13 Mei 2024

Dimensi.id-Sejumlah artis dan infuencer Indonesia ikut ambil andil membantu pencegahan dan penanganan penularan virus corona (Covid-19) di Tanah Air dengan menggalang dan menyalurkan dana donasi berupa uang kepada para petugas medis.

Selain jumlah donasi berupa uang yang mencapai nilai miliaran rupiah, beberapa selebritas juga memberikan bantuan alat pelindung diri (ADP) untuk digunakan para petugas medis yang bersinggungan dengan pasien Covid-19.

Di antaranya ada pembawa acara Uya Kuya. Ayah dua anak ini membantu pencegahan virus corona di Indonesia dengan membeli masker yang harganya tengah melambung tinggi, kemudian menjualnya kembali dengan harga murah yaitu, seharga Rp 2 ribu per-buah.

Seolah tak mau kalah, YouTuber Atta Halilintar juga membuka donasi untuk membantu melawan wabah virus corona (Covid-19)

Dari penggalangan dana yang dilakukan Atta itu, saat ini telah terkumpul dana senilai lebih dari Rp 49 juta. Rencananya, hasil donasi tersebut akan digunakan untuk membeli alat perlindungan diri (APD) bagi tenaga kesehatan serta sembako dan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat kurang mampu. (19/3/2020)

Partisipasi para artis memang perlu diapresiasi, namun pertanyaannya, apa tugas pemerintah? Dilansir RM.co.id (27/03), pemerintah melakukan berbagai cara untuk membiayai perang melawan Corona. Comot sana, comot sini. Setelah memotong dana kementerian/lembaga dan melakukan refocusing anggaran, pemerintah juga membuka rekening donasi. Pemerintah menunggu sumbangan para dermawan.

Namun, pengamat politik dari Universitas al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang melihat permintaan sumbangan oleh pemerintah itu kontradiktif. “Rakyat ini kan sedang susah. Masak iya dimintai sumbangan untuk menanggulangi corona?” ujarnya. (28/3/2020)

Lucunya di sisi lain, pemerintah pun terus ngotot melanjutkan pembangunan ibu kota negara. Kemenko Kemaritiman dan Investasi menyatakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) baru masih sesuai rencana (on the track) meski saat ini Indonesia tengah menghadapi mewabahnya virus Corona (Covid-19).

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan pembangunan infrastruktur tahap pertama di ibu kota negara baru akan dimulai pertengahan tahun 2020. (25/3/2020)

Sejak awal, sikap pemerintah dalam menangani pandemi corona memunculkan banyak perdebatan, tak terkecuali di dunia maya. Mayoritas masyarakat tampaknya sepakat memandang bahwa pemerintah negara +62 ini terlalu lamban, bahkan terkesan meremehkan.

Akibatnya, rakyat dibiarkan dalam ketidakpastian. Edukasi dan informasi yang kurang membuat mereka mengambil sikap yang beragam. Sosialisasi protokol kesehatan yang lamban disampaikan dan setengah-setengah ditegakkan pun tak efektif membantu langkah pencegahan.

Maka ketika pandemi corona melanda, negara +62 pun gelagapan. Bukan saja karena fasilitas dan layanan kesehatan yang serba terbatas dan lamban disiapkan, tapi juga karena corona sudah merebak di mana-mana.

Betul bahwa pada akhirnya pemerintah +62 mengambil beberapa langkah “kebijakan”. Termasuk arahan agar impor masker dan sanitizer dihentikan, menetapkan status kedaruratan, meliburkan sebagian pegawai, masifikasi sosialisasi protokol kesehatan, mengiming-imingi insentif tambahan pada tenaga medis yang bergelut dengan corona dan –tidak lupa– melakukan shooting untuk iklan “ucapan terima kasih” buat para pejuang corona di Indonesia.

Namun tetap saja, masyarakat telanjur kecewa dan menilai pemerintah telah ketinggalan langkah, sementara virus corona sudah menyebar kemana-mana.

Semua ini adalah dampak sistem hidup yang diterapkan penguasa. Mulai dari politik, ekonomi, sosial, hukum, dan lainnya yang terbukti telah sukses menjatuhkan Indonesia pada multi krisis. Sehingga anugerah kelebihan yang Allah beri, mulai dari SDM, SDA, posisi geopolitik dan geostrategis, tak berhasil membuat negeri ini kuat dan berdaya. Malah jadi sasaran empuk penjajahan.

Islam sebagai Solusi

Berbeda dengan paradigma kepemimpinan dan watak sistem Islam. Dalam Islam, kepemimpinan dinilai sebagai amanah berat yang berkonsekuensi surga dan neraka. Dia wajib menjadi pengurus dan penjaga umat.

Sistem Islam betul-betul menempatkan amanah kepemimpinan selaras dengan misi penciptaan manusia dan alam semesta. Yakni, mewujudkan rahmat bagi seluruh alam, tanpa batas imajiner bernama negara bangsa.

Sistem ekonomi Islam akan membuat negara punya otoritas terhadap berbagai sumber kekayaan untuk mengurus dan membahagiakan rakyatnya. Di antaranya menerapkan ketetapan Allah swt bahwa kekayaan alam yang melimpah adalah milik umat yang wajib dikelola oleh negara untuk dikembalikan manfaatnya kepada umat.

Sehingga saat negara dilanda wabah penyakit, sudah terbayang negara akan mampu mengatasinya dengan kebijakan tepat dan komprehensif. Lockdown akan mudah diterapkan sebagai bagian dari pelaksanaan syariat, tanpa khawatir penolakan, tanpa halangan egoisme kelokalan dan tanpa khawatir kekurangan banyak hal. (24/3/2020)

Dengan demikian, hanya Islam satu-satunya solusi yang bisa menyelesaikan seluruh problematika umat hari ini, termasuk mengatasi pandemi yang tengah terjadi saat ini. Wallahu a’lam bish-shawab.[ia]

Penulis : Al Azizy Revolusi (Editor dan Kontributor Media)

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.