7 Mei 2024
12 / 100

 

Oleh Reni Rosmawati

Ibu Rumah Tangga

 

Siapa yang tidak tahu Sifilis? Ya, penyakit yang ditularkan melalui kontak seksual tersebut demikian ditakuti oleh seluruh umat manusia. Mirisnya, kini penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum tersebut cukup banyak menyebar di beberapa wilayah di tanah air. Seperti Papua, Jawa Barat, DKI Jakarta, Papua Barat, Bali, Banten, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Maluku. Berdasarkan data yang diterima oleh Kemenkes (Kementerian Kesehatan), pada 2022 lalu kasus sifilis tercatat ada 16.283. (Klikpendidikan, 18/06/023)

 

Sementara di tahun 2023 ini, Jawa Baratlah yang menjadi salah satu wilayah dengan sebaran Sifilis terbanyak. Republika.co.id (13/06/2023), mewartakan bahwa sepanjang periode Januari-Mei 2023 Dinas Kesehatan Sukabumi mencatat ada 67 kasus IMS (infeksi menular seksual). Dengan 30 kasus di antaranya merupakan penyakit Sifilis. Sedangkan di Kota Bandung, pada periode 2020-2022 lalu kasus Sifilis terus bertambah seiring meningkatnya jumlah pemeriksaan skrining yang dilakukan fasilitas kesehatan. Menurut data tahun 2020 ditemukan 300 kasus Sifilis dari 11.430 yang diperiksa. Sementara pada tahun 2021 dari 12.228 orang yang diperiksa, ditemukan 320 kasus Sifilis. Kemudian pada tahun 2022, dari pemeriksaan 30.311 orang, terdeteksi 881 positif Sifilis. 

 

Bukti Buruknya Pergaulan

 

Tingginya kasus Sifilis (dan penyakit menular seksual lainnya) menunjukkan  buruknya pergaulan saat ini. Sebagaimana kita ketahui Sifilis merupakan penyakit yang ditularkan melalui perilaku pergaulan/seks bebas. 

 

Di sisi lain juga mengindikasikan gagalnya pemerintah beserta negara dalam memberikan pengawasan terhadap warganya yang melanggar norma asusila. Memang benar pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah Sifilis seperti dengan menerapkan metode pemeriksaan skrining. Tetapi nyatanya, kasus Sifilis tidak mampu diselesaikan dengan tuntas. Sebab, dikarenakan tidak dibarengi penerapan sistem pergaulan Islam di tengah masyarakat.  Padahal penduduk negeri ini mayoritas muslim. Selain itu juga tidak ada hukuman yang tegas lagi menjerakan bagi para pelaku zina dan pergaulan bebas.

 

Penyebab Berkembangnya Pergaulan Bebas dan Sifilis

 

Jika dicermati, ada beberapa faktor penyebab berkembangnya pergaulan bebas yang memicu timbulnya sifilis. Pertama, lemahnya keimanan di sisi individu dan masyarakat. Kedua, maraknya tontonan pornoaksi dan pornografi di berbagai media elektronik. Ketiga, tidak adanya controlling dari masyarakat. Keempat, lemahnya peran negara sebagai pelindung rakyat dari segala hal yang berbau maksiat. Kelima, berkembangnya nilai-nilai hidup yang salah di masyarakat. Dalam hal ini, sistem kapitalisme-sekulerlah yang menjadi penyebabnya. 

 

Sistem kapitalisme-sekuler yang merupakan produk impor dari Barat, telah nyata menghancurkan generasi. Paham liberal (kebebasan) yang diadopsi sistem kapitalisme telah meracuni akal dan naluri manusia. Sehingga mereka beranggapan bebas melakukan perbuatan apapun demi meraih keuntungan dan kepuasan yang bersifat jasadiyah. 

 

Di sisi lain, asas sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) yang menjadi landasan sistem ini telah mengikis ketakwaan individu, masyarakat dan negara. Ketika agama tidak dijadikan sebagai tolok ukur dalam kehidupan, maka manusia akan melakukan apa saja sekehendak dirinya. 

 

Mirisnya, sistem kapitalisme pun telah berhasil melahirkan orang-orang yang individualis, mementingkan diri sendiri dan tidak peka terhadap kemungkaran. Sehingga membuat masyarakat tidak bisa menjadi pencegah manusia untuk berbuat jahat. 

 

Parahnya, penerapan sistem ini pun telah melemahkan peran negara sebagai pelindung rakyatnya. Maraknya tontonan pornografi dan pornoaksi yang merangsang syahwat, dan minimnya sanksi bagi pelaku maksiat, membuktikan betapa negara yang menganut sistem kapitalisme-sekuler tidak mampu menjaga dan menghindarkan rakyatnya dari tindak kejahatan. Inilah yang menyebabkan kasus Sifilis terus berkembang. 

 

Islam Atasi Sifilis hingga ke Akar 

 

Sebagai agama sempurna, Islam hadir ke dunia ini sebagai solusi untuk semua masalah kehidupan. Termasuk masalah pergaulan bebas dan penyakit Sifilis. 

 

Islam demikian melarang pergaulan bebas apalagi zina. Zina dalam Islam adalah dosa besar. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an surah Al-Isra ayat 32: “Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.”

 

Dalam Islam, zina pun terkategori jarimah (kejahatan) yang pelakunya diancam dengan hukuman had (hudud) atau ta’zir yang jenis kadarnya sudah ditentukan oleh hakim. Bagi pelaku zina yang belum menikah (ghair muhsan), maka Islam akan memberlakukan hukuman cambuk 100 kali. Sementara bagi pezina yang sudah menikah (muhsan), maka Islam menetapkan hukuman rajam (dikubur hidup-hidup lalu dilempari batu hingga meninggal). Tentunya, sanksi dan hukuman ini bisa bersifat sebagai pencegahan sekaligus memberikan efek jera bagi pelaku maupun orang lain. Sehingga peluang lahirnya kejahatan serupa akan tertutup rapat. 

 

Di samping hukuman yang menjerakan tersebut, Islam pun mewajibkan negara agar membina ruhiyah umat sedari dini. Yakni dengan menanamkan pendidikan agama yang kuat. Semua ini semata-mata agar umat menjadi generasi yang bertakwa sehingga tidak mudah terjerembab pada maksiat. 

 

Selain itu, Islam juga mewajibkan terciptanya lingkungan masyarakat yang bersih dan bebas dari hal-hal yang berbau maksiat. Islam menetapkan laki-laki dan perempuan harus terjaga batasannya. Baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan menutup aurat dengan sempurna. Penyaluran hasrat seksual pun hanya boleh dilakukan melalui jalur pernikahan. Islam juga akan mendorong negara agar mengawasi seluruh tontonan yang ada serta mewajibkan budaya amar makruf nahi mungkar. Sehingga ketika kemaksiatan terjadi akan dapat langsung dicegah. 

 

Demikianlah penjelasan tentang betapa sempurnanya Islam jika diterapkan sebagai sistem kehidupan. Dari penjelasan di atas, maka jelaslah hanya Islam satu-satunya solusi hakiki bagi maraknya pergaulan bebas dan penyakit Siflis. Islam juga solusi  bagi setiap permasalahan kehidupan. 

 

Tersebab itu, marilah kita kembali menerapkan Islam sebagai satu-satunya aturan dalam seluruh sendi kehidupan. Karena sungguh, berharap sistem kapitalisme-sekuler dapat menyelesaikan masalah pergaulan bebas dan Sifilis ibarat jauh panggang dari api. Wallahu a’lam bish-shawab.

 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.