2 Mei 2024

Penulis : Teniazahra

Dimensi.id-Beberapa waktu  yang lalu,merasa cukup heran dengan pesan yang masuk di WA grup saya. Cukup ramai,beberapa anggota digrup mulai berkomentar.

Ternyata, informasi yang disebar terkait dengan pemasangan logo baru dan pernyataan unilever yang dimuat dalam akun histagramnya pada 19 Juni lalu.

Logo baru perusahaan dengan warna pelangi khas LGBT. Dengan tambahan postingan yang berisi pernyataan bahwa perusahaan asal Inggris ini mendukung gerakan Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer (LGBTQ+) dalam berbahasa Inggris yang artinya:

“Kami berkomitmen untuk membuat kolega LGBTQI + kami bangga dengan kami seperti kami. Itu sebabnya kami mengambil tindakan bulan Pride ini,” .

Postingan ini  secara vulgar menunjukkan dukungan dari Unilever terhadap keberadaan komunitas  Lesbian ,Gay ,Biseksual dan Transgender atau lebih kita kenal dengan nama LGBT.

Banyak pihak yang terkejut, Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim  tidak mengetahui bahwa perusahaan yang memproduksi barang barang yang biasa mereka pakai merupakan perusahaan yang  mendukung keberadaan komunitas LGBT.

Histagram telah lama diketahui mendukung LGBT,namun tidak sama halnya dengan Unilever.  postingan Unilever didalam akun tersebut menjadi informasi baru bagi masyarakat Indonesia. Cirebon,Pikiran Rakyat.com(26/06/2020)

Menanggapi hal tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebagai lembaga tertinggi umat Islam   memberikan seruan untuk memboikot produk-produk dari Unilever. Republika.co.id (29/06/2020).

Respon masyarakat terhadap usulan unilever ini pun bermunculan dan beragam. Ada yang pro dan ada yang kontra.  Yang pro beralasan  pemboikotan produk merupakan bentuk ketidaksukaan,protes dan bentuk penolakan atas dukungan Unilever terhadap LGBT, sedangkan yang kontra beralasan pemakaian produk produk Unilever bukan berarti mendukung perusahaan tersebut. Semua dikembalikan kepada niat masing-masing.

*Boikot akankan menjadi solusi?*

Unilever adalah perusahaan multinasional  yang sudah memproduksi berbagai macam  produk,mulai dari kebutuhan rumah tangga,kecantikan,kesehatan dan juga beberapa brand ternama serti Pampers dan Rinso. Saking terkenalnya masyarakat Indonesia terutama menyebut smua popok bayi dengan sebutan Pampers dan semua detergen dengan nama Rinso.

Terlalu banyak produk Unilever yang dibutuhkan  dan sudah digunakan masyarakat Indonesia. Memboikot produk mereka bisa jadi memberikan dampak yang signifikan terhadap produsen. Unilever bisa saja merugi atau mengalami kebangkrutan,semudah itukah?

Bagaimana dengan masyarakat yang membutuhkan produk-produk mereka. Selama ,belum ada pengganti produk yang semisal,bukankan memboikot produk sama dengan merugikan diri sendiri? Sebut saja,sabun mandi. Produk sabun yang dikeluarkan oleh Unilever ada berbagai varian dengan varian harga  dari yang termurah hingga termahal. Dibandingkan dengan harga produk sabun produksi lokal,harga dan kualitas beda jauh. Dengan kualitas sama,harga dari produsen lokal jauh lebih mahal. Bagaimana bisa?Masyarakat Indonesia yang masih sangat terpuruk,apalagi ditengah situasi pandemi ini mampu membeli produk lokal yang harganya jauh lebih mahal.

Selain itu, perusahaan pendukung LGBT bukan hanya Unilever,tetapi perusahaan Multinasional Corporation (MNC) ada dibalik komunitas ini juga,pun perusahaan lain seperti Apple,Facebook,Nike, dan juga Microsoft.

Memboikot produk Unilever dalam rangka menolak dukungan terhadap LGBT bukanlah solusi yang tepat.  Pasalnya seperti yang diposting Unilever dalam akun Instagram 19 Juni lalu,Unilever mengakui mereka sebagai bagian dari keberagaman budaya,yang harus dirangkul yang harus diakui keberadaannya.

Tolak LGBT dari kelahirannya

Pemboikutan produk-produk perusahaan pendukung LGBT tidaklah cukup untuk menghadang perkembangan komunitas ini. Komunitas berlambang pelangi ini lahir dari cara pandang yang keliru tentang kehidupan.  Mereka mendapati ide kebebasan atas dasar hak asasi manusia yang lahir dari sistim demokrasi kapitalis di negri ini. Dalam demokrasi,rakyat memilki kebebasan yang dijamin, meliputi kebebasan beragama, kebebasan kepemilikan,kebesan dari rasa lapar dan kebebasan dalam perilaku.

Bagi mereka LGBT adalah wujud dari kebebasan berperilaku. Kebebasan dalam   menentukan jenis kelamin dan orientasi seksual dalam diri mereka. Cara pandang ini lahir dari penerapan sistim sekuler demokrasi kapitalis di dunia saat ini.

Dalam negara kapitalisme,hak asasi ini,termasuk kebebasan berperilaku,menentukan jenis kelamin yakni LGBT dilindungi dan dibiarkan oleh negara. Jadi sangat wajar jika komunitas ini terus tumbuh dan berkembang.

Melawan LGBT dengan sistim

Memboikot produk Unilever untuk menolak LGBT saja tidak cukup,bahkan tidak efektif.  Langkah yang lebih tepat adalah dengan memperbaiki cara pandang tentang hidup masyarakat. Semua ini hanya bisa dilakukan oleh sebuah institusi yang berpengaruh yang memiliki kewenangan terhadap rakyat yakni negara.  Faktanya negara di dunia saat ini mengadopsi pemikiran dan sistim kapitalis dalam mengatur negara nya. Oleh karena itu,untuk menolak keberadaan LGBT ini tidak lain adalah dengan menerapkan sistim Islam dalam sebuah instusi resmi negara Islam,yakni khilafah.

Dalam Islam,

Manusia sebagai makhluk hidup telah diberikan pengaturan yang jelas terkait dengan kehidupan. Bahwa hidup tidaklah bebas,melainkan terikat pada hukum Allah.

Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (al-Ahzab: 36)

Terkait perilaku LGBT,

Islam melarang keras akan hal ini.

Seperti yang dikisahkan dalam Alquran kisah nabi Luth alahi salam dan kaumnya yang berperilaku seks menyimpang.

Dalam surat Al Hijr ayat 74:

“Maka kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras” .

Khilafah sebagai sebuah negara akan bersikap tegas terhadapnya perilaku LGBT. Bagi pelaku homo dan lesbian,bisa dengan dijatuhi hukuman mati,dijatuhakn dari tempat yang tinggi atau dengan cara yang lain. Sedangkan transgender yang tidak melakukan sodomi akan dihukum sesuai dengan ketentuan dari hakim.

Begitu keras dan tegas khilafah Islam dalam menjaga masyarakat. Inilah solusi yang tepat terhadap LGBT.

Wallahu A’alam

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.