28 Maret 2024
Demokrasi
73 / 100

Dimensi.id-Banyak orang menganggap bahwa kerusakan ditengah umat karena salah urus dan kurang dewasa dalam berdemokrasi. Padahal, kalau kita mampu berfikir cemerlang masalahnya ada pada sistem demokrasi itu sendiri, bukan pada kegagalan berdemokrasi. Pergantian rezim tidak membawa perubahan ke arah yang lebih baik, artinya ada yang salah pada sistemnya, bukan hanya pada rezimnya.

Gerakan reformasi memang terbukti mampu mengganti rezim, tapi perubahan seperti yang diharapkan tidak bisa terwujud, kerena kita masih menerapkan sistem kapitalis demokrasi Kenapa demokrasi sistem buruk dan layak untuk diganti dengan yang lebih baik?

Pertama

Demokrasi terbukti telah memecah belah umat, padahal persatuan dalam Islam adalah sesuatu yang sangat penting. Mereka yang ikut dalam arus perebutan kekuasaan berhadap-hadapan sebagai musuh meskipun pemilu sudah usai. Perpecahan umat terjadi karena perebutan kekuasaan para elit dengan menciptakan kelompok pendukung yang saling menghujat dan menyalahkan.

Pertarungan perebutan kekuasaan telah membentuk masa pendukung yang saling bermusuhan, dan menyalahkan dengan sebutan kadrun dan cebong. Demokrasi menciptakan para pendukung fanatik buta tanpa bisa melihat fakta dan berfikir objektif dalam menilai kebenaran. Pendukung akar rumput saling bermusuhan dan menghujat satu sama lain, padahal para elit yang didukung bergandengan tangan untuk bisa menikmati kue kekuasaan.

Tidakkah kita mau berfikir untuk apa menghabiskan energi, sementara para elit sudah tidak perduli dengan nasib rakyat. Mereka sibuk untuk meniknati kue kekuasaan, sementara rakyat dibiarkan hidup sengsara dengan berbagai kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat.

Kedua

dalam demokrasi, apa yang diperjuangkan tidak jelas karena idealisme ditinggalkan demi kekuasaan. Tidak ada teman sejati dalam demokrasi yang ada kepentingan abadi. Mengorbankan keyakinan bahkan harga diri selama masih bisa menikmati kue kekuasaan.

Elit politik tidak bisa diharapkan mau memperjuangkan kepentingan rakyat karena mereka sibuk berbagi kue kekuasaan. Keberpihakan pada rakyat tidak lagi nampak saat kekuasaan dalam genggaman dan saat pemilu sudah berlalu.

Kebijakan tidak lagi pro rakyat, bahkan ujung-ujungnya menyengsarakan rakyat. Rakyat ditipu dengan janji-janji manis saat menjelang pemilu yang ternyata hanya pencitraan untuk menarik simpati dan mendulang suara rakyat untuk kemenangan kekuasaan.

Ketiga

Demokrasi terbukti menghasilkan kebijakan yang tidak pro-rakyat, bahkan menyengsarakan mereka. Silih bergantinya rezim tidak membawa perubahan berarti selama sistem demokrasi masih diterapkan dalam kehidupan. Kebijakan yang tidak pro rakyat adalah bukti nyata bahwa demokrasi bukan sistem yang baik. Rakyat hidup sengsara, karena harus memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri disamping harus membayar pajak yang terus membumbung tinggi.

Sementara, korupsi terus meraja lela, menghabiskan uang rakyat, tapi tidak mau mengurusi urusan rakyat. Aset negara satu persatu dikuasai asing dengan dalih investasi. Sementara, keadilan hanyalah mimpi karena pengadilan dan penegak hukum dalam kendali penguasa. Sebuah fakta dan nyata terjadi kerusakan generasi karena negara sudah tidak perduli. Tuduhan radikal, intoleran dan pemecah belah umat sering tidak terbukti karena dorong islamophobia.

Moderasi gencar diajarkan sehingga membentuk generasi dengan pemikiran sekuler. Sementara mereka yang militan dan berislam kaffah dicurigai dan diawasi. Padahal kita butuh generasi yang beriman dan bertaqwa untuk memimpin negeri ini dengan Islam. Tapi, itu semua tidak mungkin terwujud dalam sistem demokrasi yang rusak.

Keempat

Demokrasi menghasilkan peraturan yang bersumber dari nafsu manusia dengan meninggalkan hukum Syara’ yang berasal dari Sang Pencipta. Hukum yang menguntungkan segelintir orang yang mengatasnamakan rakyat, faktanya hanya menguntungkan penguasa dan para oligarki.

Hukum buatan manusia sungguh tidak adil karena hanya menguntungkan mereka yang berkuasa. Hukum juga bisa dimainkan bahkan bisa dirubah sesuai pesanan, sehingga kedzoliman penguasa sangatlah nyata, tapi rakyat tidak bisa berbuat apa-apa kerana sang pembuat hukum adalah mereka yang punya kekuasaan.

Kelima

Kebenaran dalam demokrasi diambil oleh suara terbanyak, sehingga kebenaran dalam demokrasi bersifat absurd, tidak jelas dan bisa berubah-berubah sesuai dengan keinginan mayoritas. Sehingga, sangat mungkin sesuatu yang haram bisa saja dilegalkan jika suara mayoritas menginginkannya.

Padahal, kebanyakan tidak selalu benar. Sesuatu yang bertentangan dengan syariatNya adalah sumber kerusakan dan menjadi alasan datangnya adzab. Seperti apa yang terjadi pada kaum Luth yang dibinasakan oleh Allah karena penyimpangan yang terjadi pada mereka oleh kebanyakan orang saat itu.

Sebaliknya, jika kehidupan Islami bisa terwujud, penduduk suatu negeri yang beriman dan bertaqwa, menjadi jalan terbukanya pintu berkah dari langit dan bumi. Tidakkah kita menginginkan kehidupan yang berkah, indah dan mudah. Jalan satu-satunya adalah mencampakkan demokrasi dan menggantinya dengan sistem khilafah, sistem pemerintahan terbaik dari al-Khalik Yang Maha sempurna.

Keenam

Sistem pemerintahan terbaik adalah yang berasal dari Yang Maha Sempurna, bukan hasil pemikiran manusia yang terbatas. Jadi demokrasi bukanlah sistem pemerintahan terbaik dan memang terbukti kerusakan dan penyimpangan terjadi dinana-mana ketika sistem ini diterapkan dalam kehidupan.

Gaya hidup mewah juga tumbuh subur dalam sistem buatan manusia, hingga yang kaya semakin kaya dan miskin bertambah miskin. Nafsu dan kesombongan manusia membuat mereka tidak mau diatur dengan aturan terbaik dari al-Khalik.

Hukum kesepakatan segelintir orang yang memgatasnamakan rakyat dibuat bukan untuk rakyat tapi agar bisa mempertahankan kekuasaan dengan memelihara oligarki dan ujung-ujungnya menyengsarakan rakyat. Sistem terbaik bukan dari manusia yamg serba memiliki keterbatasan, namun sistem terbaik harus berasal dari Yang Maha Sempurna, Pencipta manusia, alam semesta dan hidup.

Sungguh, sistem khilafah adalah sistem terbaik karena menjamin diterapkannya Islam secara kaffah untuk memperbaiki kehiduoan jahiliyah yang rusak menuju kehidupan Islami yang beradab.

Apakah kita masih mengganggap demokrasi sistem terbaik yang layak untuk dipertahankan. Tentunya kalau kita mampu berfikir jernih dan cemerlang kita tidak akan mau diatur dalam sistem demokrasi, sistem yang hanya menguntungkan segelintir orang, pembuat hukum yang mengatasnamakan rakyat.

Dibalik tiga unsur alam semesta, manusia dan hidup, pasti ada Al-Khalik yamg telah menciptakan semuanya. Dan hanya Allah SWT yang bisa membuat aturan terbaik dan sempurna dan jika diterapkan secara kaffah akan membawa kebaikan pada semua orang, bukan aturan buatan manusia. Marilah kembali kepada sistem Islam secara kaffah agar perubahan hakiki ke arah yang lebih baik bisa terwujud dengan penerapan Islam secara kaffah dalam sistem khilafah. [Dms]

Penulis : Mochamad Efendi

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.