30 April 2024

Penulis : Mochamad Efendi | Aktivis Dakwah

Revolusi akhlak yang digulirkan oleh HRS setelah kepulangannya ke Indonesia semakin menegaskan kegagalan pendidikan dalam sistem demokrasi. Rusaknya akhlak yang ditunjukkan oleh kalangan elite sampai orang alit menjadi contoh buruk bagi generasi millenial. Rusaknya akhlak merupakan bukti nyata buruknya sistem Pendidikan di alam demokrasi. Saling caci maki yang didasarkan kebencian atau rasa cinta berlebihan telah mencabik-cabik persatuan umat yang dalam satu ikatan akidah . Korupsi menggurita dan ketidakadilan sungguh nampak didepan mata. Generasi  dijauhkan dari Islam, sebaliknya gaya hidup sekuler giat dipromosikan.

Sistem Pendidikan sekular hanya menghasilkan orang-orang culas, curang, suka berbohong dan gemar melakukan pencitraan yang tidak layak dijadikan teladan. Gaya hidup bucin dipromosikan di media sekular. Sementara yang militan dalam beragama dimusuhi dan dikaitkan dengan radikalisme dan terorisme. Inilah sistem Pendidikan sekular demokrasi yang rusak dan layak untuk diganti. Kita butuh khilafah untuk membangun sistem Pendidikan terbaik yang akan menghasilkan generasi cemerlang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, dan teknologi tapi juga memiliki kepribadian Islam yang menjaga mereka dari berbagai pengaruh buruk yang melingkupi hidup mereka, serta agar mereka rela  mengikuti petunjuk Islam yang lurus dan mulia dimanapun mereka berada.

Generasi yang selalu mengkaitkan pemikiran dan perbuatannya dengan Islam dalam kehidupan akan membangun kesadaran mereka dengan Allah SWT, sehingga terbentuklah pribadi bertaqwa yang takut untuk melakukan kesalahan karena Allah bukan pencitraan yang hanya terlihat baik di hadapan manusia. Fakta diputarbalikkan, dalil dicarikan agar terkesan benar tapi mencabik-cabik nilai keadilan dan kebenaran hakiki. Generasi yang culas, curang, pandai menebar kebencian dan mencari dalih pembenaran adalah produk sistem Pendidikan sekular dalam sistem demokrasi.

 Lalu bagaimana membangun sistem Pendidikan terbaik agar terlahir generasi cemerlang untuk masa depan negeri gemilang. Generasi cemerlang terlahir dalam sistem Islam yang tidak hanya berfikir tentang dunia tapi juga akhirat sehingga mereka enggan berbuat maksiat dan ingin berbuat banyak kebaikan karena dorongan kesadaran dengan Tuhan mereka, Allah SWT.

Dalam merumuskan tujuan Pendidikan, hanya khilafah yang akan mengkaitkan dengan Islam yakni menghasilkan peserta didik yang memiliki kepribadian Islam. Menurut al-Ghazali, tujuan pendidikan Islam adalah kesempurnaan manusia di dunia dan akhirat. Manusia dapat mencapai kesempurnaan melalui ilmu untuk memberi kebahagiaan di dunia dan sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah. Artinya dalam mendidik generasi tidak boleh hanya berorientasi dunia. Negara harus harus hadir dalam membentuk generasi yang bertaqwa yang memiliki kesadaran hubungan dengan Tuhannya di setiap aspek kehidupan.

Munculnya generasi cemerlang tentunya tidak bisa dilepaskan dari peran negara yang Ikut mengedukasi umat dengan Islam. Generasi cemerlang akan  untuk terus semangat belajar dan memperdalam satu bidang ilmu sampai tuntas dan mendalam karena Allah. Sebagai contoh ilmuwan muslim yang punya kontribusi besar dibidang kedokteran yang hidup dalam sistem Islam. Beliau mempunyai semangat belajar yang luar biasa karena memang belajar adalah perintah Allah. Ibnu Sina hidup di tahun 980-1037,  ilmuwan pada masa Bani Abbasiyah. Beliau merupakan seorang ilmuwan muslim dunia yang berkontribusi besar di bidang kedokteran. Beliau telah melakukan penelitian besar yang diabadikan oleh sejarah ilmu kedokteran di dunia. Ibnu Sina memiliki semangat belajar yang luar biasa, berbagai bidang ilmu beliau pelajari. Tidak hanya belajar di bidang kedokteran, Ibnu Sina juga mempelajari bidang teologi dan matematika. Sehingga tidak mengherankan apabila di usia 16 tahun beliau menjadi pusat perhatian para dokter pada zamannya.

Khilafah juga telah melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar lainnya yang memiliki kontribusi besar di bidangnya. Hasil bisa dirasakan sampai sekarang dan terkenal di dunia. Begitu banyak Ilmuwan hebat yang terlahir dalam sistem Islam karena negara hadir untuk Ikut mendidik umat dengan Islam. Ilmuwan besar banyak terlahir dalam sistem Islam, ibarat tanah yang subur, benih unggul mudah tumbuh dalam sistem Islam. Kebaikan mudah dilakukan, sebaliknya kemaksiatan tenggelam dan terkubur jauh kedalam bumi. Kehidupan Islami menginspirasi setiap orang untuk melakukan yang terbaik karena Allah, bukan pencintraan dan orientasi dunia yang penuh kepura-puraan.

Apalagi dalam derasnya arus informasi terbuka menuntut negara untuk mengambil bagian dalam mendidik generasi terbaik dengan Islam. Hadirnya negara dalam mendidik generasi akan memiliki pengaruh yang massive. Negara mampu memainkan perannya untuk mendidik umat dengan media informasi yang sungguh akan berdampak positif dengan Islam. Artinya negara harus ambil bagian untuk mempengaruhi media agar menghasilkan konten Islami yang memberikan pengaruh positif pada umat. Negara juga berkewajiban membangun pemikiran umat agar sesuai dengan Islam. Tentunya hanya negara khilafah yang akan mampu melakukan semua Itu.

Sebaliknya negara dalam sistem demokrasi hanya ingin menjauhkan umat dari Islam kaffah. Umat ditakuti dengan sebutan radikal dan ektrimis saat mereka ingin menjalankan Islam secara kaffah. Munculnya UU terorisme atau keppres extrimisme adalah bukti Nyata dari sikap pemerintah yang tidak ingin umat memiliki militansi dalam beragama.

Padahal negara harusnya Ikut hadir mendidik umat dengan Islam, bukan dengan ajaran sekularisme agar terbentuk generasi cemerlang. Jika Islam diterapkan secara kaffah dalam kehidupan, masyarakat Islami akan terbentuk yang akan memancarkan nilai-nilai Islam.  Kehidupan Islami akan menumbuhkan pribadi-pribadi bertaqwa yang rela diatur dengan ajaran Islam kaffah. Cahaya Islam akan menyinari setiap langkah umat untuk berbuat kebaikan karena Allah.

Tidak seperti dalam sistem demokrasi, saat ini, umat malah dijauhkan dari agama mereka. Banyak nilai-nilai di masyarakat yang ditransfer kepada generasi dan mempengaruhi pemahanan mareka agar tidak fanatik terhadap agama. Tidak disadari pemahaman sekuler yang dianggap toleran yang mencampur adukkan keyakinan diajarkan pada generasi. Sungguh, terbentuknya nilai-nilai di masyarajat tidak bisa dilepaskan dari negara yang diwakili oleh penguasa rezim. Bagaimana tingkah laku rezim yang menggunakan kekuasaan telah mewarnai kebenaran yang berlaku di masyarakat.

Oleh karena Itu kita butuh khilafah untuk mewujudkan masyarakat Islami yang memancarkan nilai – nilai Islam sehingga kebenaran hakiki akan terus terpancar dan menjulang tinggi ke angkasa sebaliknya kemungkaran dan Kedzaliman tidak punya tempat dan terkubur kedalam di bumi. Generasi cemerlang yang terbentuk akan mewujudkan negeri gemilang, bukan negeri yang banyak utang, negeri yang mengajarkan kebohongan dan kecurangan.

Pendidikan Islami harus dimulai dari lingkungan keluarga sejak dini, orang tua sangat berperan dalam menentukan ke arah mana akan membawa keluarganya. Orang tua harus memantau tingkah laku anak-anaknya agar senantiasa berada dalam garis-garis Islam sehingga diharapkan kelak mereka menjadi generasi Islam yang cemerlang. Sebuah Hadits Nabi Muhammad Saw berbunyi  : “Setiap bayi yang lahir dalam keadaan fitrah. Maka orangtuanyalah yang kemudian berperan dalam merubah fitrahnya, apakah ia kelak menjadi Yahudi, menjadi Majusi, atau menjadi Nasrani.”

Oleh sebab itu penting bagi kita untuk memperoleh bahtera rumah tangga yang harmonis dengan cara menghidupkan atmosfer Islami dalam keluarga. Bagaimana menerapkan nilai-nilai keislaman pada anak serta membina karakternya agar sesuai koridor Islam, karena itu nantinya akan menentukan menjadi seperti apa anak di kemudian hari. Apakah anak tetap dalam fitrahnya, atau apakah ia kelak menjadi penentang fitrah yang dimilikinya, tergantung kepada kedua orangtuanya. Setiap orang tua harus selalu menjaga komitmen dalam menjalankan amanah dan tanggung jawab yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sehingga konsep keluarga Islami mampu dilaksanakan dalam mengarungi biduk rumah tangga.

Namun sulit rasanya membentuk keluarga Islami jika negara tidak Ikut mengambil peran dalam mewujudkanya. Apalagi jika yang berkembang di masyarakat adalah pemikiran yang sekular kapitalistik yang berorientasi dunia. Media juga mempromosikan contoh-contoh keluarga dari kalangan selebritis yang menampilkan cara hidup sekular dalam dalam mendidik anak mereka. Belum lagi,  anak menuntut orang tuanya sungguh biasa dalam sistem demokrasi saat ini jika kebebasan anak marasa terenggut. Kasus perceraian dan perselingkuhan banyak dipertontonkan media yang menginspirasi banyak keluarga untuk mencontohnya. Sungguh, Kita butuh khilafah untuk mewujudkan keluarga ideal dengan Islam yang akan membangun generasi cemerlang yang dimulai dari keluarga.

Khilafah juga akan menjamin tersedianya lembaga Pendidikan berkwalitas. Fasilitas dan guru yang terbaik, serta kurikulum Pendidikan yang diperuntukan untuk membentuk generasi cemerlang, unggul dibidang ilmu pengetahuan dan menguasai teknologi serta memiliki kepribadian Islam yang selalu mengkaitkan segala sesuatu baik pemikiran maupun perbuatan dengan Islam.

Yang menjadi permasalahan saat ini Pendidikan terasa mahal jika ingin yang terbaik. Sementara banyak peserta didik yang dibiasakan berfikir sekular. Mereka yang militan ditakut-takuti sebagai radikal. Kesejahteraan guru kurang diperhatikan sehingga pendidikan berkwalitas sulit untuk diwujudkan. Kita butuh khilafah untuk mewujudkan Pendidikan terbaik untuk seluruh rakyat dengan biaya Pendidikan gratis karena ini adalah kebutuhan dasar yang harus dijamin oleh negara untuk menghasilkan generasi cemerlang.

Sebagai contoh, Khalifah Umar bin Khatthab memberikan gaji pada guru masing-masing sebesar 15 dinar (1 dinar = 4,25 gram emas). Jika dikalkulasikan, itu artinya gaji guru sekitar Rp 30.000.000. Kesejahteraan guru terjamin, sehingga guru bisa maksimal dalam memberikan kemampuan dan perhatiannya untuk membantu peserta didik dalam melejitkan kemampuanya serta membentuk kepribadian yang baik sesuai dengan Islam.

Sementara di sistem demokrasi, banyak guru tidak fokus dengan tugas mengajar dan mendidik peserta didik karena mereka harus mencabang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Banyak pula guru dengan kemampuan seadanya bisa mengajar karena tidak tersedianya guru yang berkemampuan untuk mengajar sesuai dengan bidang ilmunya. Untuk membentuk sistem Pendidikan terbaik, semua harus bersinergi agar melahirkan generasi cemerlang dengan Islam. 

Semua Itu hanya bisa diwujudkan oleh sistem khilafah yang akan menerapkan Islam secara kaffah dalam kehidupan nyata. Dalam sistem khilafah, Islam dijadikan landasan berfikir maupun solusi fundamental. Pembinaan umat tidak hanya dilakukan oleh kelompok dakwah, tapi negara hadir untuk melakukannya. Dengan kekuasaannya dan juga dana yang tersedia untuk mengadakan pendidikan yang terbaik, hasilnya insyaallah lebih nyata.

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.