29 Maret 2024
Kematian di Kalideres
61 / 100

Dimensi.id-Ditemukannya empat mayat yang merupakan satu keluarga dalam sebuah rumah di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat begitu menyita perhatian masyarakat. Sebab, keempat mayat tersebut baru ditemukan setelah tiga pekan oleh warga yang mencium bau busuk dari rumah berpagar tinggi tersebut.
Sempat viral di berbagai media terkait penyebab kematian mereka karena kelaparan, hal itu disimpulkan berdasarkan hasil pemeriksaan forensik bahwa mayat-mayat tersebut tidak makan dan minum cukup lama, serta tidak ditemukannya sisa makanan di lambung mereka. Mayat ditemukan dalam kondisi mengering karena dehidrasi dan otot yang mengecil.

Narasi meninggal karena ‘kelaparan’ ini memunculkan banyak spekulasi dari masyarakat. Bagaimana mungkin satu keluarga kelaparan sampai meninggal tanpa diketahui keluarga dan warga sekitar? Kebanyakan masyarakat berpikir jika keluarga tersebut mengalami kesulitan ekonomi sampai kelaparan dan mempertanyakan kepedulian warga sekitar.

Bahkan, media Kompas sempat merilis berita dengan judul “Memberi Makan Tetangga yang Kelaparan Lebih Mulia Dibandingkan Berhaji, Sayangnya Banyak yang Tidak Peka”. Hal itu sempat memicu rasa ketersinggungan dari umat Islam. Sebab, telah mengaitkan peristiwa ini dengan ibadah haji. Padahal, penghuni perumahan tersebut kebanyakan non muslim.

Penyebab kematian sampai saat ini masih belum bisa dipastikan dan masih dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian. Menurut Kriminolog Universitas Indonesia Josias Simon, dugaan kelaparan sebagai penyebab kematian keluarga tersebut terlalu aneh. Melihat profil keluarga dan lingkungan tempat tinggal yang merupakan perumahan elite, sulit dipercaya mereka meninggal karena tidak mampu membeli makanan.

Berbagai spekulasi liar pun muncul di tengah masyarakat. Ada yang mengaitkannya dengan ritual sekte tertentu, karena polisi menemukan buku-buku dari beragam agama dan kesaksian warga bahwa keluarga tersebut tidak mau menggunakan listrik, serta sikap mereka yang aneh sebelumnya.

Namun, menurut Joasis, terlalu dini mengaitkan peristiwa ini dengan spekulasi yang beredar saat ini. Dia berharap polisi segera mengungkap kasus ini secara transparan, karena spekulasi liar yang beredar dianggap tidak adil bagi korban dan keluarganya. BBC NEWS.com, (16/11/2022).

Sementara itu berdasarkan temuan baru yang dilakukan polisi, Kabid humas polda Metro Jaya Kombes Endra Zulphan mengungkapkan bahwa dugaan awal tentang penyebab kematian karena kelaparan sejauh ini tidak terbukti. Dia mengatakan pihaknya telah menemukan sejumlah alat bukti baru, tetapi masih harus dilakukan penyelidikan lebih lanjut sehingga polisi belum bisa menjelaskan kepada publik. Kompas.com.(16/11/2022).

Apapun penyebab kematian satu keluarga di perumahan Kalideres ini, faktanya mayat-mayat tersebut baru diketahui setelah tiga pekan. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang hubungan bertetangga di dalam masyarakat sekarang ini.

Jika saja tetangga terdekat, kerabat, dan RT setempat mencari tahu kondisi keluarga yang meninggal itu lebih awal, dan terjalin interaksi yang baik antarpenghuni perumahan, peristiwa seperti ini bisa diantisipasi.

Apakah peristiwa ini menjadi gambaran berkembangnya sikap individualisme di tengah masyarakat? Yakni sikap lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain dan lingkungan sekitar. Akibat dari pengaruh kemajuan teknologi serta arus globalisasi berdampak pada perilaku hidup masyarakat terutama di daerah perkotaan.

Pekerjaan yang menyita waktu demi memenuhi kebutuhan dan gaya hidup yang semakin tinggi, membuat orang lebih memilih mengurus kehidupannya sendiri dan cenderung abai terhadap lingkungan.

Kepekaan dan empati terhadap orang lain juga semakin berkurang, apalagi kontrol sosial. Hidup di tengah sistem kapitalis membuat orang memiliki sifat individualis. Tak jarang ditemukan keluarga yang tidak harmonis, karena kurangnya kasih sayang dan kebersamaan.

Hubungan dengan orang lain seringkali karena asas manfaat dan saling menguntungkan bukan dilandasi rasa kemanusiaan. Ditambah dengan kecanggihan teknologi, di mana semua orang menggenggam alat komunikasi pintar yang bisa menghubungkan orang dari berbagai belahan dunia.

Namun, malah menjauhkan hubungan dengan orang-orang terdekat. Bisa dilihat ketika berkumpul dengan keluarga maupun teman, masing-masing sibuk dengan HP di tangan mereka. Bahkan, saat melihat musibah di depan mata, orang-orang lebih memilih merekam kejadian itu daripada segera memberikan pertolongan.

Manusia adalah makhluk sosial yang mau tidak mau akan selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupan. Sebab, manusia bersifat lemah dan terbatas. Semandiri atau sekuat apa pun orang tidak mungkin bisa hidup sendirian. Oleh karena itu, hubungan dengan sesama manusia harus tetap terjaga.

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang lain, baik muslim ataupun non muslim. Bahkan, terhadap makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan. Berbuat baik bukan sekadar karena asas manfaat semata, melainkan bagian dari ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (QS Ani-Nisa : 36)

Terhadap tetangga, sikap peduli dan empati harus diutamakan. Saling mengunjungi, menanyakan kabar, dan membantu apabila ada yang kesulitan. Jika ada tetangga yang lama tidak terlihat, tetangga sekitarnya harus mencari tahu keberadaannya guna memastikan keadaannya baik-baik saja.

Jika di antara orang bertetangga menjalin silaturahmi dengan baik dan saling peduli, pasti tidak terjadi kematian karena kelaparan (tidak punya makanan). Sebab, Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam pernah bersabda:

“Tidaklah beriman kepada-Ku orang yang tidur dalam keadaan kenyang, sedang tetangganya kelaparan sampai ke lambungnya, padahal dia (orang yang kenyang) mengetahui.” (HR.Thabrani)

Selain itu, dilarang berbuat jahat terhadap tetangga baik dengan tangan maupun lisannya. Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda, “Tidak lurus iman seorang hamba sehingga lurus pula hatinya. Dan tidak lurus hatinya sehingga lurus lisannya, dan ia tidak masuk surga sehingga tetangganya aman dari bahayanya (kecelakaan yang ditimbulkan olehnya).” (HR Ahmad)

Untuk membangun hubungan masyarakat yang ideal butuh peraturan Islam, karenanya umat Islam haruslah memahami ajaran agama secara keseluruhan. Bahwasanya, Islam tidak hanya mengatur perkara ibadah mahdah saja, justru syariat Islam lebih banyak mengatur hubungan sosial antar sesama manusia, dalam kehidupan bermasyarakat hingga bernegara.

Karena itu, perlu terwujudnya lingkungan yang Islami, di mana masyarakat terbentuk atas perasaan, pemikiran, dan tujuan yang sama, dalam sistem yang hanya menerapkan syariat Islam di dalamnya. Karena sistem selain Islam terbukti tidak bisa merawat kehidupan dan justru menyebabkan kerusakan di mana-mana. Wallahu a’lam bishawab.

Penulis : Dini Azra

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.