25 April 2024
60 / 100

Dimensi.id – Dalam salah satu pidatonya, Megawati Sukarnoputri mengemukakan opininya terkait dampak buruk pengajian yang diikuti ibu-ibu terhadap pengabaian gizi anak. Menurut Megawati, mengikuti pengajian dapat menjadikan ibu-ibu menelantarkan anak dan menjadi salah satu penyebab stunting.

Mendengar pernyataan ini, tentu kita bertanya-tanya mengenai hubungan kedua hal ini, apakah perihal ini hanya menyangkut pembuangan waktu secara percuma? Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, mengatakan bahwa ibu-ibu yang rajin ke pengajian tidak menelantarkan anak-anaknya karena kebanyakan ibu-ibu yang datang ke pengajian, anak-anaknya sudah besar. Namun, tanggapan ini pun tidak sepenuhnya benar karena tidak mencakup ibu muda yang rutin datang ke pengajian. Pertanyaan yang sebenarnya adalah, apa urgensi pengajian?

Stunting adalah isu pelik negara yang sedang digalakkan penyuluhannya di PKK. Apabila ditarik akar masalahnya, adalah hal yang umum diketahui bahwa penyebab utama stunting adalah ekonomi dan kurangnya pengetahuan ibu akan gizi. Dalam faktor kedua, pendidikan yang cukup tentang kesehatan keluarga salah satu bagian tak terpisahkan dari pengetahuan ibu mengenai pengaturan rumah tangga.

Untuk mendapatkan pengetahuan yang komprehensif mengenai hal tersebut, pengajian menjadi solusi yang efektif. Dalam pengajian, ibu dapat memperoleh pendidikan mengenai pengasuhan rumah tangga dari sudut pandang Islam, bahkan tak jarang mencakup pula aspek kesehatan.

Dalam durasi tak lebih dari beberapa jam saja, pengajian memberikan perspektif baru kepada para ibu untuk membesarkan anak yang soleh dan sehat walafiat. Dengan demikian, merupakan hal yang aneh untuk menuduh pengajian sebagai penyebab stunting pada anak karena yang terjadi justru sebaliknya, pengajian dapat membantu dalam mencegah stunting.

Penuduhan yang tak berdasar ini pun dapat ditebak arahnya dengan mudah, yakni sebuah usaha untuk menjauhkan para ibu dari interaksi dengan agama. Memanfaatkan isu yang ramai tanpa memikirkan akar permasalahan, Megawati menyuruh para ibu sebagai pemegang tiang rumah tangga untuk menghindari pengetahuan agama.

Dengan usaha ini, peran agama dalam rumah tangga dinihilkan dengan perlahan. Meneropong ke masa depan, pihak tersebut berharap bahwa generasi yang tumbuh pun terbiasa dengan pemutusan total porsi agama dari kehidupan.

Dengan mengetahui dampak yang jauh dari opini dari penggalan pidato ini, sudah saatnya kita terus mendorong penyelenggaraan pengajian di komunitas ibu. Dalam Islam, mengkaji Islam secara komprehensif adalah bagian dari program pembinaan kepribadian setiap individu.

Pengajian islami dapat menghasilkan ibu yang beriman dan bertakwa, tinggi taraf berpikirnya, dan kuat kesadaran politiknya sebagai bekal untuk mendidik anaknya menjadi muslim yang berkepribadian Islam calon pemimpin masa depan.

Sudah menjadi konsekuensi bagi seorang ibu untuk mampu membagi waktu secara efektif dan efisien untuk menangani berbagai macam urusan rumah tangga. Dengan meniatkan diri secara sungguh-sungguh untuk dapat menjadi ummu wa robbatul bait (seorang ibu dan pengatur rumah tangga), insya Allah, jalan akan senantiasa dimudahkan.

Penulis – Falihah Balqis, ST. (Komunitas Annisaa Ganesha)

Sumber Gambar : https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fbangkatengahkab.go.id%2Fberita%2Fdetail%2Fkominfo%2Fpengajian-akbar-warga-simpang-perlang-sambut-ramadhan-1444-h&psig=AOvVaw1ovWFlbAHUCgEzDAR0A8Ms&ust=1682070774139000&source=images&cd=vfe&ved=0CBEQjRxqFwoTCIivvpOYuP4CFQAAAAAdAAAAABAE

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.