12 Mei 2024

Oleh : Andriani

Pandemi covid-19 telah mencapai puncaknya, begitu ganasnya hingga jutaan nyawa melayang. Sangat memilukan, tercatat banyak anak yang menjadi yatim piatu diakibatkan orang tua mereka menjadi korban virus tersebut. Covid-19 telah berhasil mengacaukan keadaan negeri ini, menyisakan luka yang mendalam. Banyak orang-orang yang kehilangan anggota keluarga yang dicintainya. Banjir air mata pun tidak terelakan. Seperti merasakan penderitaan yang tiada akhirnya.

Krisis pun menghampiri rakyat, yang kebanyakan telah mengangkat tangan seolah-olah tidak mampu bertahan di masa sulit ini. Semua itu akibat pemerintah gagal menangani pandemi. Di tengah huru-hara yang sedang terjadi, di lain sisi justru malah ada oknum yang memanfaatkan keadaan tersebut. Dilansir dari kompas.com, sejumlah pejabat yang tergabung dalam tim pemakaman jenazah covid-19 Kabupaten Jember, menerima honor bernilai fantastis dari kematian pasien covid-19. Jumlah honor yang diterima oleh masing-masing pejabat sebesar Rp 70.500.000.
Besaran honor tersebut dihitung dari banyaknya kematian pasien covid-19 dan diberikan atas dasar SK Bupati Nomor 188.45/107/1.12/2021 tertanggal 30 Maret 2021 tentang struktur tim pemakaman jenazah covid-19.

Berita tersebut sangat mengiris hati, teringat banyak pasien yang kehilangan nyawa karena kekurangan oksigen, keterbatasan obat di apotek untuk isoman dan rakyat banyak yang kelaparan. Sangat disayangkan, seharusnya honor yang fantastis tersebut bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih genting. Tapi malah pejabat daerah mengambil keuntungan dari banyaknya pasien meninggal karena virus tersebut. Tv One bahkan menayangkan, ada rumah sakit yang nakal yang sengaja memanipulasi data. Pasien yang meninggal akibat penyakit lain malah didata meninggal karena covid. Semua itu dilakukan untuk mengambil keuntungan dari dana yang disalurkan untuk penanganan pasien covid-19.

Terkait hal tersebut tidak mengherankan jika akhirnya banyak masyarakat yang berasumsi bahwa ada pihak yang tidak bertanggungjawab. Menjadikan musibah ini menjadi sebuah proyek yang merauk keuntungan. Hal ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan, mengingat sistem yang dianut bangsa ini adalah sistem kapitalisme sekularisme. Sistem ini menganggap bahwa materi adalah segalanya. Tidak peduli banyak orang yang dirugikan atasnya, sekaligus tidak peduli halal dan haram. Maka, tidak heran jika sistem ini melahirkan pemimpin yang bersikap menzalimi rakyatnya.

Kapitalisme sekularisme sangat bertolak belakang dengan Islam. Islam adalah agama sekaligus aturan yang diturunkan langsung oleh Allah SWT kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sang pembawa risalah sebagai pedoman umat manusia. Aturan Islam mencakup ke segala lini kehidupan. Karena pada dasarnya hidup kita hanya untuk beribadah kepada Allah, untuk itu apapun yang kita lakukan tidak boleh keluar dari syariat Islam. Begitu pula dengan kepemimpinan dalam Islam, Islam menganggap bahwa kebutuhan seorang manusia adalah sesuatu hal yang paling penting. Seperti sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang artinya, “Allah tidak akan berhenti memenuhi kebutuhan seorang hamba selama ia berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya.” (HR. Ath-Thabrani)

Seorang pemimpin di dalam Islam karena ketaatannya kepada Allah, senantiasa mereka berlaku adil dan mengharapkan ridho dari Allah. Para khalifah atau pemimpin negara Islam tau pasti bahwa Allah akan murka kepada pemimpin yang zalim terhadap rakyatnya. Tidak main-main, tanggung jawab seorang pemimpin sangatlah berat. Yang dimana pemimpin haruslah mampu memenuhi kemaslahatan rakyatnya. Apabila ada rakyatnya yang terzalimi di saat kepemimpinannya, maka neraka lah ancaman Allah.

Perlu diteladani apa yang telah dilakukan oleh seorang khalifah Umar bin Khattab, yang berhasil memenuhi kebutuhan rakyatnya di saat krisis kelaparan dan kekeringan yang melanda. Tepatnya pada tahun 18 H di Madinah dan sekitarnya.
Rakyat yang dimaksud jumlahnya sekitar 60 ribu orang. Mengungsi ke tempat Umar yaitu Madinah.

Lalu apa yang dilakukan khalifah Umar bin Khattab? Beliau menerima dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya itu. Tidak lupa pula mengajak rakyatnya berdo’a memohon kepada Allah supaya cepat diangkat musibah tersebut. Umar bin Khattab adalah seorang khalifah yang lebih mementingkan rakyatnya. Berusaha untuk berhemat agar kebutuhan rakyatnya bisa terjamin. Umar juga membebaskan had dan menunda zakat sampai krisis tersebut berakhir. Karena seorang khalifah berhak melegalisasi peraturan perundang-undangan sesuai dengan persoalan-persoalan baru yang muncul. Sampailah pada Allah menurunkan Rahmat-Nya berupa hujan dan rakyatnya pun kembali pulang. Khalifah Umar bin Khattab memenuhi bekal untuk keperluan mereka.

Beginilah sosok pemimpin dalam Islam, mereka cepat menyelesaikan masalah karena taat dengan perintah Allah. Sosok pemimpin yang begitu peduli dengan nyawa rakyatnya. Pemimpin yang begitu sigap menyelesaikan persoalan yang ada dan lebih mementingkan rakyat dari pada pribadinya. Sosok pemimpin yang sangat diistimewakan oleh Allah SWT dengan menyiapkan surga bagi mereka. Rasullulah Saw bersabda yang artinya, “penghuni surga ada tiga golongan, pertama penguasa yang adil, suka bersedekah dan sesuai (dengan syariat). Kedua, orang yang penyayang, halus perasaanya bagi setiap yang memiliki keluarga dan terhadap seorang muslim. Ketiga orang yang menjaga kesucian menahan diri terhadap hal-hal yang haram, dan meminta minta.” (HR. Muslim)

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.