20 April 2024
Pemuda bermental lemah, sumber: pixabay
57 / 100

Dimensi.id-Level galaunya anak muda saat ini kian remeh temeh. Mentalnya pun semakin lembek mudah terombang ambing. Perkara cinta nyatanya salah satu faktor yang dapat menggoyahkan mental seorang pemuda. Aktivitas remaja nampaknya tak jauh-jauh dari persoalan hati. Sereceh inikah kualitas pemuda di zaman yang penuh dengan kemajuan ini?

Kondisi Pemuda Kian Kritis

Sad boy, ya begitulah sebutan netizen kepada salah seorang remaja bernama Fajar yang saat ini sedang viral. Sebutan ini disematkan kepada remaja asal Gorontalo tersebut karena dia sering menunjukkan ekspresi sedih hingga meneteskan air mata di media sosial akibat putus cinta.

Berkat konten-kontennya di media sosial yang menarik para netizen untuk menonton, wajah Fajar wara wiri di berbagai media televisi dan kanal youtube artis. Ya, begitulah siklus dunia hiburan negeri +62 ini. Apapun yang viral di media sosial baik itu berfaedah ataupun tidak, akan dikejar media televisi dan konten kreator untuk mengais cuan meskipun keviralan tersebut tidak bertahan lama.

Disisi lain, fakta tersebarnya HIV di tengah masyarakat bukan lagi hal yang tabu. Salah satu penyebab tingginya angka masyarakat yang terindikasi HIV adalah dari pergaulan yang salah seperti perilaku LGBT. Perkembangan jumlah pemuda yang berperilaku menyimpang tidaklah sedikit.

Baca juga: Masalah Bukan Beban, Justru Tantangan untuk Diselesaikan dengan Islam

Kaum LGBT mulai berani menampakkan jati dirinya ke hadapan publik. Tak sedikit pula selebgram dan publik figur yang menjadi role model anak-anak muda bertingkah melawan kodratnya. Bahkan dianggap sebagai sesuai yang wajar dan lumrah di kalangan remaja yang masih mencari jati diri dan menunjukkan eksistensi diri. 

Akibat Sistem Sekulerisme Kapitalisme

Sekularisme nyatanya telah merampas peran dan jati diri para pemuda. Arah dan cara pandang pemuda sudah jauh dari syariat. Pondasi kehidupannya pun kian rapuh bak rumah yang akan runtuh.

Fisiknya mudah lelah menghadapi kenyataan hidup. Mentalnya juga terkikis oleh perasaan yang selalu diarahkan dalam hal percintaan.  Sekularisme begitu serius dalam menjauhkan pemuda dari agama dan membelokkan visi misi pemuda sebagai pemimpin umat.

Sistem sekuler merupakan akar permasalahan yang telah merusak masa depan anak bangsa. Sistem inilah yang memberikan peluang dan pintu selebar-lebarnya bagi pemuda untuk melampiaskan fitrah manusiawinya melalui jalan yang salah yaitu seks bebas dan menyibukkan pikirannya hanya pada urusan hati.

Sekularisme membawa pemikiran pemuda agar menormalkan pergaulan bebas, gonta ganti pasangan, pacaran sesama jenis maupun dengan lawan jenis, dan menganggap hubungan diluar nikah hal biasa.

Berbagai media digunakan kaum barat untuk mempromosikan kebudayaan sekuler, baik dari segi food, fun, fashion, film dan lain-lain. Padahal, dari sanalah awal mula rusaknya masa depan bangsa dan turunnya bala Allah Swt.

Baca juga: Masalah Stunting, Apa Solusi Tuntasnya?

Islam Mengembalikan Resolusi Pemuda yang Sesungguhnya

Kualitas pemuda saat ini jauh dari kata generasi emas. Berbeda dengan pemuda Islam di masa Rasulullah, para sahabat dan salafus shalih. Galaunya mereka bukan dalam urusan hati atau percintaan melainkan melihat kondisi umat yang kehilangan perisai kehidupan.

Keberhasilan mereka dalam mendakwah Islam dan membebaskan suatu wilayah menjadi salah satu indikator kesuksesan dunia dan akhirat. Tak terhitung berapa penyesalan dan kegalauan yang menimpa hati kaum muslimin ketika kalah dalam peperangan melawan musuh-musuh Islam.

Kesedihan yang menghinggapi dada para pejuang Islam ketika terlambat menyambut seruan jihad. Level galaunya umat muslim kala itu tidaklah remeh dan receh melainkan berada di level tertinggi.

Lihatlah bagaimana sedihnya Shalahuddin al Ayyubi yang menangis melihat Al-Aqsha dijajah oleh pasukan Salib. Kesedihan yang beliau rasakan begitu mendalam, namun kesedihan tersebut tidak menyurutkan semangat beliau untuk membebaskan tanah kaum muslim dari renggutan tangan-tangan kaum kafir.

Persiapan pun dilakukan dengan matang dan keyakinan penuh. Betul saja, berkat pertolongan Allah Swt. Dan kerja keras beliau bersama pasukan umat muslim dalam membebaskan Al-Aqsha membuahkan hasil.

Begitulah singkatnya cerita pemuda muslim di masa kegemilangan Islam. Islam memberikan seperangkat peraturan yang dapat mengarahkan peran dan jati diri pemuda melalui jalan yang mulia. Para pemuda diajarkan agar mampu memahami dan menerapkan tata cara pergaulan di dalam Islam.

Islam tidak memperbolehkan laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom berteman secara bebas, tidak boleh adanya ikhtilat apalagi khalwat. Para muslimah yang telah baligh harus menutup aurat sesuai syariat, dengan begitu ia akan lebih mudah dikenali dan membantu kaum pria untuk menundukkan pandangan. Begitulah cara Islam menjaga hubungan laki-laki dan perempuan.

Apabila negara menerapkan Islam secara sempurna, maka segala permasalahan pemuda dapat diselesaikan secara tuntas. Wallahu a’lam. [AW]

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.