28 Maret 2024
Kebiasaan Terpuji Sahabat Nabi

Kebiasaan Terpuji Sahabat Nabi

72 / 100
  1. Kebiasaan Terpuji Abu Bakar As-Shiddiq

Melansir dari eramuslim.com Abu Bakar As-Shiddiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan kejujurannya dan keberaniannya dalam mempertahankan Islam. Beliau juga dikenal sebagai salah satu sahabat yang sangat dermawan dan gemar memberikan bantuan kepada sesama.

Salah satu kisah tentang kebiasaan terpuji Abu Bakar As-Shiddiq dalam membelanjakan hartanya adalah ketika beliau membeli seorang budak bernama Bilal. Bilal dahulu adalah seorang budak yang ditindas dan disiksa oleh majikannya karena ia memeluk agama Islam.

Abu Bakar As-Shiddiq menawar majikannya untuk membeli Bilal, namun majikannya menawar harga yang sangat mahal, bahkan lebih dari harga pasar. Abu Bakar kemudian membeli Bilal dengan harga yang diminta oleh majikannya tersebut.

Setelah membeli Bilal, Abu Bakar langsung membebaskan Bilal dan memberinya kebebasan. Selain itu, Abu Bakar juga memberikan uang sejumlah 40 ribu dirham kepada Bilal agar ia dapat memulai kehidupan barunya dengan lebih baik.

Kisah ini menunjukkan kebiasaan terpuji Abu Bakar As-Shiddiq dalam membelanjakan hartanya untuk membantu sesama yang membutuhkan, serta menghargai hak-hak asasi manusia seperti hak atas kebebasan dan martabat yang sama.

  1. Kebiasaan Terpuji Umar Bin Khattab a.s

Mengutip dari almanhaj.or.id Umar bin Khattab adalah salah satu khalifah Islam yang dikenal dengan kebijaksanaannya dalam memerintah dan menjalankan negara Islam. Salah satu kebiasaan terpuji yang dimiliki oleh Umar bin Khattab adalah hati-hati dalam menggunakan fasilitas negara.

Umar bin Khattab selalu mengingatkan para pejabat dan pelayan publik untuk memperlakukan fasilitas negara dengan baik dan tidak membuang-buangnya. Ia juga meminta agar para pejabat tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Selain itu, Umar bin Khattab juga memastikan bahwa pengeluaran negara dilakukan dengan transparan dan efisien. Ia menekankan pentingnya pengawasan terhadap penggunaan anggaran negara agar tidak ada pemborosan atau korupsi yang terjadi.

Kebiasaan terpuji Umar bin Khattab dalam memakai fasilitas negara menunjukkan sikap bertanggung jawab dan amanah dalam menjalankan pemerintahan. Hal ini juga menjadi teladan bagi para pemimpin di masa kini untuk menggunakan fasilitas negara dengan bijak dan bertanggung jawab.

Baca Juga : May Day: Perang Urat Syaraf, Benarkah Sejahtera Naik Taraf?

  1. Kebiasaan Terpuji Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan kebaikan dan ketekunannya dalam beribadah serta ketaatannya dalam memegang amanah. Salah satu kebiasaan terpuji yang dimiliki oleh Utsman bin Affan adalah sifat pemalu (islampos.com). Utsman bin Affan sangat pemalu dalam berbicara atau bertindak di depan umum. Ia selalu memilih kata-kata yang sopan dan tidak kasar dalam berbicara, serta selalu menjaga etika dan adab dalam pergaulan.

Sifat pemalu Utsman bin Affan ini juga terlihat ketika ia menjadi khalifah setelah wafatnya Umar bin Khattab. Meskipun Utsman bin Affan menjadi pemimpin umat Islam, ia tetap rendah hati dan tidak sombong dalam bersikap. Ia selalu meminta saran dan masukan dari para sahabat serta menjalankan tugasnya sebagai khalifah dengan penuh kehati-hatian.

Kebiasaan terpuji Utsman bin Affan dalam bersikap pemalu ini menunjukkan sifat rendah hati dan kelembutan dalam pergaulan, serta menjaga adab dan sopan santun dalam berbicara dan bertindak. Hal ini menjadi teladan bagi umat Islam untuk selalu menjaga etika dan adab dalam pergaulan sehari-hari.

 

  1. Kebiasaan Terpuji Ali Bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya dalam berpikir dan bertindak. Salah satu kebiasaan terpuji yang dimiliki oleh Ali bin Abi Thalib adalah sifat cerdasnya.

Ali bin Abi Thalib sangat cerdas dalam berpikir dan mampu membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit. Ia juga sangat pandai dalam berbicara dan mempengaruhi orang lain dengan argumen yang logis dan jelas. Kecerdasan Ali bin Abi Thalib ini terlihat ketika ia menjadi khalifah setelah wafatnya Uthman bin Affan. Ia mampu menjalankan tugasnya sebagai pemimpin umat Islam dengan baik dan berhasil menyelesaikan konflik yang terjadi pada masa itu.

Selain itu, Ali bin Abi Thalib juga sangat rajin dalam mencari ilmu dan berdiskusi dengan para ulama untuk memperdalam pengetahuannya. Ia juga sangat terbuka terhadap kritik dan masukan dari orang lain untuk meningkatkan kualitas dirinya sebagai pemimpin dan sebagai seorang muslim yang baik.

Kebiasaan terpuji Ali bin Abi Thalib dalam cerdasnya dalam berpikir dan bertindak ini menjadi teladan bagi umat Islam untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas diri dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya, serta menggunakan kecerdasan yang dimiliki untuk kebaikan umat dan mencari solusi terbaik dalam setiap masalah (republika.co.id).

Baca Juga : Tips Tentang Cara Membuat Artikel yang Persuasif: Panduan Lengkap untuk Meningkatkan Daya Pikat Konten

  1. Kebiasaan Terpuji Bilal bin Rabah

Berikut Hadis yang menjelaskan tentang suara sendal Bilal bin Rabah yang terdengar di surga karena kebiasaannya adalah sebagai berikut:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ فِي أُمَّتِي أَنْفَاسًا أَتَتْ مِنْ قَبْرِ بِلَالٍ، فَإِنَّهُ لَيْسَ يُؤَذِّنُ مِنْ مِنْبَرٍ إِلَّا وَسَمِعَهَا” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya (645) dan Muslim dalam Shahih-nya (288)).

Artinya: Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Di antara umatku terdapat napas yang berasal dari kuburan Bilal. Setiap kali muadzin mengumandangkan adzan dari atas mimbar, Bilal selalu mendengarkannya.'”

Hadis ini menunjukkan betapa mulianya kebiasaan terpuji yang dimiliki oleh Bilal bin Rabah dalam melantunkan adzan. Suara sendalnya yang terdengar merdu dan indah dalam setiap kali ia melantunkan adzan menjadi sebuah keistimewaan dan kehormatan bagi Bilal bin Rabah di sisi Allah SWT.

Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap amal kebaikan yang kita lakukan dengan niat yang tulus dan ikhlas akan menjadi sebuah kehormatan dan keistimewaan di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, mari kita selalu berusaha melakukan kebaikan dan memperbanyak amal shalih, dengan harapan agar kita dapat diterima amal kebaikan tersebut oleh Allah SWT dan mendapatkan tempat yang baik di surga-Nya.

Penulis : Anggi Rahmi, S.E

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.