27 Maret 2024
Peran utama seorang ibu adalah menjadikan anak-anaknya sebagai pribadi yang kuat dan tangguh, sumber: pixabay

Peran utama seorang ibu adalah menjadikan anak-anaknya sebagai pribadi yang kuat dan tangguh, sumber: pixabay

Dalam rumah tangga, Allah Swt. memuliakan wanita dengan memberi peran sebagai ibu dan pengatur rumah tangga (ummu wa rabbatul-bayt) yang bertanggung jawab mengatur rumah tangganya di bawah kepemimpinan suami. Suami sebagai pemimpin rumah tangga yang berkewajiban memimpin, melindungi, dan memberi nafkah kepada anggota keluarganya.
55 / 100

Dimensi.id-Peran strategis seorang ibu tentunya bukan hanya dalam ranah keluarga bahkan kuat lemahnya generasi yang akan datang ada dalam pundak seorang ibu. Tetapi bagaimana jadinya ketika peran seorang ibu dijadikan sebagai target dari pencapaian devisa pariwisata yang mencapai Rp 77.9 Triliun.

Dilansir dari Tempo.co (Selasa, 10 Januari 2023), dalam acara ‘The Weekly Brief with Sandi Uno’ Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan guna mencapai target devisa pariwisata sebesar US$ 5 Miliar atau Rp 77.9 Triliun kaum ibu memiliki peran yang sangat strategis.

Sosok ibu ibu yang hobi belanja memiliki daya beli tinggi sebagai potensi besar untuk memperpanjang lama tinggal (length of stay) saat berwisata, oleh karena itu beliau menghimbau kepada para penyelenggara pariwisata sebisa mungkin untuk menawarkan berbagai potensi wisata kepada kaum ibu-ibu tersebut.

Dari pernyataan pak Menteri perlu kita sadari bahwa pemanfaatan wanita terus digaungkan, kaum ibu dianggap memiliki peran yang strategis dalam bidang ekonomi. Secara tidak langsung menyatakan bahwa kaum ibu sebagai ladang uang sehingga negara bisa memaksimalkan pemanfaatannya mulai dari sifat dan hobi dari kaum ibu.

Tapi tentu hal ini menjadi wajar karena dalam sistem kapitalisme yang mengemban mabda sekularisme ‘memisahkan agama dari kehidupan’ hanya fokus pada persoalan materi semata, terbukti saat ini kaum ibu disibukkan dengan bekerja di luar rumah, akhirnya tidak sedikit seorang ibu yang harus berganti peran dengan ayah yang seharusnya bekerja. Dimana komoditas industri hanya menyediakan lapangan luas untuk ibu-ibu dan persyaratan yang ketat untuk bapak-bapak.

Sehingga berakibat pada banyaknya anak yang akhirnya kekurangan perhatian tidak terpenuhi kasih sayang nya. Ibu yang seharusnya menjadi pendidik dan pengatur rumah tangga berganti menjadi pemenuh kebutuhan rumah tangga. Dalam sistem kapitalisme tidak akan memperdulikan dimana peran ibu atau ayah tetapi yang terpenting peran mana yang bisa diperas untuk menghasilkan pundi-pundi uang.

Baca juga: Human Trafficking Kembali Mengancam, Butuh Solusi Islam

Dalam rumah tangga, Allah Swt. memuliakan wanita dengan memberi peran sebagai ibu dan pengatur rumah tangga (ummu wa rabbatul-bayt) yang bertanggung jawab mengatur rumah tangganya di bawah kepemimpinan suami. Suami sebagai pemimpin rumah tangga yang berkewajiban memimpin, melindungi, dan memberi nafkah kepada anggota keluarganya.

Rasulullah saw bersabda, “Wanita (istri) adalah penanggung jawab dalam rumah tangga suaminya dan anak-anaknya.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Dengan Sistem Islam wanita mampu menjalankan perannya dengan baik, karena wanita yang bertakwa mampu melaksanakan kewajibannya sebagai istri dan ibu sesuai dengan tuntunan syariat. Mereka mengatur rumah tangganya dengan baik hingga mampu menciptakan suasana kondusif bagi suami dan buah hatinya untuk menggapai kemuliaan, yaitu menjadi pemimpin orang-orang yang bertakwa.

Islam hanya membolehkan wanita bekerja bukan mewajibkan dan tentunya sifat ataupun hobi belanja akan mampu ditekan karena perilaku konsumtif tentu bukan kepribadian seorang Muslimah. Wallahu’alam. [AW]

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.