23 April 2024

Dimensi.id-Surga dan neraka adalah nyata ada bagi mereka yang bertaqwa. Mereka terdorong untuk menjalankan semua perintahNya karena berharap mendapatkan surgaNya, dan meninggalkan semua laranganNya, karena takut menjadi penghuni neraka. Jika surga dan neraka mampu dihadirkan dalam pikiran, kita tidak akan menyepelekan perintah-Nya dan pasti akan menjauhi semua larangan-Nya. Amalan maksimal untuk mencari ridho Allah dilakukan karena ingin meraih surgaNya dan takut akan neraka yang menyala-nyala. Jika neraka dan surga tergambar jelas dalam pemahaman seseorang, dia tidak mungkin berani mengambil hukum selain hukum Allah, Pencipta Surga dan Neraka.

Gaes, tahukah gambaran surga seperti apa? Nikmat dunia tidak ada artinya jika dibandingkan surga, ibarat kita memasukkan jari kita ke lautan, saat kita tarik air yang ada pada jari kita itulah gambaran nikmat dunia, sementara air lautan itulah nikmat surga, begitu luar biasa dan itu akan kita rasakan untuk selama-lamanya. Sementara secuil nikmat dunia hanya kita rasakan saat kita hidup di dunia. Akankah kita menukar nikmat surga dengan nikmat dunia yang sementara, semu dan menipu?

Surga yang begitu indahnya dan nikmat yang luar biasa juga digambarkan indah di dalam al-Qur’an. Jika kita mampu menghadirkan surga nyata dalam pikiran kita, tentunya kita akan terus semangat untuk menciptakan jejak-jejak kebaikan sesuai dengan ajaran Islam yang lurus dan mulia sebagai tiket untuk masuk Surga. Buah-buahan yang nikmat yang bisa dipetik langsung dari kebun yang lebat, gelas-gelas yang terisi penuh minuman segar, makanan lezat, serta pasangan hidup sebaya yang menyenangkan sungguh akan kita rasakan di surga. Sungai yang mengalirkan air yang bisa kita langsung meminumnya. Nikmat surga sungguh luar biasa tidak sebanding dengan secuil nikmat yang kita dapat di dunia. Di surga tidak ada perkataan yang sia-sia, tidak pula dusta yang sering membuat sakit hati. Kebahagiaan yang utuh tanpa sedikitpun cacat akan kita rasakan di surga. Semua nikmat surga akan didapat tergantung dari amal perbuatan kita ketika di dunia.

Sementara, nikmat dunia semu dan menipu. Meskipun punya uang yang tidak terbatas, rumah megah dan mobil mewah, namun tidak bisa membeli kebahagiaan di dunia. Walaupun semua kebutuhan terpenuhi, tapi tidak bisa membeli ketenangan hati. Tidak jarang mereka yang kaya raya dan punya jabatan di dunia, hidupnya resah dan gelisah, karena dimusuhi netizen. Bahkan tidak jarang terjadi pertengkaran dalam keluarga sehingga rumah bagaikan neraka meskipun semua ada tersedia. Begitu pula saat kita sakit, semua yang ada baik minuman segar, makanan lezat maupun tempat tinggal yang nyaman kehilangan nikmatnya. Itulah nikmat dunia tidak sempurna dan hanya bisa dirasakan oleh hati yang pandai bersyukur. Nikmat dunia yang semu dan menipu jangan membuat kita terlena hingga melupakan nikmat surga.

Sebaliknya, neraka adalah tempat yang mengerikan, seburuk-buruk tempat kembali diperuntukkan bagi mereka yang ingkar dengan aturan Allah. Tidak ada nikmat, tapi siksa yang sangat berat dan pedih, dan mereka tinggal selama-lamanya, karena perbuatan buruk mereka selama tinggal di dunia. Panasnya neraka tidak ada bandingannya panasnya dunia. Panas extrim yang selama ini mungkin kita rasakan dan membuat kita mengeluh dan merasa tersiksa lebih panas siksa neraka. Bahkan, panasnya api ataupun lahar yang mampu membakar dan menghancurkan apa saja yang dilewatinya tidak mampu mengalahkan panasnya neraka. Siksa dan panas pada batas tertentu akan membuat seseorang tidak tahan dan kematian menghentikan siksa di dunia. Namun, di neraka siksa diberikan untuk selama-lamanya tanpa ada batas waktu karena mereka tidak akan mati, tapi terus merasakan siksa yang luar biasa. Meskipun mereka tidak tahan dan menyesal, penyesalan penghuni neraka itu sia-sia. Mereka berteriak dan mohon ampun agar bisa dikembalikan ke dunia untuk memperbaiki semua kesalahan yang selama ini mereka lakukan. Penyesalan yang sia-sia, karena permintaannya tidak akan pernah terkabul dan taubatnya sudah tertutup saat kematian datang menjemput. Itulah balasan bagi mereka yang selama hidupnya tidak pernah berharap surgaNya dan tidak takut dengan neraka, bahkan berani menjadikan candaan. Mereka mendustakan ajaran yang lurus dan benar dari Tuhan pencipta langit dan bumi. Mereka bangga dengan dosa-dosa, bahkan berani memusuhi agama Allah.

Gambaran neraka juga dijelaskan dalam al-Qur’an secara nyata. Tidak ada minuman yang menghilangkan rasa haus, tapi hanya air mendidih dan nanah. Dan tidak pula kita merasakan nikmatnya makanan yang membuat perut kita kenyang. Kita hanya mendengarkan jeritan mereka yang merasakan siksa yang tiada batas. Mereka tinggal selama-lama, tidak ada nikmat tapi hanya siksa yang terus ditambah. Pedih, perih, dan ngeri suasana neraka yang harus mampu kita hadirkan dalam pikiran kita agar bisa mencegah kita dari kemaksiatan dan perbuatan sia-sia.

Surga dan neraka itu nyata dan harus tergambar jelas dalam pikiran kita agar kita bisa menjadi hambaNya yang bertaqwa, sebenar-benar taqwa. Dunia adalah ujian, jangan dijadikan tujuan. Dunia yang sementara jangan dikejar mati-matian. Dunia yang hanya bisa memberikan secuil nikmat yang semu dan menipu jangan sampai melupakan kampung akhirat. Jangan pula mengeluh dan berkeluh kesah karena masalah yang mungkin kita rasakan karena kepedihan dan kesedihan ada batasnya di dunia. Kalau kita mau jujur dan mau bersyukur nikmat yang diberikan Allah lebih banyak daripada kepedihan dan penderitaan yang kita alami di dunia. Bersyukurlah agar nikmat terus ditambah bukan siksa yang pedih. Hadirkan gambaran surga dan neraka sehingga kita akan terus bersemangat untuk menjalani hidup ini sesuai dengan aturanNya, Islam secara kaffah agar bisa menggapai ridho-Nya (ME)

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.