23 April 2024
Derasnya arus digitalisasi mengancam para pemuda, sumber: pixabay
53 / 100

Dimensi.id-Banyaknya kasus-kasus kriminalisasi menambah daftar panjang kenakalan kenakalan remaja yang ekstrem. Tidak sedikit dari mereka yang dengan berani mengambil tindakan menghilangkan nyawa, gangster, sampai obat-obatan terlarang.

Kondisi remaja saat ini seakan berada di ujung tanduk. Kasus-kasus kekerasan lain yang melibatkan remaja dalam lingkup sekolah dan Ponpes juga semakin memperparah kondisi yang sudah rusak. Dan solusi-solusi yang ditawarkan juga tidak sepenuhnya mampu menyelesaikan.

Seperti baru-baru ini dua remaja di Makassar mereka menculik dan membunuh anak yang masih berusia 10 tahun, dan sebab pembunuhan itu karena ini menjual ginjal. Dua remaja tersebut masih berstatus pelajar, dan karena pengaruh konten yang negatif di internet, mereka akhirnya meniru. Karena tergiur ruang ratusan juta manakala berhasil menjual ginjal. Dan banyak kasus-kasus kriminal lainnya yang melibatkan remaja.

Inilah potret Pemuda Remaja saat ini. Pemuda yang seharusnya sedang semangatnya mengejar cita-cita malah dirusak oleh sistem yang memang rusak. Bagaimana tidak, pengaruh digitalisasi yang juga sangat luar biasa turut mendominasi efek buruk perilaku remaja atau Pemuda.

Baca juga: Menghalalkan Segala Cara untuk Meraih Keuntungan

Apapun bisa diakses hanya dengan mengandalkan smartphone dan kuota juga wi-fi. Hal-hal yang positif sehingga negatif sangat mudah didapatkan. Dari pengaruh digitalisasi pula membuat pemuda yang notabene besar dalam sistem sekularisme liberal, menjadi Kian jauh dari ketaatan kepada Tuhannya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Digitalisasi Merusak mental para pemuda. Karena besarnya pengaruh konten-konten yang negatif, sehingga kriminalitas yang melibatkan Pemuda pun tak terhindarkan. Karena dalam sistem sekuler liberal apapun boleh dilakukan demi kesenangan saja.

Pemuda adalah Agents of Change di dalam Pemuda saat inilah masa depan bangsa dipertaruhkan. Tapi bila Pemuda saat ini malah menjadi korban digital, maka harapan masa depan menjadi lebih baik bisa putus.

Pemuda sebagai generasi penerus haruslah bijak mengelola sikap. Pemuda yang tangguh tidak akan rela usia dan waktunya habis untuk hal-hal yang sia-sia. Sistem pemerintahan dalam negara juga turut berperan penting selain keluarga dan lingkungan sekitarnya. Karena perisai terakhir ada pada negara.

Bila negara tersebut abai apalagi menjalankan sistem yang kufur, maka pemuda yang dibentuk akan jauh dari syariat. Sebaliknya apabila negara menaruh perhatian besar pada pemuda, melalui sistem pendidikan maka akan terwujudlah pemuda-pemuda tangguh yang berkepribadian Islam. Yang menjadikan Islam dan syariat Islam sebagai pedoman hidup yang kokoh dan dampaknya, para pemuda akan memberikan kontribusi terbaiknya pada negara.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”

Wallahualam [AW]

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.