25 April 2024
Sistem Demokrasi

Sistem Demokrasi

75 / 100

Dimensi.id-Adakah keadilan bagi rakyat kecil yang ingin menyuarakan kebenaran saat harus berhadapan dengan penguasa dzalim dalam sistem demokrasi. Apakah benar kesetaraan hukum ada saat harus bersebrangan dengan kepentingan rezim yang sedang berkuasa.

Adakah Keadilan dalam Demokrasi?

Semua sudah terbukti dan jawabannya nyata dan bisa kita saksikan bersama saat ini. Begitu cepat proses hukum dan tajam kebawah saat rakyat menuntut keadilan, namun bersebrangan dengan kepentingan penguasa. Tapi begitu lambat dan hukum terkesan tumpul pada para penjilat yang berlindung pada penguasa. Inilah hukum yang nyata terjadi didalam sistem demokrasi yang menumbuh suburkan para penjilat dan orang orang yang suka pencitraan.

Benarkah keadilan milik semua orang dalam sistem demokrasi? Nampak jelas keadilan hanya milik mereka yang dalam lingkaran kekuasaan. Hukum tajam pada mereka yang berseberangan dengan penguasa, tapi tumpul pada para pendukung, termasuk para buzzer yang jelas-jelas membuat kegaduhan dan memproduksi hoaks yang bisa memecah belah umat.

Begitu mudahnya pengadilan memutuskan hukuman yang tidak memenuhi unsur keadilan. Bahkan hukuman 6 tahun penjara diputuskan meskipun terdakwa belum terbukti bersalah. Hanya karena berani menyerang rezim yang berkuasa, rakyat biasa harus menerima putusan hukuman yang tidak berkeadilan.

Keadilan sangat mahal bagi mereka yang menyuarakan kebenaran, tapi bertentangan dengan penguasa. Haruskah rakyat diam menyaksikan ketidakadilan dan kedzaliman yang dilakukan penguasa. Apa memang demikian, demokrasi hanya milik pemegang kekuasaan dan siapa saja yang mau menjadi budak penguasa agar bisa ikut menikmati secuil kue kekuasaan.

Tumpul Keatas, Tajam Kebawah

Kita bisa saksikan bersama bahwa hukum begitu lambat dan terasa tumpul saat yang salah adalah orang-orang dilingkaran kekuasaan. Para buzzer istana seolah bebas berkata apa saja karena mereka dipelihara dan dibayar untuk menjaga kekuasaan, sehingga siapa saja yang kritis pada rezim, dihabisi oleh mulut-mulut mereka yang berbisa.

Dan saat mereka sudah kalah dalam hujah, dalam perang pemikiran, kriminalisasi dilakukan untuk membungkam musuh-musuh Istana. Bisa disaksikan bersama bagaimana keadilan dalam sistem demokrasi yang katanya kedaulatan di tangan rakyat, faktanya penguasa yang mengatasnamakan rakyat bisa mempermainkan hukum untuk kepentingan mereka sendiri.

Penguasa semakin arogan untuk mengkriminalkan siapa saja yang dianggap musuh yang mengganggu kekuasaan. Siapa saja bisa dihabisi dengan pasal karet yang digunakan untuk menjerat mereka yang bersebrangan dengan kepentingannya. Siapa saja yang melawan bisa dihukum berat sesuai dengan pesanan. Tapi siapa yang tunduk pada kendalinya bisa dimaafkan, bahkan bisa mendapatkan imbalan jabatan ataupun kemewahan.

Sikap Arogan dan Gaya Hidup Mewah

Namun, satu persatu kebusukan mereka terungkap oleh sikap arogan dan gaya hidup mewah mereka. Rakyat sudah muak dengan perilaku para pejabat yang suka mencuri uang rakyat. Mereka hidup dalam kemewahan diatas penderitaan rakyat. Secara vulgar keadilan dipermainkan oleh mereka yang gila jabatan dan rakus dengan kue kekuasaan. Tidak peduli meskipun harus mendzolimi orang lain yang tidak bersalah. Padahal, balasan atas orang-orang yang berbuat dzolim dan mempermaikan hukum nyata ada, bahkan sering hukuman itu mereka rasakan di dunia. Terlebih di akhirat, mereja yang sudah mendzolimi sesama pasti dapat balasannya.

Baca Juga : Istiqomah dalam Menulis agar Terus Mendapatkan Kebaikan

Tidakkah, mereka sadar pada satu hari tidak akan ada yang didzolimi, saat pengadilan akhirat datang, semua akan mendapatkan balasan sesuai perbuatannya, termasuk para hakim yang berani mengambil keputusan yang tidak adil serta penguasa yang dzolim yang berani mempermainjan hukum untuk kepentingan mereka sendiri. Saat mulut terkunci, sementara tangan yang berbicara dan kaki ikut bersaksi kemana dan untuk apa mereka digunakan selama kehidupan di dunia.

Akal yang Tak Lagi Sehat

Para pejabat dan penguasa yang akalnya tidak lagi sehat, hatinya sudah tertutup dari kebenaran, sementara nafsu untuk mendapatkan nikmat dunia membuat mereka lupa diri atas pengadilan akhirat yang akan segera datang menghampiri. Kehidupan dunia akan segera menjadi cerita saat ajal datang menjemput dan akhirat akan menjadi fakta yang harus dihadapi.

Tentunya kita merindukan satu sistem yang bisa menjamin keadilan untuk semua orang. Keadilan mahal bagi rakyat biasa dalam sistem demokrasi. Keadilan bisa dipermainkan oleh rezim yang berkuasa. Tapi keadilan dalam siatem Islam milik semua orang. Hanya dalam Islam penguasa bisa dikalahkan oleh rakyat biasa didepan pengadilan.

Kisah masyhur – Khalifah Ali bin Abi Thalib sangat mengerti bahwa keadilan merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dan merupakan tanggung jawab terbesar yang harus diembannya. Ali memutuskan perkara di antara manusia dengan adil. Semua orang mendapatkan hak yang sama, tidak ada keberpihakan terhadap yang kuat dan tidak mengesampingkan hak orang yang lemah.

Dalam kisah yang ditulis Abdus Sattar Asy-Syaikh dalam bukunya 10 Shahabat yang dijamin masuk surga, diceritakan Ja’dad bin Hubairah datang pada Khalifah Ali bin Thalib dan berkata, “Wahai Amirul Mukminin, jika datang kepadamu dua orang. Salah satunya sangat mencintaimu, sementara yang lain sangat membencimu, apakah kau akan berpihak pada yang pertama dalam memutuskan perkara? Ali bin Abi Thalib lantas menepuk dada Ja’dah berkata, “Itu kalau aku melakukannya untuk diriku. Akan tetapi, aku hanya melakukannya karena Allah.” [Dms]

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.