19 April 2024

Dimensi.id-Ketua DPR AS, Nancy Peloci pada tanggal 2 Agustus 2022 lalu berkunjung ke Taiwan. Karenanya, Taiwan terus menerus mendapat teror dari militer Cina. Seketika Cina mengumumkan akan menggelar latihan militer dari tanggal 4-7 Agustus 2022 dengan tembakan langsung ke sisi Utara timur laut, total ada 6 wilayah perairan dan udara Taiwan.

 

Dan latihan ini telah sukses memblokade laut dan udara Taiwan. Mempengaruhi 17 jalur pelayaran internasional dan 7 pelabuhan internasional. Siti Rohmawati, dosen hubungan internasional UNAIR mengatakan kedatangan Nancy Peloci memang bisa menimbulkan potensi perang besar di Asia. Meskipun AS berusaha meredam konflik namun insiden ini akan menjadi kartu Turf bagi Cina untuk memainkan perannya dengan isu Taiwan.

 

Terlihat betapa Cina bak kebakaran jenggot ketika Nancy datang berkunjung ke Taiwan ,tentulah bukan kunjungan biasa. Sebagai negara ula (besar) dan juga “ polisi dunia” malah terasa aneh jika tak ada udang di balik batu. Apalagi setelah Peloci, disusul dengan kedatangan Gubernur Indiana, Eric Holcomb tiba di Taipei . Kantor Kepresidenan Taiwan mengatakan, Holocomb dijadwalkan bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen pada Senin pagi. “Saya bersemangat untuk menghabiskan minggu ini membangun hubungan baru, memperkuat hubungan lama dan memperkuat kemitraan sektor utama dengan Taiwan dan Korea Selatan,” ujar Holcomb dalam Twitternya.

 

Menurut John Chen, Representative Taipei Economic and Trade Office in Indonesia ( perwakilan kantor dagang Taiwan di Indonesia/TETO), aksi yang dilakukan Cina melanggar hukum internasional dan membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan Indo Pasifik dan Selat Taiwan. Serta melanggar hak dan kepentingan dari pesawat terbang dan laut dari berbagai negara yang melintas di kawasan tersebut.

 

John pun mengajak semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan Cina, yang merusak status Quo Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional serta menuntut Cina untuk segera menghentikan semua provokasi militernya.

 

John juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menunjukkan solidaritas dengan Taiwan sebagai sesama negara demokrasi untuk sama-sama menjaga dan stabilitas tatanan internasional.

 

Cina sendiri pasca kedatangan Peloci sudah memberikan sanksi kepada 7 pejabat Taiwan karena mendukung kemerdekaan Formosa, kunjungan Peloci dianggap sebagai sinyal yang salah kepada pro kemerdekaan di Pulau ini.

 

Dua Mabda Berebut Pengaruh

 

Sejatinya apa yang dilakukan AS dan Cina adalah refleksi dua mabda, yaitu demokrasi dan sosialis yang sedang berebut pengaruh. Pengamat Foundation for Defence Democracies (FDD), Craig Singleton, menilai pemerintah AS merasa yakin yang ditakuti Cina adalah perkembangan demokrasi di Taiwan. Artinya ada perkembangan demokrasi ( AS) dan Otokrasi ( Cina).

 

Dalam sejarahnya, selama perang saudara Cina, AS selalu memberikan dukungan pada pemerintah nasionalis yang berkuasa, pimpinan partai Kuomintang (KMT). Sementara pada saat yang sama Uni Soviet mendukung Partai Komunis Cina yang akhirnya menang dan mengambil alih kekuasaan dan mendirikan negara Republik Rakyat Cina.

 

Setelah mengalami kekalahan, KMT mundur ke Taiwan, dengan terus mengalir dukungand AS melalui Washington, terutama untuk pembangunan ekonomi. Dan memang Taiwan akhirnya menjadi sebuah negara dengan teknologi, industri dan perekonomian yang kuat di kawasan Indo Pasifik.

 

Di tahun 1960, usai Beijing dan Moskow berkonflik, hubungan Cina dan AS mencair, 1979, AS secara resmi mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Taiwan ke Beijing, dengan Jimmy Carter presiden AS kala itu menandatangani perjanjian kebijakan1 Cina ( One Cina Policy). Dimana Washington mengakui Cina sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah dan Taiwan adalah bagian dari Cina.

 

Namun, AS tak pernah klaim kedaulatan Cina atas Taiwan. Posisi AS yang ambiguitas ini tujuannya jelas untuk mempertahankan status Quo dan menghindarkan perang Asia pecah. Meskipun tidak secara terang-terangan, namun Biden sendiri menyatakan siap membantu Taiwan jika Cina mmenyerang.

 

Khitah (Strategi) AS sebagai Negara Penjajah

 

Siapapun yang mempelajari konstelasi politik akan setuju bahwa apapun yang dilakukan AS bukan tanpa alasan, kecuali satu, yaitu untuk mempertahankan hegemoni kapitalis neoimperialisnya di berbagai pelosok dunia, kali ini kawasan Indo-Pasifik yang secara politik strategis mampu membendung kekuatan Cina untuk bersaing menggoyang kedudukan AS.

 

Selain menggaet negara berkembang dengan berbagai perjanjian, AS juga turut campur dalam urusan domestik sebuah negara, hingga benar-benar hilang kedaulatannya. Alasan yang diusung selalu demi perdamaian dan stabilitas internasional. Faktanya hanya hoax, sejatinya biang kerok permasalahan dunia adalah kapitalis. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk menguasai kekayaan alam dan potensi-potensinya yang ada di wilayah Asia.

 

Tercipta Celah Gambarkan Solusi Islam

 

Bagaimana pengaruhnya bagi Indonesia? Politik luar negeri yang selama ini dibanggakan yaitu bebas aktif samasekali tak terpengaruh oleh kondisi ketegangan yang sempat tercipta. Sebab posisi Indonesia hanyalah negara satelit, pengikut setia demokrasi kapitalisme yang sudah lama kehilangan kedaulatannya. Melalui pelepasan SDA Indonesia ke negara. Kalaulah ikut mengecam, bukan berasal dari kecerdasan pejabatnya melainkan hanya arahan asing.

 

Dan apalah artinya mengecam jika tidak diikuti dengan aksi yang lebih membangkitkan yaitu menegakkan keadilan secara menyeluruh. Pemimpin dalam sistem hari ini justru menjadikan asing sebagai raja guna menguasai rakyatnya. Dan posisi rakyat sebagai tumbal.

 

Justru peluang terbaik datang dari Islam. Masyarakat kita sudah mengetahui fakta-fakta penjajahan dan dampak zalimnya berbagai kebijakan negara. Dalam bekerja sama dengan asing, maka syariat menetapkan hanya boleh berhubungan dengan negara asing yang benar-benar bukan terkatagori memerangi kaum Muslim. Islam pun menjamin kesejahteraan individu demi individu. Sehingga tidak bergantung kepada asing. Yang notabene mereka tak benar-benar ingin membantu, melainkan menghancurkan.

 

Thariqoh atau metode menuju tegaknya kepemimpinan umum atas seluruh kaum Muslim inilah yang seharusnya kita gencarkan, sebab selama ini belum tergambar, bahwa Islam adalah solusi semua persoalan manusia, negara bahkan dunia. Hanya Islam yang mampu memuliakan manusia, bukan menjadikannya sebagai obyek eksploitasi keserakahan kapitalisme. Wallahu a’lam bish showab. [DM]

 

 

 

 

 

 

 

 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.