3 Mei 2024

Dimensi.id-Orang yang berfikir sehat pasti lebih memilih diatur dengan Islam secara kaffah karena hukum Islam standartnya jelas,  bukan suka suka atau nilai manfaat saja tapi semua diukur dengan hukum syara’ yang tidak perlu diragukan lagi karena bersumber dari ajaran yang lurus dan pasti benar dan adil bagi semua orang. Hukum syara’ berasal dari yang menciptakan manusia jadi hanya Dia Yang Maha Tahu aturan yang tepat buat makhlukNya.

Sebaliknya,  aturan dalam  demokrasi  adalah hukum suka-suka tergantung dari si-pembuat hukum,  aturan yang bingung yang tidak menjamin unsur keadilan dan tidak membawa kebaikan pada semua orang.  Hukum berpihak pada si-pembuat hukum.  Dan sering pula si-pembuat hukum sudah terbeli oleh para pemilik modal sehingga produk hukum yang dibuat tidak berpihak pada rakyat dan kebenaran dan bahkan sering bertentangan dengan keyakinan umat karena harus membela kepentingan para pemodal asing dan untuk melindungi penguasa yang dzalim.

Sebagai contoh berekonomi dalam Islam ukurannya jelas,  halal dan haram bukan suka-suka atau untung rugi saja.  Riba dalam Islam haram dan dosa besar dan harus ditinggalkan meskipun sebagaian orang merasa diuntungkan dan bisa dimaklumi jika bunga rendah dan tidak mencekik orang. Apapun alasannya riba adalah haram suka atau tidak suka. Dalam sistem demokrasi, riba dianggap kebutuhan padahal merusak dan dosa besar.  Hidup sulit dan tidak berkah salah satunya karena negeri ini menghalalkan riba.

Berpolitik dalam Islam sangat mulia yakni riayah su’unil ummah bukan berebut kursi kekuasaan dan jabatan.  Kekuasaan adalah amanah dan cara agar bisa mengurusi urusan rakyat. Amanah harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah sehingga pemimpin dalam Islam sangat peduli pada rakyatnya dan sangat berhati hati agar tidak berbuat dzalim pada mereka .  

Pergaulan dalam Islam sangat jelas antara laki-laki dan perempuan tidak boleh bercampur baur.  Dan tidak boleh berdua- duaan dan berpacaran,  perbuatan yang mendekatkan pada perzinaan. Tapi, dalam sistem demokrasi semua dilanggar karena dianggap mengekang kebebasan.  Bahkan zinapun dihalalkan karena mereka menyukainya dan terbiasa dengan semua itu asalkan mereka suka sama suka.

Berpakaianpun jelas dalam Islam,  yang terpenting adalah menurut aurat.  Bukan mahalnya atau kerennya.  Batasan auratpun jelas baik buat perempuan maupun laki-laki.  Islam tidak mengekang tapi melindungi mereka dari pemikiran kotor yang menjebak mereka pada tindakan asusila dan pelecehan yang merendahkan kehormatan manusia yang mulia.

Begitu pula saat menghadapi pandemi covid-19 saat ini,  solusi Islam sangat  jelas dan sudah terbukti effektif untuk menghentikan pandemi,  bukan solusi bingung yang bermain-main dengan nyawa manusia. Menjauhkan rakyat yang sehat dari sumber pandemi,  dengan melockdown atau  melakukan karantina wilayah adalah cara efektif untuk menghentikan wabah.  Pemerintah memastikan rakyat pada kawasan yang terlockdown untuk tidak keluar rumah dengan menjamin kebutuhan hidupnya. 

Berbeda dengan solusi bingung sistem demokrasi kapitalis yang meminta rakyat tinggal di rumah tapi kebutuhan hidupnya tidak dijamin.  Aparatpun tidak bisa tegas menghentikan arus mudik untuk menghentikan penyebaran virus corona karena pemerintah pusat tidak melarang warganya untuk pulang kampung.  Dagelan politik sering dilakukan sebagai bukti ketidakmampuan mereka menyelesaikan masalah karena menggunakan solusi bingung kapitalis dengan meninggalkan solusi Islam yang jelas dan tegas dalam menghentikan pandemi.   

Hidup mulia selamat di dunia dan akhirat akan diraih  jika mau mengatur hidup ini dengan Islam. Sementara hidup suka-suka yang berujung dengan kehinaan dan penderitaan saat manusia meninggalkan aturan Allah yang memberikan solusi fundamental untuk semua masalah kehidupan. Solusi jelas yang akan membawa kebaikan untuk semua orang bukan solusi bingung yang menyengsarakan umat karena hanya mempertimbangkan nafsu serakah segelitir orang yang mampu membeli pembuat hukum dalam sistem demokrasi.  Masihkah kita pertahankan sistem rusak yang tidak berpihak pada rakyat.

Masihkah kita bela sistem rusak yang menghancurkan aqidah umat,  kayakinan yang harusnya dijaga dan dipertahankan dari para penista agama yang malah dilindungan dalam sistem demokrasi sebagai bentuk kebebasan dalam berekspresi.  Hukum suka-suka bagi segelitir orang yang punya kekuasaan dan yang mampu membeli kekuasaan tapi membawa kerusakan dan kehancuran di semua lini kehidupan.  Umat harus bersatu untuk melakukan perubahan hakiki dengan menerapkan Islam secara kaffah yang akan membawa manusia pada kemuliaan dan kebahagiaan hakiki di dunia dan juga di akhirat nanti.   

Penulis : Mochamad Efendi

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.