3 Mei 2024
Islam Moderat

Ide Islam moderat belakangan ini mencuat kembali di tengah-tengah masyarakat. Saat ini, ide Islam moderat mulai menyasar ke sekolah-sekolah. Dilansir oleh laman Sindonews.com (26/2/2021), Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Muhammad Zain dalam acara WorkshopPengembangan Kompetensi Guru SKI MA/MAK, meminta guru madrasah pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) untuk menyampaikan materi secara komprenshifagar siswa memiliki pemahaman yang utuh atas fakta-fakta Islam yang terjadi.

Menurut Zain, penyampaian sejarah Islam secara komprenshifperlu dilakukan karena ia memiliki andil untuk membentuk generasi yang moderat. Ia pun mencontohkan materi tentang kejayaan Islam di Spanyol melahirkan para filsuf yang hebat. Bahkan kebesaran Islam di Spanyol kala itu berjaya secara 750 tahun, karena para ulama dan muslim Spanyol waktu itu mempraktikkan Islam yang inklusif terbuka, dan toleran.

Tak lupa, Zain juga mengingatkan agar para guru mapel SKI memiliki kekayaan literasi sejarah Islam, karena Sejarah Kebudayaan Islam memiliki karakternya sendiri. Itulah sebabnya perlu didukung dengan sumber bacaan yang lengkap agar tidak dilihat dari satu sudut pandang saja. Ia pun mengimbau agar guru menyajikan pelajaran secara menarik sehingga bisa diterima dengan baik oleh peserta didik.

Dewasa ini, ide-ide Islam liberal yang diusung dengan berbagai nama terus-menerus mengepung umat Islam. Setelah ide Islam Indonesia dan Islam Nusantara, kini para pegiat Islam sekuler tampaknya sangat serius menggarap ide Islam moderat sebagai wawasan wajib bagi umat Islam. Maka tidak heran kaum terpelajar pun kini menjadi sasaran untuk penyebaran  ide ini.

Pengarusan Islam moderat atau Islam wasathiyah ke tengah-tengah pelajar, seringkali dilegitimasi oleh pandangan bahwa generasi muda kini telah terpapar oleh paham radikalisme atau ekstrimisme beragama. Maka, Islam moderat/wasathiyah dianggap sebagai solusi jitu untuk mengatasi masalah ini. Sebab, menurut konsep mereka bahwa Islam moderat mengajarkan prinsip-prinsip Islam yang lebih ramah, yang dapat menghindarkan pemeluknya dari sikap berlebihan dalam beragama. Namun benarkah demikian?

Jika kita telusuri, ide Islam moderat yang hari ini sedang diaruskan pada dasarnya adalah bagian dari strategi Barat untuk menghancurkan Islam. Hal ini sebagaimana yang dituangkan dalam dokumen RAND Corporation. Strategi penghancuran ini dibangun dengan dasar falsafah devide et impera atau politik pecah belah. Musuh Islam khususnya Amerika Serikat memang merancang pendekatan yang sangat halus dalam pertarungan ideologi Islam dan kapitalisme.

Cheryl Benard, seorang peneliti RAND Corporation menyebutkan bahwa dunia Islam harus dilibatkan dalam pertarungan ideologi tersebut dengan menggunakan nilai-nilai Islam yang dimilikinya. Maka, AS pun harus menyiapkan mitra, sarana, dan strategi demi memenangkan pertarungan, agar dapat mencegah penyebaran Islam politik serta supaya menghindari kesan bahwa Amerika menentang Islam. (Civil Democratic Islam, partners, resources, and strategies, Cheryl Benard. Copyright 2003 RAND Corporation)

Kini, rancangan RAND Corporation ini telah sukses menjadikan Indonesia sebagai poros Islam moderat sekaligus sebagai penjaganya. Maka tidak heran, jika ide Islam moderat terus dipropagandakan dan diserukan untuk membangun Islam inklusif yang bersifat terbuka dan toleran terhadap ajaran agama dan budaya. Sejarah kejayaan Islam pun dianggap hadir karena peradaban yang inklusif dan toleran sesuai dengan perspektif  liberal.

Tujuannya tiada lain untuk membuat keraguan di hati umat, menjauhkan umat dari pemahaman Islam yang sesungguhnya serta memalingkan umat dari Islam dengan karakternya sebagai sebuah ideologi. Sehingga dapat diganti dengan pemikiran dan budaya Barat. Dengan demikian, maka sistem kapitalis neoliberal tetap bercokol di negeri-negeri muslim dan penjajahan atas umat muslim pun berjalan mulus tanpa hambatan.

Tak bisa dipungkiri, wacana penegakan Islam kaffah dan khilafah memang terus bergulir beberapa tahun ini. Kondisi inilah yang akhirnya memunculkan ketakutan di hati musuh-musuh Islam. Mengingat gagasan Islam kaffah dan khilafahlah yang selama ini mengoreksi sistem yang ada,  yakni kapitalisme neoliberal.

Baca juga: Kebijakan whatsapp! penjara kapitalisme global

Musuh Islam menyadari betul tegaknya khilafah di tengah-tengah umat muslim akan mengancam dominasi mereka. Karena alasan inilah, Barat menggunakan Islam moderat sebagai senjata agar umat muslim jauh dari rahasia kebangkitan serta identitasnya sebagai umat terbaik, umat pemimpin.

Sayangnya, sebagian umat muslim tidak menyadari akan hal ini. Mereka menganggap bahwa Islam moderat seolah Islam yang benar. Padahal pelan tapi pasti, pemikiran Islam moderat akan mampu mengebiri Islam dan umatnya.

Terlebih sasaran mereka kini adalah para pelajar/generasi Islam yang merupakan tonggak kebangkitan dan masa depan umat. Alih-alih membawa umat kepada kebangkitan, justru yang terjadi adalah sebaliknya, mereka sedang dimanfaatkan untuk menyukseskan agenda penjajahan global yang dilakukan negara-negara sponsor GWoT (Global War on Terror).

Dari sini maka jelaslah bahwa Islam moderat adalah ancaman yang sangat berbahaya bagi Islam dan umatnya. Sungguh, menerima Islam moderat sama saja dengan menerima ide-ide liberalisme kapitalisme di berbagai bidang kehidupan. Sekaligus menerima gagasan pluralisme dan relativisme, yang ujung-ujungnya mendukung sekularisasi dan menolak gagasan atau gerakan penerapan syariat Islam.

Oleh karena itu, umat Islam harus mewaspadai rancangan sistematis ini. Umat Islam juga harus membendung pemikiran Islam moderat dari akarnya dan membuangnya jauh-jauh. Bahkan umat pun harus berkeyakinan, bahwa Islam ideologi yang hari ini dimusuhi barat dan berusaha direkayasa, sejatinya adalah kunci kebangkitan. Umat sudah semestinya menyadari bahwa Islam ideologislah yang layak diperjuangkan dan didakwahkan di tengah masyarakat, terutama di kalangan para pelajar, bukan Islam moderat/wasathiyah.

Allah Swt. berfirman:

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS at-Taubah : 32)

Wallahu ‘alam bi ash-shawwab.

Penulis: Reni Rosmawati | Ibu Rumah Tangga, Pegiat Literasi AMK

Editor: Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.