28 Maret 2024
Gempa Cianjur
64 / 100

Dimensi.id-Sigapnya dunia media sosial memberitakan setiap perkembangan dunia, pun saat Cianjur hancur karena gempa berkekuatan magnitudo 5,6. Gempa yang terjadi hanya sekitar 2-3 detik telah meluluhlantakan bangunan toko, gedung dan rumah. Kepala BNPB Suharyanto mengatakan sebanyak 151 orang hilang dan masih dicari.

Sebagian dari korban yang hilang itu, menurut Suharyanto, bisa jadi ada diantara korban tewas yang belum teridentifikasi. BNPB mencatat korban meninggal dunia sebanyak 268 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 122 jenazah sudah teridentifikasi. Sementara itu korban luka hingga sore ini sebanyak 1.083 orang. Sedangkan korban yang mengungsi sebanyak 58.362 orang.

Sempat terjadi gempa susulan namun dipastikan tidak berbahaya. Namun ada hal yang ironi. Sebuah video beredar yang memperlihatkan Roberth Rouw, Wakil Ketua Komisi V DPR yang menertawakan gempa yang terjadi berikut aksi Kepala BMKG Dwikorarita Karnawati yang spontan berlindung di bawah meja karena getaran gempa terasa di ruang rapat (detiknews.com, 21/11/2022).

Memang kesannya hanya bercanda, dan kebetulan juga letak gedung tidak tepat diatas titik epicentrum (titik dimana gempa bermula sehingga hanya terasa getaran dan tidak ada temboknya yang ambruk. Namun mengapa tanggapannya justru tertawa?

Bahkan menambahi guyonannya dengan mengatakan,” BMKG yang membuat gempa. Jika tak ada simpati setidaknya jangan tertawa atau mentertawai peristiwa yang bisa dikatakan luarbiasa. Terlebih jika melihat pemandangan para korban tak beraturan di halaman sebuah rumah sakit saking banyaknya yang terluka. Sebagai orang beriman tentunya kita menyikapi ini bukan sekadar bencana juga bukan azab, melainkan ujian dan peringatan agar manusia kembali ke jalan yang benar.

Hal ini melihat kembali bagaimana buruknya tatakelola perumahan dan kota di negeri ini. Menurut Indeks Risiko Bencana Indonesia, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah paling berbahaya di Indonesia, yang sering mengalami banjir, tanah longsor dan kekeringan serta gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi. Salah satu penyebab gempa adalah adanya pergerakan Sesar Cimandiri.

Sesar adalah sebutan untuk suatu patahan atau retak pada batuan, sedangkan Sesar Cimandiri adalah sesar aktif bergerak yang memiliki ukuran sepanjang 100 kilometer dan terletak di daerah Cianjur.

Melihat potensinya sangat tinggi untuk terjadi lagi gempa, semestinya bentuk rumah dan pengaturan letak perkotaan tak boleh sembarangan karena gak ini bagian dari mitigasi bencana yang harus dikerjakan oleh negara sebagai pengurus rakyat. Keamanan harus terdepan meskipun bencana tidak ada yang tahu. Namun manusia diberi ranah ikhtiar untuk menghindari kerugian lebih besar baik materi maupun imateri.

Pasca gempa juga harus dipikirkan penanganan terapi dan motivasi, dengan kegiatan yang makin mendekatkan keimanan setiap orang kepada Allah SWT Sang Khalik dan Muddabir. Mengedukasi juga dengan tauziyah-tauziyah yang menenangkan bahwa Qada dan Qadar harus disikapi dengan keimanan dan kepasrahan. Secara teknis, maka negara wajib melakukan siaga bencana.

Sayangnya, dengan sistem yang diadopsi negara pada hari ini, yaitu kapitalisme, negara tak akan mampu menjamin membiayai operasional negara. Peran negara dibatasi layaknya penjual dengan pembeli.

Bangunan infrastruktur yang menelan biaya banyak, sama sekali tidak menyentuh kesejahteraan rakyat, ujung-ujungnya untuk dijual atau dilelang padahal pembiayaannya sudah menghabiskan uang rakyat yang dibayarkan melalui pajak. APBN negara Indonesia profil pendapatan terbesarnya adalah pajak dan utang beriba. Maka darimana akan tercipta keadilan, atau setidaknya penataan terbaik bagi perumahan rakyat?

Indonesia kaya dengan hasil tambang, energi dan hutan, tambang, sungai dan lautannya. Jika dikelola dengan sistem Islam pasti akan menimbukan kesejahteraan yang tiada batas. Hasil penjualan produk yang telah diolah dan dijual ke luar negeri dengan catatan kebutuhan negeri telah terpenuhi maka, akan dikembalikan kepada rakyat berupa pembiayaan kebutuhan publik seperti sekolah, rumah sakit, masjid ,jalan, jembatan dan lain sebagainya.

Maka, ketika bencana ini telah menimpa kita, tentulah kita hadapi dengan keimanan yang tinggi. Sebab banyak ayat Alquran yang menjelaskan tentang gempa ini diantaranya, artinya: “Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)”. (QS Al-An’am:65)

Kita diminta bermuhasabah dan mempersiapkan bekal sebaik-baik bekal untuk kampung akhirat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, “Kewajiban ketika terjadi gempa bumi dan lainnya semisal gerhana, angin kuat, banjir, yaitu menyegerakan taubat, merendahkan diri kepada-Nya, meminta afiyah/keselamatan, memperbanyak dzikir dan ISTIHGFAR” (Majmu’ Fatawa 150/152-9). Inilah sesungguhnya peringatan Allah karena menghendaki kita kembali, gunakan syariat sebagai landasan hidup. Gunakan syariat, cabut kapitalisme. Wallahu a’lam bish showab. [Dms] .

 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.