28 Maret 2024
Pentingnya pemimpin sejati dalam islam, sumber: pixabay

Pentingnya pemimpin sejati dalam islam, sumber: pixabay

Dalam agama islam, pemimpin diibaratkan sebagai seorang pengembala dan rakyat yang dipimpinnya ibaratkan sebagai gembalaan. Pemimpin memiliki tanggungjawab penuh dalam pengurusan urusan setiap rakyat yang dipimpimnya dan kelak akan dihakimi perihal urusan rakyat yang tidak terpenuhi dengan benar menurut islam.
62 / 100

Dimensi.id-Ibarat jatuh dari tangga tertimpa tangga pula, itulah yang dirakan masyarakat Indonesia saat ini ada begitu banyak kesialan yang menimpa, biaya pendidikan yang mahal, kesehatan, di tambah lagi dengan harga beras yang merupakan makanan pokok juga mengalami lonjakan kenaikan harga.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengatakan negara perlu mewaspadai dampak disparitas harga beras yang terlalu tinggi. Ia merujuk pada laporan Bank Dunia bertajuk ‘Indonesia Economic Prospect’ yang menyebutkan harga beras Indonesia paling mahal jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Arsjad, jika perbedaan antara harga di dalam negeri dan luar negeri terlalu besar, ada kecenderungan harga beras impor lebih murah. Walhasil, keinginan untuk mendatangkan beras dari luar negeri menjadi sangat tinggi dan mengancam petani. “Kondisi ini bisa memberikan ancaman bagi petani,” ucapnya melalui keterangan tertulis, dikutip pada Jumat, 30 Desember 2022.(tempo.com)

Bank Dunia (World Bank) dan pemerintah Indonesia berbeda pendapat soal harga beras di Indonesia. Bank Dunia dalam laporan terbarunya ‘Indonesia Economic Prospects Desember 2022’ menyebut harga beras di Indonesia paling mahal di antara negara kawasan Asia Tenggara (ASEAN) lainnya. Mahalnya harga beras di Indonesia dipicu oleh dukungan harga pasar bagi produsen di bidang pertanian, yang terdiri dari kebijakan yang menaikkan harga domestik untuk produk pertanian pangan.

“Harga eceran beras Indonesia secara konsisten merupakan yang tertinggi di ASEAN selama satu dekade terakhir,” bunyi laporan Bank Dunia dikutip ulang Jumat (23/12).

Baca juga: Ibu Hebat Mencetak Generasi Kuat

Namun, laporan tersebut langsung dibantah oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Ia mempertanyakan dasar perhitungan dan kapan data tersebut diambil oleh Bank Dunia. “Menurut para pakar yang ada, tidak betul itu! Terus, mengambil sampling-nya atau random sampling statistiknya di mana? Kapan?,” katanya di sela-sela rapat kerja Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup di Jakarta.

Menurutnya, waktu pengambilan data menjadi penting. Sebab, kalau Bank Dunia mendata pada saat musim tanam, memang tidak ada panen. Ketiadaan ini membuat harga beras tinggi. (CNN Indonesia)

Di sisi lain, Indonesia punya ketentuan tentang standar kualitas beras. Acuan mutu beras melalui SNI 6128:2015, kemudian diperbaharui dengan SNI 6128:2020. Dilansir dari pertanian.go.id, SNI beras bersifat sukarela atau tidak wajib.

Pemimpin Abai

Ada banyak dampak buruk yang dirasakan masyarakat hari ini, para petani justru kesulitan untuk melengkapi segala keperluan yang dibutuhkan saat bertani seperti pupuk, racun dll,biaya yang mahal menjadi penyebabnya. Belum lagi saat hasil tani ingin di jual ternyata tidak seimbang dengan dana yang sudah dikeluarkan.

Hal ini membuktikan bahwa perlindungan negara atas bahan pangan rakyat tidak serius, padahal beras adalah bahan makanan pokok rakyat Indonesia. Negara yang seharusnya memfasilitasi masyarakat, melengkapi segala kebutuhan, tapi justru hanya menjadi regulator kepada segelintir orang. Kepentingan kapitalisme yang mendarah daging telah mematikan fungsi Negara.

Penguasa yang sesungguhnya dalam sistem hari ini adalah para pemilik modal, keberadaan negara hanya sebagai regulator kebijakan bagi para pemilik modal yang sudah membantu mereka mendapatkan kursi kekuasaan. Sehingga para mafia beras masih bebas memonopoli pasar. Harga-harga bahan pangan termasuk beras mereka kendalikan agar mendapat keuntungan yang besar.

Belum lagi aturan SNI yang masih longgar sehingga masih banyak ditemukan beredar produk beras yang masuk ke pasaran tidak memiliki tanda SNI yang dikhawatirkan membahayakan kesehatan masyarakat. Semua ini menggambarkan lemahnya mekanisme negara dalam menjaga keamanan pangan dan kemudahan dalam mengakses kebutuhan pokok rakyat.

Kesejahteraan yang dijanjikan kepada masyarakat dan para petani agar hidup lebih layak hanya menjadi sebuah janji palsu, hal itu sudah menjadi rahasia umum, tapi anehnya kenapa masyarakat masih tetap bertahan dengan sistem hari ini yang sama sekali tidak membawa perubahan walaupun pergantian pemimpin sudah berkali-kali.

Masyarakat hanya merasakan dampak buruknya, ada begitu banyak pemberitaan yang kita dapatkan setiap hari mengenai orang miskin yang mati karena kelaparan, mencuri demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, disisi lain ada yang memamerkan hartanya yang berlimpah, miris.

Baca juga: Pemahaman Cemerlang untuk Menginspirasi Umat dengan Terus Menulis

Pemimpin Islam

Sungguh berbeda dengan periayahan rakyat dalam sistem islam, yang peduli kepada rakyat  karena inilah tugas utama negara yang akan dipertanggungjawabkan kepada Allah. Pemimpin dalam sistem islam benar-benar memahami tanggung jawabnya sebagai pelayan rakyat bukan sebagai regulator yang hanya melayani segelintir orang.

Sebagaimana kisah  khalifah Umar bin khattab di masa kekhilafahan , yang langsung memikulkan gandum kepada rakyatnya yang tidak memiliki makanan. Karena rasa tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Dia juga pernah mengatakan “ Akulah sejelek-jelek kepala negara apabila aku kenyang sementara rakyatku kelaparan.”  Sangat berbanding terbalik dengan pemimpin hari ini.

Dalam islam bahan pangan yang beredar wajib halal dan tayyib, sebagaimana firman Allah dalam (QS Al-Maidah : 88 ) yang artinya:

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah direzekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu Beriman kepada-Nya.”

Upaya yang akan dilakukan khilafah adalah mengontrol pasar sehingga tidak ada praktik curang dalam bermuamalah. Khilafah memiliki qadhi hisbah yang bertugas melakukan patroli dan menyelesaikan permasalahan di pasar, sehingga pasar khilafah bersih dari penimbunan barang spekulasi, monopoli barang, mencegah perdagangan menjual barang haram pada kaum muslim dan aktivitas curang lainnya.

Saatnya masyarakat menyadari dan kembali kepada sistem pemerintahan islam atau Khilafah yang membawa kebaikan dan keberkahan dengan  aturan Allah, sehingga Allah akan memberikan keridhoannya kepada kita semua . Wallahu a’lam bishawab.[AW]

 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.