19 April 2024
Jebakan pay later, sumber: google

Jebakan pay later, sumber: google

63 / 100

Dimensi.id-Membeli kebutuhan sudah seharusnya dilakukan oleh manusia. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi dengan perkembangannya zaman saat ini, teknologi semakin canggih untuk membeli sesuatu sangat mudah dilakukan. Tanpa harus menyediakan atau menyiapkan uang terlebih dahulu pun bisa. Misalnya saja menggunakan aplikasi yang sekarang sedang ramai dan digeluti oleh banyak orang, khususnya generasi muda.

Terdapat fitur ”beli sekarang bayar belakangan” ditinjau dari tintahijau.com menyatakan sejumlah aplikasi atau layanan menyediakan persediaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau Beli Sekarang Bayar Belakangan. Tentu fitur ini sangat memudahkan bagi sebagian orang yang ingin membeli barang tetapi belum ada uang, dan pembayaran bisa dilakukan belakangan layaknya menggunakan seperti kartu kredit (11/01/2022).

Tetapi bila tidak berhati-hati, kemudahan dari transaksi menggunakan PayLater atau bayar nanti konsumen bisa terjebak pada sikap sikap konsumtif yang berlebihan dan berujung dengan tumpukan utang. Membeli tanpa melihat kebutuhan. Sehingga terjadinya anak muda yang terjerat utang Pay Later.

Dilansir dari BBC News Indonesia berawal dari mudahnya mengakses pinjaman, pengguna layanan tunda bayar (paylater) mengaku “kebablasan” sampai akhirnya terjebak pada tunggakan yang menguras pendapatan hingga menggagalkan rencana menyicil rumah. (29/12/2022)

Kaum muda yang hidupnya dipenuhi hedonisme, mengedepankan gaya, dan mengikuti tren. Bisa melakukan berbagai macam cara untuk memenuhi keinginan-keinginannya. Sehingga terjadi kasus pinjaman kepada kaum muda yang belum berpenghasilan. Menurut Indef, kasus-kasus pinjaman macet makin banyak terjadi pada pengguna berusia di bawah 19 tahun yang belum berpenghasilan. (BBC News Indonesia, 29/12/2022)

Baca juga: Menerapkan Sikap Toleransi Beragama dalam Lingkungan Masyarakat

Kaum muda sebagai agen perubahan, menjadi harapan umat untuk kemajuan bangsa. Tetapi hidup dalam sistem kapitalisme saat ini membuat para pemuda kehilangan jati dirinya. Hidupnya dipenuhi dengan hedonisme dan kesenangan belaka. Berbagai macam cara dilakukan untuk memenuhi gaya hidupnya. Dari Pay Later yang memberikan kemudahan kepada kawula muda, justru memberikan jebakan.

Gaya hidup hedonisme dan konsumtif telah melanda generasi muda. Sikap ini dimanfaatkan juga oleh rentenir gaya baru untuk menjerat mangsa. Tidak memikirkan ketika melakukan transaksi menggunakan Pay Later, apakah kebutuhan atau keinginan. Sehingga dari daya pikir dalam memutuskan sesuatu pun dari diri pemuda berkurang. Membuat mereka terjerat dalam jebakan utang yang berbasis ribawi.

Bijak dalam mengelola keuangan pun masih kurang dari sisi kaum muda. Ia bisa mengeluarkan uang berapapun yang ia mau tanpa memperhitungkan konsekuensi atas uang yang mereka keluarkan. Mengelola keuangan secara baik, akan salah satu langkah agar terhindar dari jebakan Pay Later. Karena paham keuangannya mau dialokasikan kemana saja dan dibelikan untuk kebutuhan apa.

Sehingga ketika mau beli sesuatu sudah tersedia uangnya. Mengenali ragam kebutuhan sehari-hari. Bukan hanya sekadar keinginan semata. Dan menentukan proporsi dan buat penganggaran bulanan. Serta selalu mencatat semua transaksi keuangan. Dan memberikan komitmen dan disiplin berbelanja pada diri sendiri. Ketika kaum muda paham terhadap agamanya yaitu Islam. Ia akan jauh lebih mudah dalam mengatur keuangannya serta mengalokasikan dana yang ia keluarkan secara tepat. Sebab dalam Islam dilarang berfoya-foya, sebagaimana firmanNya;

“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (Qs. Al-Isra: 26)

Di sisi lain terdapat unsur ribawi pada utang yang terdapat di Pay Later. Di mana Allah telah mengharamkan riba dan merupakan dosa yang besar, sebagaimana firmanNya;

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Qs. Ali Imran: 130)

Maka ketika para pemuda paham agamanya, tentu ia akan menghindari hal-hal yang tidak diridhoi Tuhannya. Dan menjalankan semua perintah Allah. Hidupnya akan dipenuhi makna. Di sisi lain, menerapkan ekonomi Islam yang jauh dari ribawi, membuat kemaslahatan untuk umat. Islam mengatur bagaimana perekonomian itu berjalan. Negara akan mengatur untuk kemaslahatan ummat. Wallahu’alam. [AW]

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.