18 April 2024
kebohongan
75 / 100

Dimensi.id-Berani berkata jujur dari hati yang terdalam sangatlah mahal dalam sistem yang menjunjung tinggi pencitraan. Tampak baik dipermukaan, tapi menyimpan keburukan. Berani berbohong dan mengobral janji manis, serta melakukan tipu daya agar mendapat dukungan dari rakyat.

Ketika Halal Haram Tidak Menjadi Standar Perbuatan

Halal dan haram bukan standar perbuatan, tapi lebih mengedepankan citra untuk mendapatkan pengakuan manusia. Wajah lugu, merakyat, dan penuh welas asih, tapi ternyata tega dengan rakyat dengan menghasilkan kebijakan yang menyengsarakan rakyat, tapi menguntungkan oligarki.

Kebohongan pun dilakukan berulang ulang untuk menutupi kekurangan. Membangun citra positif dilakukan dengan segala cara agar terkesan baik dihadapan manusia. Bahkan buzzerpun dipelihara untuk membangun citra agar kekuasaan tetap dalam genggaman.

Negeri dalam darurat kebohongan sehingga sulit untuk membedakan antara yang benar dan salah. Semua dibalut dengan kebohongan dan tidak punya keberanian untuk menyampaikan kejujuran. Benar apa yang disampaikan Habib Muhammad Rizieq Shihab yang menyatakan soal kondisi negara yang dipenuhi dengan darurat kebohongan dan darurat kezaliman.

Keberanian untuk menyatakan kejujuran sungguh mahal. Bibit-bibit kejujuran sulit tumbuh dalam sistem yang mengagungkan pencitraan. Idealisme ditinggalkan dan diganti dengan pragmatisme yang dianggap menguntungkan untuk meraih nikmat dunia. Kejujuran ditekan dan bahkan diancam dengan hukuman pidana agar rakyat bungkam dan tidak berani menyampaikan apa yang dianggap benar.

Fakta ditutup rapat karena dianggap bisa menggoyang kekuasaan. Bahkan para buzzer dibayar mahal hanya untuk menebar kebohongan agar citra baik yang semu dan menipu tetap terjaga. Negara semakin rapuh karena uang rakyat digunakan tidak untuk kebaikan, tapi lebih untuk membangun citra positif meskipun dengan menebar kebohongan.

Kebohongan Terus Diproduksi

Akankah kebohongan terus diproduksi untuk menutupi kebohongan lain yang dihasilkan agar citra baik bisa terus terjaga dan kekuasaan bisa terus dalam genggaman. Namun, kebohongan tidak bisa terus menerus dipertahankan, karena kejujuran pada waktunya akan muncul dan tidak bisa dielakkan akan terkuak kebusukan yang selama ini tersimpan rapat.

Belajar dari kasus Sambo, pada akhirnya nampak kebusukannya. Bisnis haram yang melanggar aturan Allah ditampakkan dan kejahatan pada akhirnya menampakkan wajah aslinya. Rakyat sudah muak dengan janji janji manis dan pencitraan yang dibangun hanya untuk menutupi kebohongan satu dan yang lainnya. Sampai pada akhirnya kebusukan pasti akan tercium juga, dan berakhir dengan kehinaan karena sudah bermaksiat dengan aturan Allah.

Sudah terbukti keluasaan yang berpijak pada kebohongan sangatlah rapuh dan pada akhirnya berakhir dengan kehinaan. Sungguh mudah bagi Allah untuk mencabut kekuasaan dari orang-orang yang Dia kehendaki. Fir’aun dengan kekuasaan yang luar biasa pada akhirnya juga hancur dengan kehinaan, begitu pula raja Namrud yang sangat berkuasa di akhir hidupnya dihinakan oleh Allah SWT. Harusnya para penguasa saat ini belajar dari yang sebelumnya, agar namanya bisa tertulis dengan tinta emas dalam sejarah seperti para pemimpin dalam sistem Islam dan agar bisa kembali pada sebaik-baik tempat kembali setelah mati, surga-Nya.

Baca Juga : Demokrasi Vs Islam Dalam Mengatasi Korupsi

Dalam sistem kapitalisme demokrasi, pencitraan dianggap keharusan karena tujuannya hanya nikmat dunia dan kekuasaan. Sebaliknya, dalam Islam tujuan berpolitik adalah untuk mengurusi urusan rakyat dan untuk mencari ridho Allah. Dunia bukan tujuan, tapi ujian untuk mempersiapkan kehidupan abadi di akhirat nanti. Kepemimpinan amanah sering kita dengar dalam sejarah, namun tidak dalam demokrasi yang semua penuh tipu daya untuk meraih kekuasaan. Segala carapun ditempuh hanya untuk mempertahankan kekuasaan agar terus dalam genggaman.

Pemimpin yang memproduksi banyak kebohongan dan janji-janji manis banyak ditemukan dalam sistem demokrasi. Mereka tidak berani berkata jujur dan menperjuangkan kebenaran selama itu dianggap tidak menguntungkan. Politik dianggap kotor karena hanya untuk kekuasaan. Mereka yang jujur untuk membela kebenaran harus berhadap-hadapan dengan kekuasaan dengan berbagai framiming negatif, ancaman bahkan ditangkap tanpa harus melalui proses peradilan yang adil.

Sebaliknya, mereka yang banyak menghasilkan kebohongan dapat jabatan dan bisa menikmati kue kekuasaan. Sungguh, negeri darurat kebohongan karena yang berbohong mendapatkan keuntungan dunia, tapi yang jujur dilibas habis sampai yang tertinggal para pembohong yang membawa kerusakan di muka bumi ini. Seperti yang terjadi penggugat ijazah presiden Jokowi meskipun belum dibuktikan dalam proses pengadilan. Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap penggugat ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bambang Tri Mulyono, pada Kamis (13/10/2022). (KOMPAS.com)

Kembali Kepada Sistem Islam

Saatnya kembali pada sistem Islam yang akan mendorong semua orang untuk berkata jujur, karena dalam Islam kita meyakini bahwa Allah Maha Tahu atas segala sesuatu baik apa yang kita tampakkan maupun yang kita sembunyikan. Penduduk yang beriman dan bertaqwa hanya takut kepada Allah SWT, sehingga mereka takut untuk berbohong. Rakyat berani mengoreksi pemimpinnya dengan menyampaikan kebeneran dan fakta, begitu pula penguasa mengapresiasinya dan senang rakyatnya berani mengoreksi kebijakan penguasa yang salah. Bukan hanya di mulut saja tapi semua sudah tercatat dalam sejarah.

Keberanian datang dari orang-orang yang masih menjaga idealismenya, bukan mereka yang suka berfikir pragmatis. Kaberanian membela kebenaran bukan ditentukan tingginya strata pendidikan maupun jabatan seseorang, tapi lebih pada kayakian kuat bersumber dari agama yang lurus dan mulia.

Hanya orang yang memiliki ketaqwaan yang sebenar ketaqwaan akan memiliki keberanian memperjuangkan kebenaran hakiki. Ancaman tidak akan mampu menghentikannya untuk menyuarakan kebenaran dan berkata tidak pada kedzaliman yang dilakukan penguasa. Hanya sistem Islam yang mendorong keberanian untuk menyampaikan kebenaran dan mampu menciptakan sosok pemimpin pemberani, jujur dan membela rakyatnya. Saatnya mencampakkan sistem buruk yang menjadi sumber segala masalah, dan kembali pada sistem Islam yang akan menjadi solusi semua masalah. [Dms]

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.