25 April 2024
Penguasa
62 / 100

Dimensi.id-Kekuasaan adalah kesempatan untuk berbuat banyak kebaikan karena apa yang dilakukan dengan kekuasaan akan dirasakan oleh rakyat yang dipimpinnya. Sebaliknya, penguasa yang buruk dampaknya juga dirasakan oleh banyak orang. Tentunya, pemimpin yang beriman dan bertaqwa akan berhati-hati, karena dia menyadari bahwa apa yang dilakukan berdampak pada rakyat yang dipimpinya, sehingga sangat berat tugas seorang pemimpin. Tidak boleh seorang muslim meminta jabatan, namun pantang untuk menolak jika Allah sudah memberikannya. Muslim sejati akan menjadikan kekuasaan yang datang kepadanya untuk Islam, bukan hanya sekedar memperkaya diri sendiri ataupun membangun dinasty kekuasaan. Seorang muslim sejati menjadikan kekuasaan adalah amanah yang harus diusahakan dengan usaha terbaik untuk mengurusi rakyatnya karena takut kepada Allah SWT.

Lalu apa yang bisa dibanggakan dari rezim penguasa demokrasi yang berambisi dan meminta jabatan tapi enggan mengirusi rakyatnya. Undang-undang dibuat bukan untuk melindungi rakyatnya, tapi lebih untuk mengamankan kepentingannya sendiri agar bisa bebas berbuat apa saja dengan kekuasaannya tanpa tersentuh oleh hukum buatannya sendiri. Rakyat diancam dan dibungkam dengan tuduhan pencemaran nama baik dan penyebaran berita bohong.

Penguasa yang bangga dengan keberagaman, tapi membiarkan sebagai potensi untuk memicu konflik antar anak bangsa, agar saling bermusuhan. Satu kelompok diangkat dan dimanjakan, sementara kelompok yang lain diinjak, dikriminalisasi dan dimusuhi. Keberagaman yang tidak tidak bersatu akan menjadi lemah dan mudah untuk dikuasai sehingga kekuasaan bisa terus ada dalam genggamannya. Logika berfikir yang salah, tapi itulah fakta yang kita saksikan saat ini, rakyat dibiarkan terpecah belah agar lemah, sehingga tidak ada yang mengritik agar penguasa bisa lebih leluasa untuk mempermainkan kekuasaannya. Haruskah kita bangga dengan penguasa yang berbuat dzalim dan suka memecah belah umat, hanya karena ingin terus berkuasa?

Apakah ada alasan yang membuat kita bangga untuk mempertahankan penguasa rezim, jika Islam yang merupakan keyakinan mayoritas umat selalu dipermasalahkan. Tuduhan radikal, intoleran dan anti kebhinekaan tidak henti-hentinya dipropagandakan meskipun tuduhannya tidak terbukti dan bahkan sering salah sasaran. Apakah menyampaikan Islam apa adanya secara kaffah disebut radikal. Apakah tegas dan jelas dalam akhidah dianggap intoleran. Apakah meninggalkan kebiasaan dan adat yang tidak sesuai dengan syariatNya sebagai bentuk anti-kebhinekaan. Negeri ini memang terdiri dari mayarakat yang memiliki kebhinekaan tapi jangan dijadikan sebagai alasan untuk berpecah belah, apalagi meninggalkan keyakinan yang lurus dan mulia. Perbedaan jangan dibiarkan manjadi penyebab terjadinya konflik anak bangsa sehingga mereka saling bermusuhan.

Keadilan hukum dipermainkan dan menjadi ilusi bagi yang berani meluruskan kebenaran. Sulit memang menemukan pemimpin yang adil dan amanah dalam sistem demokrasi sekuler. Mereka yang mencoba membawa solusi terbaik untuk negeri dicurigai dan diawasi. Bahkan yang berani menyampaikan kebenaran hakiki, tapi bertentangan dengan keinginan penguasa simusuhi, dikriminalisasi dan bahkan ditangkap dan dipenjara tanpa proses hukum yang adil. Keadilan adalah ilusi dan hanya milik mereka yang menjadi penjilat penguasa, bukan mereka yang bersebrangan dengan penguasa. Lalu dimana impkementasi dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Faktanya, kedzoliman akan dirasakan bagi mereka yang kritis dan berani menyampaikan kebenaran yang tidak disuka oleh penguasa.

Utang luar negeri yang berbasis Riba tidak segera diselesaikan bahkan cenderung untuk terus ditambah apakah menjadi alasan bagi kita untuk bangga dan mempertahankan penguasa rezim yang dzolim ini. Sementara, sumber daya alam yang melimpah pengelolaannya diserahkan ke swasta. Tidak jelas pula, untuk siapa semua kekayaan negeri ini? Korupsi yang menggurita telah menggarong dan menghabiskan uang rakyat, sementara utang luar negeri tidak kunjung ada penyelesaian, dan akan terus membebani generasi di masa yang akan datang. Sampai kapan negeri ini terus tergadai dengan untang luar negeri berbasis riba. Lalu kapan negeri ini bisa mandiri mengelola kekayaan alamnya sendiri dan digunaka sebesar-besarnya untuk mensejahterakan rakyatnya. Hentikan menggadaikan aset negeri ini dengan dalih investasi, memberi karpet merah untuk asing menguasai negeri yang kita cintai yang memiliki kekayaan melimpah dan keindahannya bagaikan penggalan tanah surga.

Apakah kita harus merasa bangga saat aset negera banyak yang dikuasai asing dan para komprador untuk mengeruk kekayaan negeri ini. Negeri yang kaya raya, tapi rakyat tidak bisa menikmati semua itu karena kekayaan alam yang harusnya milik umat tidak lagi dikuasai oleh negara tapi dalam kendali para korporasi dengan dalih investasi. Negara kehilangan kemandiriannya dalam membuat satu keputusan, setiap kebijakan selalu diintervensi oleh kepentingan yang tidak berpihak pada rakyatnya.

Memaksakan proyek besar yang bukan untuk kepentingan rakyat tapi demi ambisinya sendiri haruskah didukung dan dipertahankan. Penguasa dalam sistem demokrasi memang hanya ingin mengikuti ambisinya untuk bekuasa, bukan tujuan mengurusi rakyatnya agar mereka hidup sejahtera, aman dan mendapatkan keadilan di satu negeri yang mereka dilahirkan. Tentunya, itulah pentingnya adanya sebuah pemerintahan, bukan rakyat dijadikan komoditas untuk memenangkan bisnisnya. Pemimpin yang amanah akan melakukan segala usaha untuk kebaikan rakyatnya, bukan keuntungan dan kepentingan diri dan kelompok pendukungnya.

Masihkah mau bertahan tiga periode dengan semua kemerosotan yang terjadi, bukan prestasi tapi bencana bertubi-tubi, karena penguasa satu negeri yang mencoba menghilangkan Islam dari kehidupan. Tidakkah kita mau berfikir bahwa jika penduduk satu negeri beriman dan bertaqwa, Allah Pemilik Hidup akan membuka pintu keberkahan dari langit dan bumi bukan adzab berupa bencana bertubi-tubi. Mulailah berfikir cerdas dan cemerlang dengan mengganti sistem demokrasi sekuler yang rusak dengan sistem Islam yang bisa menjamin diterapkannya syariat Allah secara kaffah dan agar kehidupan Islami yang kita impikan bisa segera terwujud. Tentunya kita harus secara Istiqomah memperjuangkannya agar pertolongan Allah segera datang dan memberi kemenangan pada umat Islam, dan kejayaan Islam di muka bumi ini.

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.