24 April 2024
Persatuan Umat
58 / 100

Dimensi.id-Kadrun dan Cebong terus saja bermusuhan dan saling menghujat, padahal mereka dalam satu ikat kebangsaan yang dibanggakan dan tidak disadari mereka hanya diperalat oleh elit politik yang berebut kekuasaan.

Permusuhan antara kadrun dan cebong harus dihentikan dan saatnya untuk berfikir cemerlang dengan melihat kebenaran secara benar, bukan menjadi pendukung buta, sehingga tidak mampu melihat fakta. Saatnya bersatu untuk membangun negeri ini, bukan menghabiskan energi dengan saling mengolok-olok, menghujat dengan sebutan yang tidak pantas yang dilandasi dasar kebencian.

Meskipun pilpres sudah berlalu tapi pendukung fanatik masing-masing calon tidak mau berhenti untuk saling bermusuhan, menghujat dan mencari-mencari kesalahan satu sama lain. Dan semuanya diperburuk dengan para buzzer bayaran yang menciptakan kegaduhan dan memelihara api permusuhan.

Setiap menjelang pemilu, permusuhan semakin tajam dan manuver politik yang dilakukan hanya menciptakan suasana yang terus memanas. Bahkan satu partai tidak sejalan dalam menentukan pilihan politiknya sehingga terjadi konflik antara kader di internal partai. Begitu pula antara elit dan pendukung arus bawah tidak sejalan. Demokrasi menciptakan permusuhan antara anak bangsa yang hanya untuk tujuan berebut kekuasaan oleh para elit politik.

Namun setelah pemilu berlalu, kitapun tahu para elit bergandengan tangan agar bisa berbagi kue kekuasaan. Lalu untuk apa mengikuti mereka yang bisanya menghabiskan uang rakyat, tapi tidak perduli dengan urusan rakyat.

Tidak sepantasnya kita terus bemusuhan hanya untuk membela mereka yang berebut kekuasaan, kemudian rakyat ditinggalkan saat kekuasaan dalam genggaman. Saatnya kita bergandengan tangan dan berfikir cemerlang. Membangun ukhuwah agar bisa memperbaiki negeri ini dengan cara yang terbaik untuk mengurusi rakyat, bukan hanya sekedar berebut kekuasaan.

Saatnya permusuhan dihentikan dan berfikir cemerlang dengan penerapan hukum terbaik agar kehidupan yang lebih baik bisa terwujud dan agar ukhuwah Islamiyyah bisa kokoh terbentuk dalam sistem pemerintahan yang akan menyatukan potensi anak negeri yang tercerai berai karena diterapkannya sistem demokrasi. Sentimen dan fanatik golongan untuk memenangkan kekuasaan yang semu dan menipu akan tergantikan dengan semangat untuk mengurusi umat dan kemaslahatan orang banyak.

Semua akan berakhir dengan kehinaan saat kekuasaan menjadi tujuan dengan menghalalkan segala cara tidak perduli cara haram dan dilarang. Sejarah akan mencatat pemimpin yang amanah dan perduli pada rakyat dengan tinta emas, bukan pemimpin yang memecah belah umat agar bisa aman memainkan kekuasaan. Buzzer pun dipelihara dengan uang rakyat, namun yang dilakukan hanya menyebar kebencian, fitnah dan membuat kegaduhan ditengah umat.

Umat yang kritis dan menginginkan perubahan hakiki dimusuhi dan dianggap pemecah belah umat. Padahal, berharap dari demokrasi adalah mimpi. Perubahan hakiki tidak bisa terwujud selama demokrasi yang diterapkan untuk mengatur negeri ini.

Perpecahan antar anak bangsa tidak bisa dihindari selama kekuasaan menjadi tujuan dalam berpolitik. Idealisme ditinggalkan bahkan harga diri digadaikan hanya untuk mendapatkan jabatan. Pendukung ditinggalkan dan dibiarkan bermusuhan, sementara elit politik bagi-bagi kue kekuasaan. Inilah gambaran demokrasi yang tidak bisa merawat perbedaan, malah memperalat mereka untuk mendapatkan jabatan dan kursi kekuasaan.

Khilafah akan mewujudkan persatuan umat, sebaliknya demokrasi hanya hanya menciptakan perpecahan yang tidak berkesudahan karena kekuasaan menjadi tujuan. Saat kelompoknya yang disakiti begitu kerasnya menanggapi dan bahkan melaporkan untuk ditindak lanjuti. Namun, saat agamanya dihina dan dilecehkan mereka tidak perduli.

Seolah itu bukan urusannya, dan masalah agama dianggap urusan pribadi. Sementara, mereka yang marah ketika agamanya dilecehkan dan berunjuk rasa saat menyaksikan kedzaliman penguasa didepan mata dituding memecah belah umat.

Aneh hidup dalam sistem demokrasi karena yang memperjuangkan kebenaran hakiki dianggap radikal, intoleran dan pemecah belah. Sedangkan, mereka yang jelas membuat fitnah dan kegaduhan dilindungi bahkan dibayar dengan uang rakyat.

Mereka yang telah merugikan negara dengan korupsi dan penggunaan dana yang tidak tepat sasaran tidak dipermasalahkan. Rezim dzolim dengan kebijakan mennyengsarakan rakyat dan sengaja memecah belah umat dengan menciptakan api perpecahan ditengah umat agar kekuasaan tetap terus dalam genggaman

Tudingan yang salah alamat pada kelompok dakwah yang memperjuangkan Islam secara kaffah. Salah tudingan pada sistem pemerintahan terbaik, khilafah yang akan menjaga persatuan umat. Potensi umat akan terjaga untuk membawa perubahan yang cemerlang dengan Islam.

Aset negera bisa diselamatkan untuk kesejahteraan umat, bukan untuk asing dan corporation yang tamak dan rakus. Negeri aman, adil dan sejahtera serta generasi yang punya adab bukan hanya mimpi tapi bisa terwujud nyata dalam sistem Islam yang sempurna. [Dms]

Penulis : Mochamad Efendi

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.