29 Maret 2024
Hari Ibu
59 / 100

Dimensi.id-Peringatan Hari Ibu (PHI) 2022 dilaksanakan setiap 22 Desember. Tema utama PHI ke-94 adalah PEREMPUAN BERDAYA INDONESIA MAJU. Tema tersebut dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang masih mengalami kekerasan, perlakuan diskriminatif dan lain-lain.

PHI diharapkan sebagai momen penting untuk mendorong semua pemangku kepentingan guna memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan.

Maka dari itu, perempuan Indonesia masa kini harus sadar bahwa mereka mempunyai akses dan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Untuk memperoleh sumber daya, seperti akses terhadap ekonomi, politik, sosial dan sebagainya. Tak terkecuali pengasuhan anak yang perlu didukung oleh semua pihak.

Sekilas dengan slogan PEREMPUAN BERDAYA INDONESIA MAJU untuk mengentaskan perempuan dari kekerasan, diskriminasi dan keterbelakangan sangat bagus.  Namun, Ketika kita melihat peran dan tugas perempuan ternyata jauh panggang dari api. Disemua lini kehidupan perempuan hari ini tak pernah luput memperlihatkan cacat sistemik dari buah pengaturan kehidupan yang diadopsi dari kehidupan ala barat yaitu sekuler-kapitalis.

Solusi yang mereka berikan atas keterpurukan perempuan selaras dengan gerakan pegiat gender yang mendorong keterlibatan perempuan disegala lini kehidupan. Yang mampu melepas kungkungan laki-laki dan mampu bersaing.

Semua mengarah pada pemberdayaan kaum ibu yang terus diopinikan untuk meningkatkan perekonomian. Miris sesungguhnya pemberdayaan ekonomi ibu nyatanya mengeploitasi kaum perempuan. Mereka sengaja menebarkan narasi sesat untuk memikat. Padahal, sejatinya menghancurkan umat islam lantaran membuat umat jauh dari Islam lantaran membuat

Perempuan dianggap hanya sebagai komoditas dan obyek yang sangat memperlihatkan relasi salah kaprah antara laki-laki dan perempuan. Relasi yang salah ini sesunggunya cerminan kehidupan yang berlaku di masyarakat saat ini. Inilah wajah asli sekularisme dan kapitalisme sistem hidup yang diterapkan saat ini.

Sekuler Kapitalis menjanjikan kebebasan perilaku termasuk dalam relasi laki-laki dengan perempuan. Karena laki-laki dianggap lebih kuat dan berkuasa sehingga marak terjadi kekerasan terhadap perempuan. Disisi lain Sekularisme menganggap bahwa hidup didunia saja, yang membuat mereka makin bebas berbuat apalagi adanya konsep HAM dalam pandangan mereka.

Penerapan Sistem Sekuler-Kapitalis hari ini tidak dimungkiri telah membuat para ibu yang turut memikul beban para suami juga harus memikul tanggung jawab besar yang sejatinya menjadi tanggung jawab negara.

Pemberdayaan sebagai ibu generasi tentu butuh sistem pendukung yang dibangun oleh negara dalam semua sistem kehidupan.  Dengan demikian ibu bisa fokus dalam mengemban tugasnya dan tidak dibebani negara atas kewajiban mencari nafkah.

Perempuan merupakan salah satu makhluk yang dimuliakan Allah di dalam islam. Allah menjaga fitrah seorang perempuan dengan memberikannya tugas yang utama untuk menjadi seorang ibu bagi generasi islam dan pengatur di rumah tangganya (Ummu wa Rabbatul bayt). Allah juga memuliakan perempuan dengan menganggapnya sebagai suatu kehormatan untuk dijaga segenap jiwa.

Dalam Islam, Pemberdayaan Ditentukan oleh Ketaqwaan hamba-Nya dan pemenuhan mereka atas perintah-perintah Rabbn-Nya. Bukan dari kekayaan, karir, status sosial atau profesi. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti” (QS. Al-Hujurat:13)

Oleh karena itu, perempuan tidak dinilai berdasarkan apakah mereka bekerja, atau menghasilkan melainkan dari karakter dan pelaksanaan kewajiban-kewajuban yang telah ditetapkan untuk mereka, termasuk tanggungjawab yang besar dan penting sebagai seorang ibu. Selain itu, pandangan islam bertolak belakang dengan kapitalisme karena memandang kebahagiaan dan kesuksesan dalam islam tidak ditentukan oleh perolehan materi melainkan dengan mencari ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Oleh sebab itu, sudah saatnya sistem rusak ini diganti dengan system ideal yang berasal dari Allah Taala, yakni sistem Islam (Khilafah). Sepanjang 13 abad, system ini terbukti telah menempatkan para ibu dan wanita dalam posisi tinggi karena berhasil mencetak generasi peradaban cemerlang yang sejarahnya tertulis dengan tinta emas. Wallahu A’lam Bishawab

Penulis : Fataya Widi

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.