3 Mei 2024

Sudah genap satu tahun Covid-19 hidup berdampingan dengan kita. Tepatnya bulan Maret 2020 kemarin merupakan kasus pertama orang Indonesia yang terpapar virus Covid-19. Namun, virus Covid-19 belum mereda malah muncul virus baru yakni virus Corona B117.

Varian baru virus corona Inggris yang disebut virus corona B117 sudah masuk ke Indonesia sejak bulan Januari. Yang mana di negara-negara lain juga bermunculan virus varian mutasi baru dari Covid-19.

Menurut Dr. Rochelle Walensky, direktur baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan bahwa virus covid-19 varian mutasi ini lebih cepat menular dibandingkan virus Covid-19 sebelum mutasi. Tentu saja hal ini akan berdampak pada lonjakan terpaparnya virus baru ini.

“Varian yang telah diidentifikasi baru-baru ini tampaknya menyebar dengan lebih mudah. Varian tersebut lebih mudah menular, yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah kasus, dan peningkatan tekanan pada sistem kesehatan yang sudah kelebihan beban,” ujar Dr. Rochelle Walensky, direktur baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dilansir CNN Kamis (11/2/2021). Kompas.com

Pasalnya virus corona B117 lebih muda menular dibandingkan virus Covid-19. Dan yang mengkhawatirkan dari varian B117 adalah lonjakan protein spike yang ada pada permukaan virus (berupa paku-paku di permukaan dan menjadi pintu masuk virus ke sel) lebih mudah menempel di sel. Sehingga lebih mungkin terinfeksi saat terpapar virus varian B117 ini.

Dan juga menurut penelitian Inggris yang sangat mengejutkan virus B117 ini lebih ganas dan dapat menimbulkan virus baru lainnya jika virus Covid-19 terus mengalami mutasi.

“Data terbaru dari Inggris menunjukkan bahwa (B.1.1.7) tampaknya sedikit lebih ganas. Artinya berpotensi menyebabkan penyakit yang lebih serius,” Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr. Anthony Fauci. Kompas.com

Walaupun virus baru B117 ini lebih ganas, presiden Jokowi meminta kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir dengan varian virus baru ini. Namun walaupun masyarakat diminta untuk tidak perlu khawatir, tetap saja hal ini menimbulkan kegelisahan di tengah-tengah masyarakat.

Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman, menyebut ancaman virus Corona B117 ini cukup serius. Karena virus varain mutasi ini lebih cepat menular dibandingkan Covid-19 yang sudah lama menyebar di Indonesia.

“Apalagi ancaman strain baru ini (B117) sangat serius. Tahun 2021 ini bisa saya sebut sebagai tahun lahirnya banyak strain baru, “Sebesar 30 persen lebih cepat menyebabkan kematian karena virologinya tinggi,” ujar Dicky kepada detikcom, Rabu (3/3/2021). detikNews.com

Menurut Dicky virus varian baru B117 ini bisa menyebar ke Indonesia dikarenakan masa karantina yang dinilai terlalu sebentar.

“(Indonesia) tidak ketat karantina, kita hanya lima hari. Jadi kita harus merujuk pada negara-negara yang berhasil mengendalikan pandemi,” ungkap Dicky. detikNews.com

Sudah bukan rahasia publik lagi jika Covid-19 sudah lebih dari satu tahun ada di Indonesia. Telah memakan kurang lebih 1,41jt dan tentu saja tidak sedikit yang meninggal dunia.

Semakin ke sini kian semakin nampak jelas ketidakpastian dan ketidakseriusan pemerintah dalam mengangani kasus Covid-19 di Indonesia. Apalagi ditambah dengan munculnya virus baru virus B117 Jelas saja semakin membuat masyarakat khawatir.

Jika Covid-19 saja belum selesai sampai sekarang apalagi ditambah munculnya virus baru B117 ini pasti akan meningkatkan kasus-kasus baru yang terpapar virus. Pastinya jika semakin banyak masyarakat yang terpapar tentu akan berdampak pada tenaga kesehatan yang kewalahan.

Jika keadaan ini terus-menerus tidak kunjung selesai bahkan malah timbul virus-virus baru yang semakin mengkhawatirkan. Masyarakat seakan hilangnya harapan pandemi Corona ini yang tidak kunjung selesai.

Pemerintah tidak tuntas dan fokus menangani kasus Covid-19 di Indonesia, seperti diterapkannya lockdown di daerah pertama yang terdeteksi terpapar Covid-19. Bahkan para pariwisata tetap diperbolehkan keluar masuk, hingga impor tenaga asing masih dilakukan di masa pandemi. Padahal kasus Covid-19 sudah mencapai 1,4 jt lebih.

Hal ini menunjukkan perlindungandan keselamatan masyarakat diinomorduakan. Tetapi seperti kepentingan ekonomi atas nama menyelamatkan resesi yang bersifat materi lebih dikedepankan.

Seperti inilah jika dalam sistem kapitalisme, yakni meletakkan keuntungan materi diatas segalanya sekalipun itu menyangkut nyawa manusia. Jika sistem ini masih terus digunakan tentu semua permasalahan masyarakat termasuk soal pandemi tidak akan terselesaikan.

Baca juga: Indonesia semakin miris karena miras

Hanya islamlah yang terbukti mampu menyelesaikan permasalan pandemi. Jelas dalam islam bahwa pemimpin (negara) adalah pelayan rakyat, yang di mana pemimpin memberikan fasilitas. Seorang pemimpin seharusnya memberikan pelayanan yang terbaik untuk rakyatnya.

Mulai dari menyiapkan makan, mengontrol kesehatan, menyediakan tempat tinggal, mengobati jika sakit, dan melindungi rakyatnya dari musuh nyata maupun tidak.

Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya.

Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggungjawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggung jawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya.” (HR. Muslim).

Seorang pemimpin (Khalifah) dalam Islam akan memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas dengan memastikan bahwa tidak ada rakyatnya yang kelaparan, sakit, dan tidak nyaman.

Perlindungan pada musuh tidak nyata dapat diartikan bahwa Khalifah bertanggungjawab melindungi rakyatnya dari serangan penyakit, karena pemimpin akan menjadi kesehatan dan keselamatan rakyatnya dengan berbagai cara.

Contohnya melakukan lockdown di daerah pertama yang terdeteksi terpapar virus. Jadi daerah yang tidak terpapar dapat beraktivitas seperti biasanya. Melarang warga negara asing untuk masuk kedalam negeri dengan alasan apapun, Agar meminimalisir terjadinya penyebaran.

Melakukan tes masal dan menjamin seluruh rakyat atas kebutuhan dan sebagainya. Hal ini pernah dilakukan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabatnya. Pada masa Umar bin Khattab, saat terjadi wabah di negeri Syam Khalifah Umar melarang orang untuk masuk ke sana dan melarang orang yang berada disana untuk keluar.

Seperti hadis Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam :

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)

Sudah jelas jika di dalam negara Islam, pemimpin (Khalifah) akan serius dalam menangani permasalahan masyarakat bukan hanya ekonomi, pendidikan tetapi juga kesehatan. Pastilah permasalahan pandemi seperti ini akan serius dan secepatnya diselesaikan secara tuntas dalam negara Islam dan tidak akan terjadi penambahan virus-virus baru.

Wallahu ‘alam bisshowab.

Penulis: Shofiyatuzzahra

Editor: Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.