27 Maret 2024
61 / 100

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan masjid maupun rumah ibadah lainnya harus bebas dari kepentingan partai politik maupun lainnya. Ini disampaikan Ma’ruf usai adanya pengibaran bendera salah satu partai politik di masjid wilayah Cirebon yang menuai kritik masyarakat (Republika, co.id)

Karena itu lanjut beliau seluruh partai politik peserta pemilu harus menaati undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yang di dalamnya menjelaskan bahwa pelaksana, peserta, dan tim Kampanye Pemilu dilarang menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan untuk berkampanye.

Akibat Sistem Sekuler

Sekulerisme membatasi peran agama hanya dalam ranah privat. Seseorang boleh beribadah dan jadi hamba yang taat dalam urusan pribadi terutama ibadah mahdah seperti sholat, puasa, zakat dan haji. Akan tetapi diluar itu, sistem sekuler mengajarkan tidak perlu terlalu ketat dan tidak perlu terlalu taat.

Sebut saja dalam hal menutup aurat, dalam ajaran sekuler tidak perlu terlalu syar’i. Konon lagi dalam urusan politik, pidana atau sanksi dan bernegara. Tentu sistem sekuler sangat antipati dan menyerukan agar tidak terlalu taat. biasanya mantranya jadi muslim yang biasa saja tidak perlu terlalu fanatik. Seolah muslim itu bermacam dan beragam. Padahal muslim itu satu, kitabnya satu dan syariatnya juga satu.

Baca juga: Masalah Stunting, Apa Solusi Tuntasnya?

Sehingga wajar saja imbas dari paham sekuler ini merambah ke semua lini tanpa terkecuali. Masjid pun turut dijauhkan dari fungsinya yang sebenarnya. Masjid hanya sebagai tempat ibadah saja.

Tentu hal ini berbeda dengan fungsi masjid sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.  Pada masa itu masjid adalah pusat berbagai kegiatan, mulai ibadah hingga pendidikan, juga tempat melakukan kegiatan politik, dengan makna  politik  yang dipahami kaum muslimin.

Pada masa Rasulullah Saw masjid merupakan pusat politik dan militer.

Rasulullah membagikan harta di masjid, mengatur strategi jihad dan perang juga di masjid. Sungguh masjid pada masa Islam multifungsi tidak hanya sebatas tempat ibadah sholat. Sehingga wajar kita melihat sepanjang sejarah Islam, masjid dibangun begitu luas dan megah karena termasuk simbol peradaban dan keunggulan umat Islam.

Masjid dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Masjid merupakan pusat pembangunan umat Islam, bukan saja pada masa Nabi Muhammad SAW di Madinah, tetapi juga pada masa pembangunan umat Islam di semenanjung Arabia, seperti Suriah, Irak, dan Mesir.

Pembangunan yang memusatkan pemimpin dan pengaruhnya di masjid itu telah melahirkan peradaban Islam yang tinggi pada abad kedelapan dan abad-abad selanjutnya.

Akibat Politik Praktis Demokrasi

Kekhawatiran terpecah belahnya umat akibat masjid untuk kegiatan politik muncul karena lemahnya pemahaman umat akan politik yang hanya membatasi dalam politik praktis, sebagaimana juga yang diamalkan oleh parpol hari ini.

Ancaman terpecah belahnya umat sejatinya sudah muncul sejak  partai Islam bukan lagi partai ideologis Islam.  Umat hakekatnya sudah terpecah belah ketika parpol Islam mengejar kepentingan pribadi dan golongan, dan bukan kepentingan umat secara keseluruhan.

Sistem demokrasi sekuler telah mengajarkan politik praktis. Umat terpecah dalam multi partai. Sayangnya tidak satu pun dari partai yang terjun dalam pemilu yang benar-benar berjuang demi islam. Wajar saja politik praktis ajang lima tahunan ini merusak Islam dan umatnya. Umat terpecah, bersaing, saling sikut hanya demi sesuatu yang murah dan tidak berharga di sisi Allah tidak lain hanya demi kepentingan, jabatan dan cuan.

Padahal Allah telah mengabarkan bahwa dunia itu bukan tujuan. Bahkan nikmat dunia itu sangat rendah dan hina jika dibandingkan nikmat di akhirat dan syurga. Sistem sekuler telah membuat umat lupa akan nikmat yang sesungguhnya. Rasulullah Saw bersabda:Seandainya dunia ini sama nilainya dengan sayap nyamuk di sisi Allah. Niscaya Ia tidak akan memberikan minuman dari dunia itu kepada orang kafir, meskipun hanya seteguk air” (HR. Tirmidzi.

Kembali pada Islam

Fungsi masjid yang benar hanya bisa terealisasi jika sistem Islam yang berkuasa. Saat itu umat Islam kembali pada kemuliaan dan keunggulannya. Menjadi umat terbaik, tidak silau dengan dunia yang menipu.

Di saat Islam tegak, umat akan mulia dan memiliki cita-cita mulia nan agung. Tidak ada lagi cita-cita mulia selain meninggikan kalimat Allah, mengemban risalah Islam yang agung ke seluruh penjuru alam serta membebaskan umat dari keterkungkungan sistem kufur demokrasi kapitalisme.

Kita berdoa semoga kembalinya Islam tidak lama lagi.

هُوَ الَّذِىۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَه بِالۡهُدٰى وَدِيۡنِ الۡحَـقِّ لِيُظۡهِرَه عَلَى الدِّيۡنِ كُلِّه وَلَوۡ كَرِهَ الۡمُشۡرِكُوۡنَ

“Dialah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membenci”. (TQS.As-Saff: 9)

Wallahu ‘alam [AW]

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.