7 Mei 2024

Penulis : Nina Marlina (Ibu Rumah Tangga)

Dimensi.id-Sejak kemunculan covid 19 yang tersebar ke negeri ini, membuat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat terhambat. Termasuk dengan diberlakukannya physical / social distancing  telah meminimalkan pertemuan dan kerumunan orang. Penyebaran virus ini telah melumpuhkan berbagai sektor bisnis. Berbagai langkah dan kebijakan telah dijalani, namun angka penyebaran virus belum menunjukkan penurunan. Sampai hari ini, 19 Juni 2020 jumlah kasus positif corona di Indonesia sudah mencapai  42 ribuan orang.

Semua orang khususnya masyarakat kecil tentu mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup di tengah wabah ini. Nampaknya, pemerintah belum bisa menangani wabah ini dengan baik. Baru-baru ini Presiden Jokowi mengumumkan kebijakan new normal life. Dimana sebelumnya rakyat diajak untuk berdamai dengan corona. Kebijakan new normal ini akan membuka kembali tempat bekerja, kantor ASN dan sekolah-sekolah dengan catatan mengikuti protokol kesehatan. Misal dengan menjaga jarak minimal 1 m, mencuci tangan dan memakai masker.

Namun, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Hermawan Saputra mengkritik persiapan pemerintah menjalankan kehidupan new normal. Menurutnya belum saatnya dilakukan, karena temuan kasus baru terus meningkat dari hari ke hari. Ia mengatakan baru tepat membicarakan new normal ini sekitar minggu ketiga/empat Juni nanti maupun awal Juli. Terlalu dini, maksud Hermawan adalah wacana new normal ini membuat persepsi masyarakat seolah-olah telah melewati puncak pandemi Covid-19, namun kenyataan belum dan perlu persiapan-persiapan dalam new normal tersebut.

New normal ini banyak pra syaratnya. Pertama, syaratnya harus sudah terjadi perlambatan kasus. Dua, sudah dilakukan optimalisasi PSBB. Ketiga, masyarakatnya sudah lebih memawas diri dan meningkatkan daya tahan tubuh masing-masing. Keempat, pemerintah sudah betul-betul memperhatikan infrastruktur pendukung untuk new normal (Merdeka.com, 25/05/2020).

Salah satu penyebab belum kunjung mereda wabah ini adalah gagalnya Pemerintah dalam menangani wabah. Wabah menjadi berkepanjangan karena sejak awal Pemerintah tidak menutup pintu keluar masuk ke dalam dan luar negeri. Kegiatan ekspor dan impor tetap berjalan. Bandara tetap dibuka. Ratusan TKA dari China dibiarkan masuk dan dipekerjakan. Berbagai saran dari tim medis dan peneliti tidak diindahkan. Hingga sempat viral di sosmed tagar Indonesiaterserah.

Lalu, niatan untuk melakukan new normal ini sejatinya lebih mementingkan keselamatan ekonomi daripada menyelamatkan nyawa rakyat. Seperti halnya yang akan dilakukan oleh Trump dengan membuka lockdown, padahal kasus positif corona disana paling tinggi yakni 1,6 juta jiwa. Inilah watak pemimpin dalam sistem kapitalisme. Kebijakan yang dikeluarkan didorong karena kepentingan politik dan ekonomi. Bukan memulihkan kondisi ekonomi, namun bisa jadi wabah gelombang ke dua ini akan terjadi. Tentu hal ini sangat tidak kita harapkan.

Wabah covid ini sungguh memberikan banyak hikmah bagi kita. Kita diingatkan untuk selalu taat kepada Allah. Tidak berbuat kerusakan dan melakukan kemaksiatan kepada-Nya. Selain itu, perlu adanya sebuah kekuasaan yang berlandaskan Islam. Kekuasaan dan pemimpin yang menjadikan urusan rakyat adalah prioritas utama. Memperhatikan urusan kesehatan, keamanan dan keselamatan rakyatnya. Semua itu didorong atas keimanan yang tinggi. Takut akan amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hari akhir. Terlebih dalam penanganan wabah, negara harus memaksimalkan segala upaya demi keselamatan rakyat.

Meminta pendapat para ahli kesehatan dan yang ahli di bidangnya. Segera menyediakan obat-obatan, vaksin, dan peralatan kesehatan untuk tim medis. Seperti ventilator dan robot kendali sebagai perantara perawat dan pasien. Semua itu tentu didukung dan dibiayai penuh oleh negara. Tanpa berpikir untung atau rugi. Dan yang terpenting, negara sejak awal mengisolasi wilayah yang menjadi awal munculnya wabah. Mengobati warga yang sakit hingga sembuh. Serta memenuhi kebutuhan hidup mereka selama isolasi. Dengan ini wabah tidak akan menyebar secara luas. Perekonomian masyarakat dan negara pun tetap berjalan. Wallahu a’lam bishshawab.

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.