan utama dalam kehidupan masyarakat dunia selama itu pula buruh akan tetap dalam posisi tertindas. Seolah menjadi seperti lintah, menghisap mahluk apa saja tidak peduli bentuk dan wujudnya seperti apa. Tingkat upah yang rendah dan tiada jaminan sosial, sehingga hidup sengsara dibawah naungan kapitalisme.

Kapitalisme juga sudah terbukti tidak bisa menjamin kesejahteraan buruh, hal ini terlihat karena buruh diperbudak demi mendapatkan biaya hidup mereka. Perbudakan, pengeksplotasian serta upah akan selalu ada selama hubungan buruh dan majikan di landasi kapitalisme.

Maka dari itu sudah seyogyanya kita melawan kapitalisme yang sudah bercokol di negeri ini guna kesejahteraan buruh. Buruh bukanlah robot, buruh hanyalah manusia yang terus ditindas oleh sistem ini. Sudah saatnya kita bejuang untuk merebut semua kekayaan ini dari tangan kapitalis dan menggunakannya untuk kesejahteraan buruh sesuai porsi kita masing-masing. Kesejahteraan buruh serta kita semua hanya bisa terterapkan di dalam sistem Islam.

Penulis : Habsah (Aktivis UinSu)

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.