13 Mei 2024

Dimensi.id-Teringat masa sekolah yang mendapatkan doktrin bahwa demokrasi sistem terbaik yang tidak ada tandingannya jika diterapkan dengan sempurna. Namun, dalam prakteknya, demokrasi tidak seindah dalam teori. Demokrasi juga digambarkan sebagai sistem Islami yang peduli dengan nasib rakyat, padahal faktanya demokrasi tidak berpihak pada rakyat. Terbukti, banyak aturan perundangan lebih berpihak pada penguasa dan konglomerat, karena demokrasi lebih mengedepankan hukum kesepakatan daripada hukum Allah SWT.

Mengharap hidup sejahtera dalam sistem demokrasi adalah ilusi, mimpi yang tidak mungkin terjadi. Hidup susah karena semua dipajaki, kebutuhan dasar harus ditanggung sendiri. Sebaliknya, dalam sistem Islam, hidup berkah dan indah karena hukum Allah diterapkan secara kaffah. Penerapan Islam secara kaffah tidak mungkin terjadi dalam sistem demokrasi, karena dalam demokrasi kedaulatan ditangan rakyat, sebaliknya dalam Islam kedaulatan ada pada hukum syara’. Meskipun haram dan dosa besar dalam demokrasi bisa dilegalkan dalam hukum kesepakatan para wakil rakyat yang mengatasnamakan rakyat.

Terbukti saat ini, zina yang pasti haram dihalalkan dalam sistem demokrasi selama tidak ada unsur paksaan, suka sama suka. Sementara, aturan menutup aurat di tempat umum, dianggap membatasi kebebasan dan melanggar HAM. Korupsi meraja lela karena tidak ada hukuman tegas dalam sistem demokrasi ketika pencurinya dilingkaran kekuasaan. Menghina dan menghujat agama dianggap bentuk kebebasan dalam sistem demokrasi. Bahkan riba yang jelas dosa besar menjadi pilar perekonomian negara. Sungguh dulu demokrasi yang kuanggap sistem terbaik, ternyata buruk dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Demokrasi ternyata tidak sama dengan Islam. Musyawarah dalam sistem demokrasi dilakukan untuk semua hal, bahkan untuk sesuatu yang jelas halal dan haramnya. Demokrasi suara tertinggi ditangan rakyat yang sudah diwakili oleh mereka yang ada dilingkaran kekuasaan. Rakyat didatangi untuk mengambil hati saat pemilu, namun setelah itu, selama lima tahun kedepan rakyat ditinggalkan. Suara rakyat dianggap sudah terwakili oleh mereka yang berhak membuat hukum dan aturan. Terbukti, banyak aturan dibuat tidak untuk melindungi dan mensejahterakan rakyat, tapi aturan dibuat lebih berpihak pada konglomerat dan usaha untuk mempertahankan kekuasaan. Sudah berkali-kali berganti rezim tapi kehidupan Islami tidak ada tanda-tanda terwujud, bahkan lebih menjauh dari hukum Allah. Harusnya penduduk yang mayoritas Islam ini diatur dengan aturan Islam secara kaffah agar Islam menjadi rahmatan Lil Amin.

Sekarang sungguh aku benci dengan sistem demokrasi yang sudah mengacak-ngacak negeri yang harusnya menjadi negeri “Baldatun Thoyibatun warobbun Ghofur” Aku benci demokrasi, bukan aku tidak cinta negeri ini. Sudah menjadi naluri untuk mencintai negeri ini yang mana aku dilahirkan disini. Sebagai bentuk cinta aku inginkan kebaikan terjadi pada negeri tercintaku bukan bencana bertubi-tubi. Dengan sistem khilafah bukan demokrasi, Islam bisa diterapkan secara kaffah diseluruh aspek kehidupan. Islam tidak hanya agama ritual tapi mabda’ yang menghasilkan peraturan untuk mengatur seluruh aspal kehidupan secara nyata.

Demokrasi dulu aku cinta sekarang aku benci karena terbukti demokrasi adalah sistem buruk yang menjadi penyebab banyak masalah yang membelit negeriku tercinta. Pemahaman yang tercerahkan oleh Islam akan mulai menyadari begitu buruknya sistem demokrasi. Ingin merasakan hidup dalam sistem khilafah yang terbukti sebagai sistem terbaik sepanjang sejarah. Hidup sejahtera dan aman dalam naungan khilafah. Hidup berkah dan indah karena kehidupan Islami akan kembali terwujud sehingga penduduk negeri bisa beriman dan bertaqwa. Berkah dari langit dan bumi akan terbuka dan bencana segera berhenti karena hukum Allah bisa diterapkan secara kaffah tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan dirinya sendiri tapi juga hubungan manusia dengan manusia yang lain dalam bermasyarakat maupun bernegara.

Khilafah harus diperjuangan untuk diwujudkan agar kehidupan Islami di satu negeri yang mayoritas penduduknya muslim bisa kembali dirasakan umat yang dulu pernah ada dalam sejarah kejayaan dan kemuliaan Islam. Bukan sesuatu yang tidak mungkin dengan membangun pamahaman pada umat bahwa sistem Islam adalah sistem terbaik. Sebaliknya apa yang selama ini mereka pikirkan tentang demokrasi sebagai sistem terbaik adalah salah. Bahkan, jika kita cerdas dan bisa berfikir jernih, diterapkan sistem demokrasi adalah akar masalah. Oleh sebab itu jalan satu-satunya solusi untuk negeri ini adalah mencampakkan demokrasi dan menggantinya dengan sistem khilafah. Cinta pada pada demokrasi sudah berkhir dan sudah berganti dengan cinta pada sistem khilafah. Hidup akan berkah dan masalah bisa teratasi hanya dalam sistem khilafah dengan penerapan Islam secara kaffah.(ME)

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.