Dimensi.id-Diketahui empat negara maju telah memutuskan ‘menghapus’ utang Indonesia. Keempat negara itu adalah AS, Australia, Jerman, dan Italia. Utang dengan jumlah nominal yang diperkirakan mencapai Rp 5,17 triliun itu dihapus dengan skema “Debt Swap”. Debt Swap adalah menukar kewajiban utang berupa uang dengan pembayaran berupa kewajiban lain yang menguntungkan negeri pemberi utang (goodnewsfromindonesia.com/18/10/2022).

Pembayaran itu bisa berupa kewajiban untuk melaksanakan suatu program atau proyek tertentu. Pembayaran dengan debt swap yang akan dijalankan oleh pemerintah Indonesia kali ini bukanlah hal yang pertama terjadi. Pada tahun 2011, AS sepakat menjalankan debt swap kepada Indonesia dengan program pelestarian hutan dan mitigasi perubahan iklim di bumi pertiwi.

Mitigasi sendiri diartikan sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun upaya penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Meskipun Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya mitigasi pada tahun 2011, faktanya kasus bencana alam terus meningkat hingga Oktober 2022. Lebih dari 1.100 kasus banjir telah terjadi sejak 2022. Bahkan degradasi lingkungan terus terjadi. Artinya, proyek mitigasi yang dijalankan sesuai Debt Swap sebelumnya tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.

Terlebih lagi ketika empat negara maju kini akan melakukan proyek lain yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Staf Khusus Menteri Keuangan Prastowo Yustinus menyampaikan bahwa proyek yang akan dilakukan bersama empat negara maju bermacam-macam. Mulai dari proyek pendidikan, kesehatan, dan pelestarian hutan tropis.

Sekilas, adanya Debt Swap seakan menguntungkan kedua belah pihak. Namun, dibalik kerjasama ini, tidak memungkiri bahwa negara yang terikat utang tidak memiliki kedaulatan utuh atas pemerintahannya. Sebab ia harus menjalankan proyek sesuai dengan kemauan “tuan” nya. Jika sudah seperti ini, adakah solusi yang dapat diberikan?

Baca Artikel Selanjutnya :  Menyoal Penghapusan Utang Melalui Debt Swap, Untung atau Buntung? (Part 2)